Senin, 28 Maret 2016

Untuk Cinta Pertamanya Bunt ku :)

Selamat Siang. Perkenalkan aku adalah kekasih dari seorang lelaki yang aku tahu sangat-sangat mencintaimu. Meskipun sampai dengan saat ini aku belum berani bertatap muka secara langsung denganmu, tapi jujur saja rasanya aku merasa telah sedikit banyak mengenalmu. Bagaimana tidak? Kekasihku itu, ia tak pernah alpa untuk selalu menyertakan cerita tentangmu setiap kali kami bertemu. Ia ceritakan padaku, betapa cantiknya dirimu, betapa pintarnya dirimu, betapa enaknya masakanmu, atau tentang betapa ia ingin membahagiakanmu. Cemburu? Tidak. Bukannya cemburu, aku malah merasakan keinginan yang sangat kuat untuk benar-benar mengenalmu. Aku semakin ingin belajar darimu mengenai hal-hal yang membuatnya begitu tergila-gila padamu. Begitu istimewanya dirimu, sampai setelah sekian banyak perempuan sebelum aku cintanya masih tetap begitu penuh untukmu; cinta pertama kekasihku. Sebaliknya, aku pun tahu bahwa kamu begitu mencintainya. Ya aku juga. Tapi cinta yang kugadang-gadang itu belum ada apa-apanya dibandingkan perasaanmu. Perasaanku masih perlu banyak diuji, sementara perasaanmu sungguh layak aku puji. Tapi bagaimanapun niatku menulis surat ini bukan untuk mengadu denganmu soal siapa yang lebih dicintai olehnya. Bukan pula untuk mencari tahu perihal siapa yang paling tulus mencintainya. Aku tak mau membuang-buang waktu, karena kitatentu sama-sama tahu bahwa pemenang dari kedua hal itu jelas bukan aku. Aku menulis surat ini hanya untuk menyampaikan banyak terimakasih padamu. Untuk setiap pelukan yang melapangkan hatinya ketika beban menghimpitnya tanpa ampun. Aku rasa itulah yang mengajarkannya cara memelukku dengan tepat ketika hatiku tengah sesak hingga rasanya hampir retak. Terimakasih untuk setiap ciuman hangat yang tentu membuatnya merasa bahwa didunia ini ia begitu dicintai. Aku yakin, itulah yang membuatnya begitu paham bagaimana cara mencintaiku dengan benar; tak berlebihan juga membuatku tak merasa kurang. Terimakasih untuk setiap jerih dan payah yang tak pernah kau perhitungkan demi senyumnya. Itulah yang membuatnya tersenyum dengan begitu manis dan membuatku berkali-kali jatuh cinta. Dan terimakasih, karena telah melahirkannya (semoga) untukku.

1 komentar: