Kamis, 10 Maret 2016

Jika Besok....

Sebenarnya, diriku sedang cemas gelisah memikirkan esok, kita kan jadi seperti apa. Sebab ada banyak sekali kemungkinan dari ketidakmungkinan yang ada, dan ada satu hal yang selalu mengganjal dalam dadaku, yang sampai sekarang belum mampu kutanyakan padamuIalah jawaban atas sebuah ungkapan rasa ini. “Apakah engkau mencintaiku dan bersedia bersama”?Setiap pagi, siang dan malam, aku selalu memangkas rindu yang ada, yang tumbuh liar bak ilalang, semakin ku pangkas semakin mereka meranggas. Sampai rasa lelah memberitahuku untuk berhenti dan membiarkan mereka bertubuh dengan lebat, sebab apa yang bisa kuperbuat ketika kau tak ada dan membiarkan memar didada. Kau dan aku pun tau kapan kita pertama berkenalan, dan saat-saat itu waktu melulantahkan aku dan kamu dalam defenisi kita, sebab Ia bukanlah penyabar, melainkan penghitung dan penagih tanpa belas kasih. Jika esok hari bukan aku lagi yang kau khawatirkan, kau boleh mengetahui aku yang terlampau sering mengemis pada jarum jam supaya waktu cepat berjalan dan kita bisa saling teleponan dan jamuan. Jika esok hari bukan aku lagi yang selalu mengabarimu sekedar mengingatkan kamu supaya jangan terlambat makan, dan jangan lupa bahagia lalu kau girang oleh ungkapan itu tanpa aba-aba, kuharap itu bukan menjadi alasan kau melupakan tiap detil kenangan kita yang sebentar lagi kau makamkan. Jika esok hari ada lengan wanita lain yang bukan milikku memelukmu erat disaat gigilnya malam lebih tajam dari sindiran remaja labil, ketahuilah hangat candamu masih selalu membekas hangat abadi disini tanpa koma dan jeda. Jika esok hari bukan aku lagi yang kerap mengingatkanmu untuk makan dan membantu ibu memasak, semoga orang itu rajin bangun pagi, dan berani menenteng minyak goreng dan menumiskan menu cinta dalam bentuk apa saja yang sudah pasti dapat mengenyangkan perutmu, sama seperti aku. Jika esok hari ternyata ada wanita lain yang sangat-sangat kau cintai, ingatlah disini ada seorang wanita yang pernah begitu sangat jatuh cinta padamu lantas gugup pada tatap kali pertama saat menatap matamu yang serupa bintang jatuh. Dan jika esok hari, semua tentang kita kan selesai maka izinkan aku berucap terimakasih sebab engkau telah membuat hatiku hidup lagi setelah sekian lama mati suri dalam durasi panjang, sebab bila bukan karenamu, aku tetaplah seorang wanita pengecut yang tak pernah berani menciptakan bahagiaku sendiri. Terima kasih kerena mu lah aku dapat mengerti tentang aku dan kita, Sebab merelakan memang tak pernah sesederhana melepas tangis perpisahan. Dan setelah kau membaca kalimat ini, dan sepakat dengannya untuk sepaket lalu menetap Maka aku akan beranjak pergi darimu dengan rasa sangat mencintaimu. Terimakasih pernah membuat rasa yang begitu manis dalam rongga dadaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar