Rabu, 09 Maret 2016

Aku (ialah) Rumah: Pulanglah

Aku ialah rumah untukmu kembali pulang; maka bersenang-senanglah. Berpuas-puaslah kau bermain dengan hatimu. Dengan mainan-mainan yang kau punya. Jika kau lelah, maka, kembalilah pulang, sayang. Ke hatiku; ia adalah sebenar-benarnya rumah bagimu.Rumah selalu jadi tempat paling nyaman. Bahkan jika kau bandingkan dengan vila mewah dan hotel-hotel bintang lima. Rumah ialah tempat berteduh paling sejuk saat kau hampir mati kepanasan; jauh lebih teduh daripada pohon beringin tua yang rimbun. Rumah ialah persembunyian paling aman dari segala musuh-musuhmu. Rumah ialah penenang paling menenangkan dari segala ketakutan yang kau punya. Rumah tak pernah merajuk meski kau hanya datang sekejap kemudian pergi lagi. Membiarkannya berteman dengan kecoa dan tikus yang membuat kerajaan di dalamnya. Rumah selalu menerima; membukakan pintunya untukmu jam berapa pun kau datang; pagi, siang, petang bahkan tengah malam. Rumah tak pernah marah, meski kerap kali kau datang membawa kumpulan teman-temanmu masuk, memporak-porandakan isinya; mengotori lantainya, mengacak tempat tidur, meninggalkan sampah-sampah bungkusan makanan dan minuman. Ia justru senang, karena setidaknya kau pulang. Pulanglah sayang. Kapan pun kau mau. Kalau boleh, janganlah pulang larut malam; takutnya aku sudah lelap hingga terlambat membukakan pintu. Namun, jika memang kau kan pulang larut, setidaknya berikan aku kabar, agar aku tetap terjaga sembari menunggumu pulang. Rumahmu, Aku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar