Jumat, 29 Januari 2016

Kehilangan

Ada yang hilang, sekejap ketika ucapan selamat tinggal terucap.Namun itu tidak hilang sepenuhnya,ia membekas di permukaan hati.Bukan luka, melainkan guratan nama yang terarsir rapi di sana.Namamu.Mencintaimu seperti halnya berjalan di sebuah lingkaran. Aku tidak menemukan titik temu di mana aku berhenti. Semua terus berjalan, lambat namun pasti. Hingga aku mengerti lamat-lamat arti cinta yang berputar menyerupai bianglala yang setia berrotasi di dalam kepala.Tentang datang dan pulang, tentangsemua orang yang pernah ada di dalam hidupku, hanya kamu satu-satunya yang sungguh aman dalam genggaman doa dalam kedua telapak tangan dan ingatan. Kamu terjaga layaknya sebuah permata yang kusimpan dalam kotak besi yang kukunci mati, tak kubiarkan satu pun orang selain Tuhan yang boleh membuka dan melihat keindahanmu. Semua rahasia tentang kenangan dan keinginan kita, semua tentang harapan-harapan yang terbias dalam kebersamaan kita.

Ketika Kata Selamat Tinggal Terucap

Apa yang akan kau lakukan setelah kata selamat tinggal terucap? Saat dia berusaha meyakinimu bahwa dia mencintaimu, namun kau memilih mengencangkan tali sepatu dan merapikan kemeja untuk mencari dia yang baru. Kau tak sekalipun menoleh saat dia memohon padamu. Apa yang akan kau lakukan saat kata selamat tinggal telah terucap? Ketika kau tertawa puas dan dengan bahagianya bercerita pada teman-temanmu bahwa kau telah meninggalkannya, namun setelah itu kau menyadari bahwa dialah orang satu-satunya yang mencintaimu dengan tulus, dialah yang paling menerima keadaan dan kekuranganmu, dialah yang mampumenghadapimu, dan dialah yang lupa mencintai dirinya sendiri.Apa yang akan kau lakukan saat kata selamat tinggal telah terucap? Saat kau marah dengannya, dan dia hanya menanggapimu dengan diam. Kau mengiranya dia tak memedulikanmu, namun kau akhirnya tau bahwa dia sedang berdoa dengan seluruh pengharapannya agar kau tak lepaskendali lalu menyakiti dirimu sendiri. Apa yang akan kau lakukan setelah kata selamat tinggal terucap?Ketika kau mencaci makinya dengan kata-kata kasar, namun setelah itu kau tak sengaja menemukan surat, puisi, dan kalimat-kalimat indah tentangmu yang dia tulis dengan penuh rasa cinta, dan kau membacanya dengan penuh air mata. Apa yang akan kau lakukan setelah kata selamat tinggal terucap? Saat kau sedang berpelukan dengan dia yang baru. Namun pelukan itu kaku, tak sehangat dan tak senyaman pelukan dia yang telah kau tinggalkan. Dan akhirnya kau menyadari, ternyata dialah cinta yang selama ini kau cari, dan dia sudah pergi. Apa yang kau lakukan saat kata selamat tinggal telah terucap? Apa?… Apa? APA? APA? APA? APA?! JAWABLAH! Apa yang kau lakukan saat kata selamat tinggal telah terucap? Nikmati penyesalanmu.Terima kasih

Ada Hal yang Tidak kamu tahu Bunt

Ada hal yang tidak kamu tau ketika kau tersenyum, tentang seseorang yang melakukan sama setiap kali dia melihatmu. Dia merasa gembira, tanpa kau tau, dia terpejam dan membayangkanmu berada di sampingnya.Ada hal yang tidak kamu tau ketika kau tertawa, tentang seseorang yang memamerkan giginya dalam mulutnya yang terbungkam, agar orang di sekitarnya tak menyangka dia gila karena tertawa melihatmu tertawa…, meskipun bukan karenanya.Ada hal yang tidak kamu tau ketika kau menangis, tentang seseorang yang merasakan hatinya teriris. Dia tak mampu menepis rasa sakit di hatinya ketika melihatmu menangis, karena dia merasa apa yang kau rasa adalah perasaannya juga. Kau adalah bagian darinya.Ada hal yang tidak kamu tau ketika kau marah, tentang seseorang yangmengepalkan tangannya untuk siap meninju orang yang menjadi tersangka atas penyebab kemarahanmu, tetapi dia tak mempunyai hak atau kuasa Ada hal yang tidak kamu tau ketika kau sedih, tentang seseorang yang ingin sekali memelukmu erat, menguatkanmu, menabahkanmu, meyakinkanmu bahwa semua akan baik-baik saja. Namun dia menahannya, orang itu hanya berharap kau selalu bahagia. Ada hal yang tidak kamu tau ketika kau tertidur, tentang seseorang yang diam dikamarnya, melipat kedua tangannya sedada, dan mengucapkan amin sebanyak-banyaknya. Dia berdoa meminta Tuhan memberimu bahagiamu saat terjaga, dia berharap kau pun mengamininya. Meskipun kau berbahagia bukan bersama dirinya. Dan terakhir, tarik dan embuskankan napasmu sejenak untuk mengetahui hal terakhir. Ada hal yang tidak kamu tau ketika kau jatuh cinta, tentang seseorang yang mencintaimu, namun kau tak pernah melihatnya. Kau terlalu sibuk melihat ke depan tanpa pernah sempat menengok ke belakang, kau selalu memunggunginya dan dia menunggu. Hingga akhirnya dia sadar semua ketulusan yang dilakukannya hanya sia-sia, namun dia mengikhlaskannya dan merelakanmu. Dan ketika kamu tau tentang seseorang itu, dia telah ditemukan oleh seseorang yang melihatnya…

Mematahkan Hati Sendiri

Meski selalu ada kemungkinan, hati seringkali memaksakan diri untuk bertahan pada sebuah jatuh yang membuat pemiliknya lupa bagaimana cara tersenyum. Sampaisaat ini, aku masih ingat beribu-ribuhari yang lalu, patah hati mengubahsemua warna menjadi gelap. Menjadi hitam. Legam. Penuh rasa takut, bahkan hanya sekadar berbalas tatapan mata untuk sepersekian detik.Melihat bagaimana patah hati menyita seluruh kewarasan, bagaimana patah hati merenggut habis keinginan untuk hidup, dan bagaimana patah dapat hati membuat seseorang betah menikmati nestapa yang panjang.Aku selalu bertanya-tanya mengapasemesta selalu sepihak mempertemukan dan memisahkan? Tak adakah kita memiliki kesempatan untuk menentukan sendiri? Apakah Tuhanseperti anak kecil yang sedang belajar bermain catur? Dan kita, adalah bidak catur yang harus memilih langkah sendiri dan sesekali mengais bahagia serta petunjuk agar selalu baik-baik saja dengan kalimat-kalimat penuh permohonan.Andai kata patah hati bukan pilihan yang harus dipilih, pada akhirnya itu selalu terjadi tanpa pernah bisa dihindari. Kita harus pasrah ditikamkejamnya kehilangan yang pada awalnya hanya anak-anak harapan yang lugu. Kemudian kita menjahit luka satu per satu dengan air mata sebagai jarumnya, dan ikhlas yang menjadi benangnya. Melukis senyum palsu untuk semua orang di dunia ini di depan cermin sambil berusaha keras agar kelopak mata tidak terjadi hujan badai yang membanjiri pipi. Dan berusaha terlihat tegar dan ceria dengan sisa-sisa tabah dalam tubuh yang ringkih hampir hancur.Aku telah sadar dan banyak belajar dari waktu yang tak pernah pamrih menuntun hatiku singgah pada hati seseorang. Bahwasanya genggaman tangan bisa terlepas kapan saja. Pelukan erat tak menjadi jaminan bahwa tak ada celah untuk lengan lain yang menunggu kesempatan menggantikan. Bekas bibir dari ciuman-ciuman lembut penuh luruh pengkhayatan yang luhur nyatanya tak bisa menjadi stempel bukti untuk hati dapat selamat dari perpisahan. Bahkan, nikmatnya proses senggama pun tak selalu mampu membuat sepasang hati menepati kesetiaan yang telah terikat oleh janji lisan yang dahulu bersumpah atas nama cinta yang esa.Oleh sebab itulah, terkadang aku memilih untuk mematahkan hati sendiri tanpa perlu menunggu dipatahkan. Kadang aku memutuskan untuk tidak mengutarakan perasaan pada ia yang kucintai, dan merelakan senyum bahagianya diciptakan orang lain. Kadang aku menikmati tawanya yang membahana memunggungiku. Kadang aku membodohi rindu dengan berpura-pura telah lupa nama ia yang selalu kusebut dalam doa. Kadang aku hanya membiarkan jatuh cinta berlalu begitu saja sampai waktu mengantarkanku pada kesempatan berikutnya.Atas nama roda kehidupan yang selalu berjalan. Menghilanglah dalam kesunyian, setelah itu belajaruntuk menemukan yang ingin menemukanmu. Berteriaklah dengan sangat kencang, agar pedih menemanimu menikmati duka yang lantang. Berdiamlah layaknya sekarat, supaya kau mendengar debar jantung yang hampir mati dan isi hati yang berbisik tak berdaya menagih perihal rasa-rasa yang dibunuh paksa. Patahkanlah hatimu dengan yakin, lalu kau belajar lagi untuk menyambungnya dengan harapan dan doa untuk dirimu sendiri. Nikmatilah getir yang terkecap di seluruh tubuhmu, kemudian tempa ketabahan dengan luka agar kau terlahir menjadi manusia baru yang jauh lebih kuat dan hebat.Mematahkan hati sendiri adalah bunuh diri yang sempurna.Barangkali, dengan begitu cinta akan lebih sederhana. Saat berhentisebelum memulai dan mematahkan hati sendiri menjadi jalan pintas yang mencegahmu berjudi harapan dan menempuh jalan terjal penuh luka yang ditimbulkan oleh harapan dan kekecewaan pada irama yang bersamaan. Tanpa perlu kau membuang waktu untuk patah hati yang tak perlu di setiap titik-titik kehidupan yang memang harus dilalui.Meski aku tak dapat mengatakan mematahkan hati sendiri adalah langkah yang benar. Aku hanya menanamkan keyakinan pada jalan ini, semoga pada jatuh cinta berikutnya Tuhan memberi jatuh cinta yang baik, yang mengangkat kesetiaan sebagai penghargaan tertinggi.Aku percaya, patah hati adalah pemahaman yang tak dapat dibantah bahwa cinta tak selalu berakhir indah, namun percayalah, setelah itu ada kebahagiaan yang menunggu kausambut penuh suka cita.

Seharusnya

Aku masih saja menyusuri jalan-jalan yang sungguh masih sama hanya keadaannya saja yang berbeda. Kaki kita pernah meninggalkan debu bekas langkah yang beriringan walau ruang dan waktu telah memandu kau dan aku pada sebuah tujuan yang lain.Apa daya? Aku hanya perlu terpejam untuk melihat keindahanmu yang bagaikan perpaduan pagi muda dan senja yang terlihat dari bibir pantai, dan tentu saja, mengingat senyummu adalah cara bunuh diri yang sering kulakukan ketika rindu menancapkan belati ke dadaku kala sepi berperan sebagai pintu masuk beranda kenangan. Kenangan adalah salah satu rahasia waktu yang membuat kita melanggar batas kemampuan mengingat. Hidup ini mungkin akan lebih sederhana apabila kita bisa dengan mudah menghapus memori yang tidak ingin diingat lagi, karena pada hakikatnya kapasitas ingatan manusia itu tumpang tindih; melupakan memori lama dengan mengingat yang baru. Namun sayangnya, tak sesederhana teori. Sebab, ikhlas itu seni bertarung melawan diri sendiri ketika menikmati luka mahasakit dalam proses kehilangan sesuatu yang terlalu bernilai untuk direlakan dan dipasrahkan kepada kenyataan. Atas nama segala rintih dari jiwa yang nyaris mati dan tanpa cahaya akibat terbenam dalam hitamnya dunia tanpa harapan. Mengikhlaskanmu, kurasa ialah perbuatan terjahat yang harus dilakukan demi mengalahkan kehendak hati untuk kebaikan di hari esok. Seharusnya aku berpikir dan sadar sedari awal, tidakkah kita menjadi korban atas pertempuran ego yang pada akhirnya melukai kita dan meniadakan cinta? Seharusnya kau berpikir dan paham sejak dini, bahwasanya kenangan ialah arah kita pulang menuju pelukan, sayangnya kita memilih berpisah untuk menuju raga baru yang menjadi rumah persinggahan. Seharusnya aku dan kau bisa berdamai dan memakamkan masa lalu agar setiap malam bisa tidur dengan tenang tanpa perlu menyesalinya yang sudah-sudah. Seharusnya kita –melakukannya dengan cara– tidak pernah bertemu.

Bertahan atau Melepas

Hal yang menyakitkan adalah apa yang ada di depan mata kita, dan kita tak mampu untuk bertahan memilikinya. Kadang kita ingin menjauh dari orang yan kita cintai, dan pergi untuk mengobati luka hati. Namun hati selalu tak bisa. Selalu kembali padanya. Hingga kita sadar, kita tak bisa selamanya mengejar orang yang kita cintai. Ada saat untuk berhenti, ada saat untuk mengakhiri. Ada saat untuk mengambil nafas, ada saat untuk melepas.

Wanita Sederhana

Ia adalah wanita sederhana. Yang menangis bila sedih hatinya. Yang tersenyum bila kebahagiaan menyapa. Yang memaafkan bila seseorang meminta. Yang meminta maaf jika seseorang terluka karenanya. Ia adalah wanita sederhana. Yang menghadapi masalah dengan memaafkan. Yang merendahkan hatinya pada yang meninggi. Yang menunduk pada yang tetua. Yang menyayang pada yang lemah. Ia adalah wanita sederhana. Yang tidak banyak keinginannya. Yang tidak banyak harapannya. Hanya ingin dicintai dan mencintai dengan cara yang sederhana.

Perihal Patah Hati

Kau tau apa hal yang paling dibenci setiap orang?? ya, Menunggu dan Kehilangan, kadang keduanya saling bekerja sama. kata orang hanya waktu yang bisa menyembuhkan setiap luka yang disebabkan dua hal itu. Tapi berapa lama?? sehari? seminggu? sebulan atau setahun?? atau tergantung seberapa besar luka itu?? BUKAN, waktu hanya membantu kita mengalihkan rasa sakit itu, bukan menyembuhkan luka karena luka itu akan tetap ada. Pada akhirnya, bukan waktu yang akan menyembuhkan, tapi rasa ikhlas untuk melepaskan. Melepaskan semua yang pernah ada dan terjadi. Amarah dan rasa benci pasti datang, namun, biarkan kerelaan yang menang. Gapapa nangis, sebab itu adalah cara tersehat untuk melepaskan kemarahan. Gapapa dibilang anak kecil karena ngeblock semua medsos dan kontaknya, kalo itu emang bikin kamu tenang dan menjauhkan dia dari pikiranmu. Gapapa nggak mau ketemu, kalo itu bisa menghindari kamu dari nonjokkin dia dan ngejepret bijinya. Jangan biarkan orang lain ngatur gimana kamu harus melewati patah hati kamu, toh kamu yang merasakan gimana sakit dan kecewanya. Mereka tau apa? Apa yang kini ada di hidup kamu sesungguhnya jauh lebih berharga dibanding apa yang dulu kamu lewati dan menyisakan luka. Dan Cobalah memahami bahwa sekalipun kamu terluka, bukan berarti kamu mempunyai hak untuk melukai orang lain.

Jumat, 22 Januari 2016

Semoga

Semoga suatu hari kamu menemukan dia, yang bagi hatinya kamu menjadi pilihan utama. . Supaya kamu tidak perlu lagi merelakan kepergian. Atau susah payah menerima kekalahan. Atau setengah mati menahan tangis ketika menelan pahitnya rasa tidak diinginkan. . Semoga suatu hari kamu menemukan dia, yang bagi hatinya kamu menjadi pilihan utama. . Supaya kamu tidak lagi merasakan pengkhianatan, yang setelahnya kekurangan-kekuranganmu dijadikan pembenaran. . . Semoga kamu menemukan dia.

Aku Butuh.....

Aku Butuh "Hari Libur" Untuk apa??? ya aku Butuh hari libur untuk Teriak sekencang-kencangnya, untuk menangis sepuasku, untuk menuangkan segala yg ku rasa. Kenapa?? karena tersenyum didepan orang, Atau bersikap Kuat, tegar, atau harus tampil sempurna di depan semua orang, setiap hari adalah hal melelahkan dan aku butuh hari libur

Ah Entahlah

Daripada diam aku memilih bertengkar. Bertengkar sampai kita lupa alasannya kenapa. Lalu berpelukan dan berbaikan. Karena bahkan saat membencimu, aku masih mencintaimu.

Senin, 18 Januari 2016

Kalau Kau Benar-benar Mau Tahu Bunt

Kau tanya mengapa aku sayang padamu.
Kau ingin tahu mengapa aku memilihmu.
Sungguh kau mau tahu?
Begini,
Kau bagaikan sesendok mimpi manis yang disuapkan malam ke ujung lidahku,
bahkan ketika aku sedang terjaga.
Kau itu menyegarkan seperti embun pagi yang dihadiahkan pucuk pohon pinus pada jamur yang tumbuh liar di kakinya.
Kau itu seperti sentuhan hangat matahari yang ditiupkan angin, membuat pori-poriku mengkilap berkeringat.
Sederhananya,
Kau itu pagi, siang, juga malamku.
Perlahan tapi pasti, seperti udara, aku membutuhkanmu untuk melewati hari.
Matamu menatap mataku.
Kulitmu menyentuh kulitku.
Suaramu menyusup ke dalam liang telingaku.
Seketika kurasakan getaran aneh di udara.
Kau adalah kenyataanku.
Tak bisa dipungkiri walau terasa seperti mimpi.
Kau bagaikan kado yang dihadiahkan hidup ketika hari demi hari berjalan melewatiku tanpa secuilpun pesan keindahan.
Mengapa aku sayang padamu?
Karena tanpa harus merangkai kata-kata, kau buat aku terpesona.
Aku hanyut dalam dekapanmu.
Aku lupa dunia ketika bibirmu menyentuh bibirku.
Jantungku bergejolak, menyesuaikan detaknya dengan irama jantungmu.
Mengapa aku sayang padamu?
Karena kasihmu menyejukkan rongga mulutku. Aku seperti anak rusa yang lelah berjalan dan kau adalah sungai kecil yang airnya bisa kuteguk pelan.
Mengapa aku sayang padamu?
Karena kau buat aku tersenyum ketika aku bosan,
Kau buat aku menangis ketika aku tersenyum,
Lalu kau buat aku tertawa lagi ketika aku menangis.
Mengapa aku sayang padamu?
Karena kau ijinkan aku melihat ketidaksempurnaanmu, tapi entah bagaimana aku tetap ingin bisa menyayangimu dengan sempurna.
Karena kau membuatku sadar bahwa aku tidak sempurna, tapi sekaligus membuatku merasa seperti manusia sempurna.
Mengapa aku sayang padamu?
Karena kasihmu membiarkanku berlari bebas sebagai diriku sendiri, tapi entah bagaimana aku tidak pernah ingin berlari pergi darimu.
Sekarang yang kita punya hanya waktu, dan akan kunikmati setiap detik bersamamu.

Teruntuk __
Pagi, siang, dan malamku.
Kutuliskan ini padamu sambil menangis bahagia.
Satu lagi alasan mengapa aku sayang padamu.

Tentang Kita

Ijinkan aku mencintaimu dengan keras kepala. Mereka boleh berkata apa saja yang mereka suka, tapi tak ada yang bisa mengatur hatiku milik siapa. Aku bukan ingin menentang dunia. Hanya ingin mencintaimu dengan sederhana. Terserah mereka bilang apa. Cinta ini aku yang punya. Ijinkan aku mencintaimu dengan keras kepala. Meski kata mereka kau tidak sempurna, di hatiku kau yang terbaik dari semua yang ada. Terserah mereka bilang apa. Mereka tidak tahu apa-apa tentang kita. Tentangku. Tentangmu. Mereka bukan kita.

Mana Aku Tahu

Mana aku tahu, bahwa malam saat aku ngilu disengat rindu dan memeluk guling dengan haru, kau di sana bersama kekasih baru. Mana aku tahu cintamu palsu. Coba kau bilang sejak dulu, mungkin sekarang jiwaku tak akan lebam dihajar pilu. Mana aku tahu ternyata bagimu semua sama. Aku. Dia. Dia. Dia… Sebenarnya ada berapa wanita yang kau cobai cintanya? Hatiku melonjak girang setelah mendengar suaramu dari seberang. Mana aku tahu ternyata kau juga habis menelepon dia. Bertemu sehari, menahan rindu seratus hari. Keberadaanmu cukup bagiku. Mana aku tahu aku seorang belum cukup untukmu. Hampir mati menahan rindu. Nyaris gila melawan ragu. Kau di sana mengumbar cinta tanpa malu-malu. Mana aku tahu. Kau kecup mimpiku. Detik itu aku ingin matamu jadi rumahku. Ternyata kau berencana melanjutkan petualanganmu. Mana aku tahu. Aku mencintai kelebihanmu, mengasihi kekuranganmu. Tapi mungkin belum cukup pantas untuk memeluk hatimu. Mana aku tahu. Pernahkah aku melintas di khayalmu? Pernahkah sedetik saja kau sungguh-sungguh merindukanku? Entahlah. Mana aku tahu.

Perkara Melepaskan

Bagiku, melepaskanmu tidak pernah mudah. Berkali-kali aku mencoba pergi, tapi rindu selalu menarikku kembali.
Tapi aku merasa kali ini beda, bukan aku yang ingin melepaskan diri, tapi kamu yang tak sabar untuk pergi.
Tak apa.
Kau tahu tidak, bagi orang yang mencintai, terkadang meninggalkan jauh lebih sulit ketimbang ditinggalkan.
Mungkin memang harus seperti ini.
Kata orang, cinta adalah tentang menginginkan kebahagiaan orang yang kita cintai, walaupun itu berarti harus melepaskannya pergi.
Jika memang demikian, aku tidak apa-apa.
Kita berdua toh akan menemukan kebahagiaan kita masing-masing, pada akhirnya.

  If this is what you want, so be it. :)
Jangan kuatir tentang aku, pasti akan kutemukan bahagiaku, nanti. Jangan biarkan rayuku menghentikan langkahmu.
Aku tidak menangis. Mataku hanya iritasi terkena debu.
Jangan acuhkan aku, bahkan jika hatiku yang keras kepala ini merangkak ke rongga kepalaku, mematikan otakku, dan menggerakkan tubuhku untuk berlutut memohon di kakimu, jangan pedulikan aku.

Sebuah Tanya dari si Cengeng


Kadang dalam hidup, apa yang paling kau inginkan untuk terjadi, tidak pernah terjadi.
Kadang, apa yang kau rasa paling kau butuhkan untuk bisa kuat bernafas, harus ditarik darimu secara tiba-tiba.
Dan kau hancur.
Hidup memang… entahlah. Ingin sekali rasanya aku mengatakan hidup tidak adil, tapi toh Semesta bukan milikku dan aku takut beliau marah karena kutuduh begitu.
Tapi… entahlah.
Mungkin kehidupan hanya bekerja dengan caranya sendiri. Cara yang seringkali gagal untuk kita manusia pahami.
Mungkin hal-hal yang tak kunjung kita dapatkan itu, adalah hal-hal yang memang kita inginkan namun tidak (terlalu) kita butuhkan. Dan Semesta paham benar itu.
Tapi mana kita tahu, Dia tak pernah bicara langsung!
Ironis memang.
Kadang orang yang paling kau harapkan untuk membuatmu bahagia, dalam sekejap bisa membuatmu meneteskan airmata.
Yang pesannya paling kau nanti-nanti dengan penuh rindu di handphone-mu, tidak kunjung menyapamu.
Yang paling sedih adalah begitu ia menyapamu, kalimatnya hanya membuat kau menangis.
Entahlah…
Hidup memang terkadang lucu.
Orang kau rasa pelukannya paling kau butuhkan melebihi apapun di muka bumi, justru tidak akan memelukmu tak peduli seberapa dalam kau mencintai.
Hari ini si cengeng yang bodoh dan keras kepala ini menangis lagi, entah untuk ke berapa kali.
Harapan memang paling lihai menipu sadarmu. Membolak-balik harap. Menggali reruntuhan kenangan yang tertimbun di sudut hati yang pengap.
Mungkin suatu hari, ketika aku cukup kuat untuk bisa menghapus airmataku sendiri, tak akan ada lagi si cengeng yang suka menangis tengah malam berharap Tuhan jatuh kasihan ini.
Tak ada lagi si bodoh yang sering menundukkan kepala menahan paksa dinding airmata tiap kali kenangan tentangmu melintas di pelupuk ingatannya.
Semoga nanti tak akan ada lagi tetes-tetes harap yang mengalir dari sudut mataku, tiap kali kau cairkan rinduku dengan sadismu.
Atau mungkin si cengeng bodoh yang keras kepala ini butuh jari-jari lain untuk menghapus airmatanya?

Hujan

Kau tak ingin kehilanganku, tapi tak cukup mencintaiku untuk memperjuangkan hatiku.
Ratusan hari, dan kau tetap begitu.
Aku diputar-putar, ditarik lalu dibiarkan.
Berulang kali, dan tak ada kata cinta dari mulutmu.
Mentang-mentang aku selalu ada untukmu, tak sepantasnya kau perlakukan aku begitu.
Namamu satu-satunya yang kuingat saat aku memikirkan masa depanku, tapi bagimu aku hanya salah satu dari pilihanmu.
Dari rencana-rencana yang tak akan kunjung terlaksana.
“Jangan menjadikan seseorang prioritas, jika baginya kau hanya satu dari sekian pilihan”, kata orang.
Aku sudah terlalu letih.
Jika tak kunjung juga kau tetapkan hatimu, biarkan aku yang memilihkan untukmu.
Aku memilih meninggalkanmu.

Patah Hati


Aku bertanya, “Jika rasanya sulit untuk bertahan tapi jauh lebih sulit untuk meninggalkan, apa yang akan kau lakukan?”
Ada yang bilang, “Jika kau rasa ia pantas untuk dipertahankan, tetaplah bertahan.”
Ada yang bilang, “Sudahi saja. Tidak semua hal bisa kau kendalikan. Berpisah selamanya mungkin adalah pilihan terbaik. Untuk kebahagiaan kalian berdua.”
Dan ada juga yang bilang, “Jika kau merasa nyaman, kenapa tidak bertahan? Jika tidak nyaman, tinggalkan. Cinta saja tidak pernah cukup.”
Kalau berada di pelukanmu tidak terasa nyaman, aku tidak akan mungkin rela berputar-putar.
Ratusan hari, nyaris tanpa henti. Walau serpihan-serpihan harapan mengoyak sadis kakiku setiap hari. Kalau buatku kau tidak layak dicintai, aku tidak akan membelamu di hadapan dunia. Di tengah-tengah keyakinan orang bahwa sebaiknya kau kutinggalkan saja.
Tapi, kalau kau bahagia denganku,  tak perlu aku berjuang sekeras ini, tak perlu aku berjalan sejauh ini. Sendiri. Hanya untuk menemukan pada akhirnya kaulah yang memilih pergi.
Lucu memang, kaulah yang selama ini memintaku untuk jangan dulu menyerah. Demi kamu.
Demi kita. Maka akupun berjuang. Kupertahankan kau sekuat tenaga. Semampuku. Tapi sekarang kaulah yang ingin menyerah. Dan aku, aku hanya bisa menerima dengan pasrah.
Ratusan kata yang terkirim sia-sia. Mungkin langsung kau hapus sebelum kau baca. Puluhan ungkapan rindu, jiwaku berlutut mengemis di kakimu. Belasan panggilan yang ditepis. Dan sekuat tenaga aku menahan tangis. Kau memintaku untuk berhenti menulis tentangmu.
Bahkan berhenti mencintaimu. Sebelumnya kau belum pernah begitu.  Kau hanya menganggap perasaan ini murahan dan bodoh. “Obsesi..”, tuduhmu. Kalau sudah begini, apapun yang kulakukan untukmu akan sia-sia. Karena terlanjur kau anggap ini bukan cinta. Ratusan hari dan aku masih bertahan. Tapi aku sudah tidak mampu berbuat apa-apa lagi sekarang. Aku hanya ingin kau bahagia. Dan aku telah gagal membuatmu bahagia.
I don’t give up on someone I love. But I will never stop to learn to let go if they want me to.
Hiduplah dengan bahagia. Dengan sehat dan panjang umur. Temukanlah cinta sejatimu dan bahagialah dengannya.
Aku pasti akan baik-baik saja. :)

Kesempatan

Kadang, yang kita butuhkan hanya diberi kesempatan. Kesempatan untuk mencintai sedemikian rupa sehingga suatu hari kita bisa dicintai. Kesempatan untuk membuktikan bahwa kita sesungguhnya cukup baik. Cukup baik, untuk menjadi hati yang layak diperjuangan. Cukup baik, untuk menjadi manusia yang padanya layak diusahakan kebahagiaan. Cukup baik untuk menjadi rumah tempat pulang. Yang kita butuhkan, hanya kesempatan.

Senin, 11 Januari 2016

Jangan Cintai Aku dengan Berlebihan Bunt

Hampiri aku dan duduklah sebentar.Beri waktumu untukku barang satu-dua jam. Ada yang ingin aku ceritakan, sejak beberapa waktu silam. (Semoga kau tak sedang terburu-buru atau tengah sibuk menyelesaikan sesuatu. Beristirahatlah sejenak dari mengejar dunia yang toh tidak pernah berbalik mengejarmu.) Sudah berapa lama kau dan aku bersama? Rasanya sudah lama sekali. Apa yang dilakukan tanganku sebelum menggenggammu, aku sudah tak ingat lagi. Semakin hari, semakin mudah meyakinkan diri bahwa kita memang digariskan untuk saling menyayangi. Tapi ada satu hal yang ingin aku katakan. Sebelum hubungan kita benar-benar sampai ke jenjang pernikahan, tak usahlah kita berlebihan. Banyak pasangan yang sibuk mengumbar kemesraan, atau melakukan hal yang tak seharusnya atas nama kasih sayang. Tak usah kita meniru mereka. Apapun yang kau rasa, berjanjilah: jangan sampai kita lepas kendali, lalu lupa pada batasan dan norma. Aku ingin hubungan yang tak berlebihan. Yang mencintai dengan wajar sesuai kadar dan takaran, kita jalani ini dengan wajar. Aku ingin hubungan yang tak berlebihan, yang mencintai sesuai takaran. Waktu berdua cukup dihabiskan untuk saling bercerita dan menggenggam tangan. Nggak masalah juga pergi berdua cukup jauh untuk bertualang, mengambil gambar di tempat-tempat indah untuk dijadikan kenangan. Asal kita tak lupa bahwa ada hal-hal yang memang belum layak dilakukan sebelum pernikahan. Menghabiskan waktu di tempat gelap berdua terdengar sangat kekanakan dan tak dewasa. Tak perlu jugalah kita mengumbar kemesraan di depan publik seolah dunia hanya milik kita saja. Tanpa melakukan hal-hal berlebihan ini, bukankah kita juga sudah bahagia? Lebih baik meniti jalan pelan-pelan. Bukankah yang penting kita sama-sama nyaman? Kita gak akan lupa batasan. Tak perlu melapor padaku di mana dirimu setiap waktu. Tak perlu juga mengucap “Happy monthliversary!” padaku dimedia sosial setiap bulan. Kita tak perlu terus menerus berdua, tak perlu terlalu mesra dan membuat risih orang-orang di sekitar kita. Pun tak perlu kau menganggapku satu-satunya hal penting dalam hidupmu. Jangan sampai, karena aku kau menggadaikan hubungan dekat dengan teman-temanmu — atau mensabotase mimpi dan ambisimu. Aku menyayangimu, karena itu aku gak menginginkan hal itu. Kita jalani saja hubungan ini pelan-pelan. Yang terpenting adalah kita sama-sama merasa nyaman. Hubungan yang baikakan membuat kedua orang di dalamnya berkembang. Ada alasan kenapa aku tak ingin berlebihan. Di tahap ini perpisahan masih mungkin terjadi — dan kita harus hati-hati perpisahan masih mungkin terjadi. kita harus hati-hati Bukannya aku pesimis. Namun tak bisa dipungkiri, pada tahap ini perpisahan masih mungkin terjadi. Kelihatannya mungkin mustahil karena sekarang, bertengkar saja kita jarang. Aku pribadi pun yakin kita punya masa depan. Namun tak ada yang bisa menafikan bahwa hubungan kita masih ada di tahap penjajakan. Semakin lama, semakin banyak tantangan yang akan bermunculan. Meskipun ingin, tidak ada yang bisa menjamin kita bisa terus bertahan. Memberi kasih sayang berlebihan dalam hubungan yang akhirnya bubar akan membuat siapapun menyesal. Tak henti-henti kau berpikir kau telah membuat kebodohan. Karena dirimu sudah berkorban jauh lebih banyak hal dariyang wajar, hubungan yang sudah bubar itu tak bisa begitu saja kau lepaskan. Dengan menyayangi satu sama lain sewajarnya, aku ingin menghindarkan kita dari penyesalanyang sia-sia. Jika toh semesta tak berkata iya, kita akan lebih mudah bersikap nerima kenyataan dan menegakkan kepala. Tak perlu menyesal karena sempat menjadi bodoh atas nama cinta.Toh akan adasaat di mana kita tak perlu lagi mengerem kemesraan. Kita akan sabar menunggu, sampai saat itu datang. Sampai saatnya tiba nanti! Tak perlu berlebihan saat ini. Toh akan tiba saat di mana nanti kita tak perlu mengerem kemesraan lagi. Memang kita harus menunggu beberapa lama sebelum waktu itu tiba. Tapi aku tak keberatan menunggu — bukankah bersamamu waktu selalu terasa cepat berlalu? Kau salah satu orang paling hebat yang pernah aku kenal. Tak akan kukotori memori tentangmu dengan cinta yang berlebihan. Berjanjilah, kita akan saling menjaga. Sampai semesta memberikan lampu hijau dan berkata, “Memang dialah pendamping hidupmu hingga hari tua tiba.”

Untuk Jodoh ku di Masa Depan

"Bila Tuhan berkenan, aku yakin kita akan bersama" “Untuk kamu yang hadirnya selalu kuminta dalam rapal doa, semoga di tahun ini Tuhan berkenan mempertemukan kita” Rasanya kini sudah bukan saatnya lagi aku bermain dalam hubungan tanpa tujuan. Setelah sederet kisah cinta yang pernah ada, kini aku mantapkan hati untuk tidak bermain-main lagi. Setahun kemarin sudah ku coba menata diri persiapkan diri, menyambut dia yang kelak kusebut belahan jiwa. Jika semesta bersedia mengamini, semoga wajahmu bisa kulihat di tahun ini. Rentetan kisah yang berujung patah hati telah akrab kutemui. Sekarang di usia dewasa, aku ingin bertemu ia yang kelak wajahnya akan kulihat setiap pagi. Keinginanku untuk bertemu pasangan sejati di tahun ini tentu bukan tanpa alasan. Beberapa tahun ke belakang, aku sudah berkali mengecap pahitnya hubungan tanpa kejelasan. Mereka yang sempat mampir dan menjadi tuan dalam hati, terbukti gagal menamatkan hubungan dalam pernikahan. Berkali-kali patah dan berurusan dengan rasa yang remuk redam sudah kurasakan. Sekarang aku sudah memutuskan untukmenjalani kisah dengan seseorang yang memang telah Tuhan tetapkan. Mungkin dia adalah sosok sederhana tanpa banyak ornamen kelebihan. Dia bukan seorang dengan sejuta pesona yang membuatku kagum sebegitunya. Tapi ketulusan dan caranya memperlakukanku kelak akan jadi pertimbangan utama. Ya segala keelokan fisik dan kemapanan tidak lagi menjadi tolak ukur. Karena yang terpenting, aku bisa menyandarkan kepala di bahunya saat berbagai cobaan hidup menghantam nanti. Untuk itu kuputuskan untuk menata diri demi menyambut hadir mu nanti. Segala kekurangan dan keterbatasan sebisa mungkin kuperbaki, agar kelak bila kita bertemu diriku sudah lebih siap lagi.