Apa yang kau sukai dari hujan ?
Ah, aku selalu menyukai hujan. Tidak
pernah bosan aku mengatakan dan mengakui hal itu kepada semua orang.
Hujan selalu membuat aku merenung dan berfikir panjang akan hal-hal
penting tentang kehidupan yang telah dan mungkin akan aku lewati.
Seperti sore ini. duduk di kafe. Berteman
secangkir capucinno. Menunggu hujan. Sengaja aku pilih tempat duduk
yang berhimpitan dengan jendela kaca agar aku bisa memandangi hujan
dengan leluasa, mendengar suara tetesnya dan menikmati sejuk udara yang
dibawanya. Hujan selalu membuat aku leluasa melayangkan anganku ke
masa-masa laluku yang indah. Terlebih kenangan-kenangan indah tentangmu.
Kau mungkin tidak tahu, seringkali ketika
aku didera rasa rindu yang teramat sangat dalam (seperti saat aku
sedang menulis surat ini), hujan terkadang terlihat melukiskan wajahmu
melalui bias-bias tetesnya. Jika sudah begitu, aku bisa lebih betah lagi
memandangi hujan. Dan semakin lama aku memandanginya, banyang wajahmu
seolah semakin tampak jelas disana.
Padahal tadinya aku sering berharap kalau
hujan dapat menghapus bayang, kenangan dan perasaanku tentangmu. Tapi
yang terjadi malah sebaliknya. Hujan menggelontorkan aku jutaan tetes
rindu hingga semua mengendap dihatiku. Entahlah, aku juga bingung. Sejak
kapan hujan terbuat dari uap-uap rindu ? terkumpul sedikit demi sedikit
lalu meluap penuh.
Dan ini hari, entah sudah yang keberapa
aku tidak mendengar kabar tentangmu. Apa kau masih ingat kapan terakhir
kali kita saling membalas sms atau mendengar suara di telfon ? Aku juga
sebenarnya tidak tahu pasti. Yang aku ingat, saat itu bumi kita juga
sedang dibasahi oleh hujan.
Aku yakin kamu sama sekali tidak
mengingat saat-saat terakhir itu. Padahal aku masih ingat sekali
suaramu yang beradu merdu dengan gemericik suara hujan. Padahal aku
masih ingat sekali tawamu yang menghangatkanku dari dinginnya udara
hujan. Padahal aku masih ingat sekali hal-hal apa saja yang kita
bicarakan malam itu. Padahal aku sangat ingin sekali melupakan semua
itu. Bagiku, hujan malam itu terasa begitu indah. Tapi kini, ia berubah
menjadi sendu, pilu, dan menyiksa hatiku yang dera oleh rindu-rindu
tentang dirimu.
Apa yang kau sukai dari hujan ?
Kau mungkin tidak menyuki hujan, tapi aku
menyukainya. Salah satunya karena hujan selalu membuat aku bisa
mengenangmu lebih lama. Yah, walaupun mungkin aku tidak pernah tampil
dalam panggung kenanganmu (itu sebabnya kau tidak pernah merindu dan
mencariku, bukan ? ). Tapi ketahuilah : Meski sendu, meski pilu.
Mengenangmu adalah kebagiaan tersendiri bagiku. Jadi Kumohon, izinkan
aku untuk terus mengenangmu.