Senin, 22 Agustus 2016

Arghh Haruskah??

haruskah aku berlari lagi? atau mungkin sebaiknya aku bersembunyi? merasa tiap hal memberati merasa kebodohan ini teralu menyesaki hati. haruskah aku pergi? atau mungkin sebaiknya ku hadapi? terlalu bimbang aku menapaki terlalu lelah aku menyesali. Haruskah aku berjalan kembali? atau sebaiknya aku sejenak merenungi? karena tak mudah bagiku memilih terus bertahan atau lari bersembunyi

Haruskah??

Haruskah aku tetap menunggumu, seseorang yang dengan sadar telah memalingkan wajah dari sayangku? Haruskah aku mengejarmu, seseorang yang dengan sengaja telah berlari menjauh dari cintaku. Haruskah aku membencimu, seseorang yang dengan sabar ajarkan aku arti ketulusan? Haruskah aku melupakanmu, seseorang yang dengan baik hati telah menumbuhkan rasa indah? Mengingatmu menyakitiku, melupakanmu aku tak mampu :(

Masih Tentangmu

Aku masih berada disudut yang sama masih mengulang mengingat memori yang sama dengan orang yang sama, kamu. Bertubi aku nyaris putus asa berkali aku hampir berlutut dan memohon namun, rasa antipatimu pada sisi lemahku membuatku kembali bertahan kembali membuatku berdiri, menyeka air mata. Sejujurnya kau adalah pria paling keras kepala dan egois yang pernah ku kenal dan sialnya aku menyadari sepenuhnya pesonamu dan mungkin entah bodoh atau naif memilih untuk jatuh cinta padamu.

Senin, 08 Agustus 2016

Sebuah Rumah untuk "Harapanku"

Hai Harapanku, semoga kamu senantiasa "hidup". Karena "hidup"mu adalah nyawaku untuk tetap ada dan berjuang. Saat surat ini diketik, kamu pasti sedang tertidur di mobil dalam perjalanan menuju keajaiban dunia. Sedangkan aku tengah tersenyum membayangkan kamu, kita, dan masa depan. Menyenangkan. Harapanku, Bagaimana rasanya mendampingiku? Apakah rasanya sebahagia mendampingimu? Atau justru menyebalkan? Harapanku, melalui surat ini, aku ingin menyampaikan hal yang sebenarnya sudah sering kuucapkan. Aku ingin berterima kasih atas keberadaanmu, bahkan di dalam ketiadaanmu. Terima kasih karena kamu selalu bisa diandalkan. Terima kasih untuk ketulusan yang tak pernah habis. Terima kasih untuk keinginanmu tumbuh dan belajar bersama bersamaku. Terima kasih telah memenuhi butuhku dan telah membutuhkanku. Terima kasih banyak. Harapanku, Melalui surat ini, aku ingin mengungkapkan alasanku memilihmu, sesuatu yang pernah kau tanyakan tempo hari. Harapanku, aku memilihmu karena aku melihat ketulusan di matamu. Sesuatu yang tidak bisa dimiliki dengan ijazah atau harta. Aku memilihmu karena keinginanmu yang kuat untuk menjadi lebih baik, lagi dan lagi. Sesuatu yang kubutuhkan untuk anakku nanti. Harapanku, aku memilihmu karena keras kepalamu dalam kebaikan. Sesuatu yang akan jadi semangatku untuk mencapai tujuan. Harapanku, seperti kau tahu, jalan untuk menuju rumah kita masih sangat jauh. Mungkin tidak akan mudah. Maukah kamu menggenggam tanganku erat dan berjalan bersama? Maukah kamu menumpuk lebih banyak sabar untuk aku yang keras kepala? Maukah kamu melembutkan suaramu untuk menasehatiku? Maukah kamu meluangkan waktumu di antara sibukmu untuk mendengarkan remehku? Karena jika kamu menanyakan hal yang sama, aku akan menjawabnya dengan, "Aku akan senang hati melakukannya untukmu, untukku, dan untuk kita". "Harapanku, Surat ini akan kuakhiri dengan satu doa. Satu harapan. Satu kamu. Semoga akan lebih banyak mimpi kita yg kita raih. Semoga.

Aku BenCintaimu

Aku benci kamu. Aku benci saat perasaan gugup diam-diam memeluk, Dan menjadi semakin erat ketika kau semakin mendekat. Aku sesak, Aku benci kamu. Bila kau bertanya sebuah pertanyaan yang tak dapat ku jawab. Aku benci terlihat bodoh didepanmu. Aku benci saat kau menggodaku. gAku benci saat jantungku berhenti sesaat. Namun, kemudian berdegup sangat cepat. Aku benci saat kau menatapku. Aku benci menjadi memerah. Aku benci menjadi salah tingkah. Aku benci kehilangan kata. Aku benci saat aku tak lagi dapat menahan rasa. Aku benci menyadari kedunguanku mengungkapkan perasaanku. Aku benci saat kau hanya tersenyum manis untuk menjawabnya. Aku benci menjadi terpaku. Aku bencintaimu.

Bagaimana Jika??

Bagaimana jika bukan aku yang terlebih dahulu mencintaimu??? Bagaimana jika aku menahan perasaanku?? Bagaimana jika aku tak memperjuangkan keinginanku?? Bagaiamana jika aku ternyata tak rasakan rasa yang sama??? Karena setiap kisah begitu saja terbaca.. Bagai melodi yang digumamkan saat senja. Sesederhana hujan yang datang tanpa bicara Dan bintang yang berbinar tanpa jeda. Konon cinta tak mengenal tanda tanya, Katanya cinta juga hadir tanpa alasan, tapi kuyakin tak ada yang lebih abadi dari Tuhan. Maka bisa saja rasa yang kau sebut cinta ini berakhir dan menghilang Perlahan... Atau tiba-tiba....

Kamu ku

Aku tak pernah takut kehilangan kamu. Karena ku tahu cepat atau lambat aku harus melepasmu pergi. Yang ku takutkan adalah ketika kau sakit namun aku tak berada disisimu. Aku tak pernah khawatir ketika aku harus berbagi cintamu. Karena ku pahami duniamu bukan hanya tentang aku,tak cuma berisi cerita cinta kita. Yang ku khawatirkan adalah saat kau galau dan aku tak dapat lagi tenangkan hatimu dengan pelukan atau candaku. Bila saat itu datang, saat dimana kau harus melangkah pergi. Aku ingin kau berjalan tanpa menoleh lagi. Dan biarkan aku mengantarmu, melambai dan tersenyum. Berbalik dan tak kan menangis. Tak kan ada air mata yang memberatkanmu. Tak akan ada rajukan yang menghalangimu. Dan biarkan koyak ini ingatkan betapa manisnya aku pernah dikasihi :)

Sabtu, 23 Juli 2016

Game Over

Saya selalu ingin menenangkanmu, agar mampu memenangkanmu. Kemenangan yang saya sendiri seringnya keliru. Mungkin ada baiknya saya bisa lebih percaya saat mereka bilang, "Ceritain aja, jadi gak berasa kayak berjuang sendirian." Tapi saya lebih memilih percaya pada kemampuan saya mengenal dirimu saat itu. Ternyata saya salah. Untuk apa yang sedang saya perjuangkan saya menyimpannya dalam-dalam. Bukan karena saya tidak ingin berbagi hal tersebut, hanya saja, semua masih bisa saya kendalikan sendiri. Dan saya juga tidak ingin menambah kerumitan yang adadikepalamu.Ternyata saya salah.Karena saya menyimpannya terlalu baik, banyak cerita yang kamu lewatkan. Tapi selagi semuanya baik-baik saja itu berarti tidak ada yang perlu dikhawatirkan, begitu cara kerjanya kan? Meski sebenarnya ada banyak kegundahan, saya lebih memilih menenangkan kegaduhan dalam kepalamu. Saya kira cinta bekerja demikian. Ternyata saya salah. Saya merasa sedang berjuang kemudian dipatahkan. Saya ulangi. Saya sedang berjuang kemudian dipatahkan, ketika saya merasa lelah dengan semuanya. Lelah hanya butuh istirahat, bukan?? Ternyata saya salah. Iya, disini saya yang salah. Seharusnya saya mampu menjadi manusia yang lebih pandai bercerita, seharusnya saya ini manusia yang lebih pandai menyampaikan inginnya, dan seharusnya saya tidak merasa lelah. Bukannya setiap manusia memiliki batas lelah? Tidak, saya tidak bermaksud ingin membela diri, tapi saya juga manusia, dan saya memiliki batas lelah. Ketika semua terjadi diluar prediksi saya, diluar batas kemampuan saya hingga semua mulai terasa berat, merasa lelah adalah sebuah kewajaran. Dan lelah hanya butuh disemangati kembali, bukan? Lalu kenapa saya ditinggalkan? Tapi tak apa, saya tidak marah. Saya salah dan saya terima kekalahan saya. Mungkin Tuhan hanya tidak ingin melihat saya lebih lama berjuang untuk sesuatu yang memang bukan milik saya. Tuhan tidak akan mengambil sesuatu dari kita kecuali digantikan dengan yang lebih baik, kan? Kamu sudah baik bagi saya, dan ternyata Tuhan menyiapkan yang lebih baik, saya hanya perlu sedikit lebih bersabar.

Untukmu

Sini mendekat, biar ku jelaskan padamuapa-apa yang sempat terlewat. Ha, Kepayahan apa yang kau temukan hari ini untuk bisa kita tertawakan? Rasanya kita sudah berbagi berbagai macam cerita tetapi kita tidak pernah kehabisan bahan cerita. Kita lucu, bukan? Bahkan naik turun index saham pun bisa menjadi perdebatan buat kita. Tidak cuma itu, manajemen perusahaan yang payah atau bahkan kinerja pejabat yang menggemaskan pun bisa menjadi topik malam minggu kita. Dan aku tidak pernah kehabisan kata untuk selalu bersyukur atas hadirnya kamu. Kamu yang betah berlama-lama bercerita sebelum akhirnya tertidur pulas. Kamu yang bersedia bersusah payah menjaga lelah agar aku tidak marah. Kamu yang dengan segala harap bersedia menelan ego agar kaki kita tetep berdiri tegap. Aku tahu, menjadi dirimu tidaklah mudah. Banyak hal yang begitu rumit yang silih berganti dikepalamu. Percayalah, aku selalu berusaha untuk tidak menjadikannya lebih rumit, meskipun aku sadar penuh, perempuan sepertiku sangatlah merepotkan. Ketahuilah, untuk segala yang melelahkan, aku selalu bersedia mendengarkan. Kau bisa berbagi pilu padaku, keluhmu bahkan peluhmu akan ku daur ulang menjadi senyum dibibirmu. Tidak, aku sedang tidak berjanji padamu. Aku hanya akan melakukan yang ku mampu. Meski kita telah membahas seisi dunia, aku selalu ingin berbagi cerita denganmu. Dan untuk apa-apa yang sempat terlewatkan karena intensitas pertemuan yang terbatas, tenanglah, aku masih disini dankita bisa mengulangnya dengan bebas. Karena hidup bukan hanya menemukan bagaimana caranya bahagia, tetapi bagaimana caranya bertahan meski sedang tak membahagiakan. Untukmu, terima kasih karena telah ada dan memilih tidak kemana-mana. Tertanda, Perempuanmu.

Rumah

"karena pulang dan kembali adalah satu-satunya tujuan setelah perjalanan, perjuangan dan pengorbanan" hmm, bayangkan kau adalah seekor burung merpati dan aku adalah rumahmu. Karena kesalahanku, aku mematahkan sayapmu dan kaupun terluka. dalam beberapa waktu kau telah berhasil menyembuhkan lukamu sendiri, lalu kemudian kau mulai bangkit dan kembali merbangkan sayapmu. karena aku hanya sebuah rumah, aku terpaku melihatmu terbang tanpa mampu mengejar. Kaupun mulai memilih mencari rumah lainyang lebih mampu melindungimu. aku tak apa, kan ku biarkan rumahmu yang ini kosong. namun kini aku mulai kewalahan akan merpati lain atau bahkan gagak yang mencoba menerobos masuk ke pintu rumahmu. meski jika kau telah temukan rumah yang lebih baik, tetap tak akan ku biarkan merpati mana pun yang masuk ke rumahmu ini. Dan kau, kau boleh kembali ke rumahmu ini kapanpun. saat kau terluka, saat kau kehilangan arah. karena ini rumahmu dan setiap merpati yang indah akan selalu kembali ke rumah utamanya; aku. Namun jika rumah yang kau miliki sekarang lebih indah dan lebih mewah, biar ku hancurkan saja rumahmu ini. sudah ku katakan tidak akan ada merpati lain selain dirimu yang aku izinkan menempatinya. maka izinkanlah aku menghancurkan diriku sendiri agar ada rumah baru yang bisa ku bangun lagi nanti, dan bukan milikmu lagi.

Rabu, 20 Juli 2016

Cita-Cita Seorang (Calon) Istri

Apa cita-cita kamu setelah menikah dan menjadi istri? Punya rumah besar? Mobil keluaran terbaru? Segera punya anak? Apa saja, selama baik, berdoa dan berusahalah terus untuk meraihnya. Saya? Saya adalah perempuan yang bercita-cita menjadi seorang istri dan ibu yang baik, yang bukan hanya bisa mengurus anak, rumah, dan suami, tetapi juga bisa mencari uang untuk paling tidak menghidupi hobi sendiri. Saya pengennya sih bisa mandiri, kalo kepengen apa-apa bisa beli sendiri, nggak harus minta apalagi sampe merengek ke suami. Biarlah dia cukup dipusingkan dengan biaya rumah tangga dan pendidikan anak, urusan kepengenan saya pengennya bisa saya penuhi sendiri. Malah saya akan lebih senang kalo penghasilan saya bisa support suami juga, kan pernikahan di bayangan saya itu semuanya harus ditanggungy bersama. Itu kan pengennya, semoga dikasih jalannya. Udah, gitu aja?? Nggak. Saya pengen bisa nyiapin sarapan untuk anak-anak dan suami saya setiap pagi sebelum saya berangkat ke kantor. Bisa pulang cepat untuk menyiapkan makan malam untuk mereka, atau sekadar snack malam hari buat nemenin (calon) suami saya begadang nonton Arsenal. Bisa ngajarin anak saya bahasa Indonesia yang baik, bisa melindungi dan menjaga anak-anak saya dari konten Youtube yang isinya cuma “anjing, bangsat, video mesum!!”. Bisa nemenin anak-anak saya main setiap weekend, beli mainan dan buku cerita, berenang, jalan-jalan ke taman dan museum, atau masakin Bakso, nasi goreng dan Soto kesukaan (calon) suami saya. Kalau belum punya anak? Saya pengen jadi istri yang bisa mendengarkan suaminya, muluknya, pengen bisa bantu suami untuk menyelesaikan masalahnya. Tapi kadang, kita punya keterbatasan, kan. Jadi, kalo nggak bisa bantuin, paling tidak saya bisa bikin dia lebih tenang dan merasa semuanya akan baik-baik saja (walau kenyataannya tidak). Saya pengen jadi istri yang setiap suami saya bangun tidur, saya udah ada di depannya membawa secangkir kopi hitam kesukaannya serta sebuah kecupan yang tak kalah hangat. Saya pengen jadi istri yang ketika suami saya pulang ke rumah, saya udah cantik dan wangi, sudah menyiapkan makan malam, sudah siap memeluknya dan mendengarkan bagaimana harinya berjalan. Saya pengen jadi istri yang setiap malam sebelum tidur, bisa diajak berdiskusi soal pekerjaannya, sepatu-sepatu adidas incarannya, soal bidding-bidding yang ia menangkan, atau soal temannya yang dia bikin sirik karena dia yang dapet sepatu incaran. Saya pengen jadi istri yang bisa diajak bebodoran, tertawa bersama, karokean lagu-lagu zaman dulu, dengerin dia nyanyi sampe ngegrowl walau suaranya pas-pasan dan berakhir dengan kami ketiduran. Saya pengen jadi istri yang tiap dia masuk angin atau kakinya pegel-pegel, saya tinggal pijetin dan bikinin teh hangat, jadi dia nggak perlu lari ke tempat pijit. Saya pengen jadi istri yang nggak lupa pernah sama kewajibannya, dan punya suami yang nggak pernah lupa untuk memberikan hak-hak istrinya. Apa saja itu? Dikompromikan dahulu. Banyak juga ya kepengenannya. Lho, bukan cuma itu. Saya juga pengen jadi istri yang bisa bilang “saya punya” ketika dia sedang kekurangan, atau “saya bisa” ketika dia tidak mampu, atau “saya kuat” ketika dia merasa lemah. Bukan karena dia tidak sempurna dan saya harus menyempurnakannya, tapi karena saya ada untuk membuat hidupnya lebih mudah, bukan menyusahkannya. Karena saya pun nggak sempurna, saya pun nggak lengkap, saya cuma butuh seseorang yang bisa membuat hidup saya lebih ringan ketika beban sedang berat-beratnya. Pun dia. Masih ada lagi? Ada, dong. Saya pengen jadi istri yang bisa dia ceritakan ke orang lain dengan mata berbinar-binar dan bibir tersenyum. Istri yang juga disayangi oleh keluarganya. Istri yang dengan bangga dia gandeng ke setiap undangan. Muluk, ya? Saya pengen begini, saya pengen begitu… Saya nggak perlu mempertanyakan apakah dia akan melakukan hal yang sama, karena dengan memutuskan untuk mengatakan “iya” saat dia (nanti) melamar saya, saya yakin kalau dia akan menjadi sebaik-baiknya suami, sepantas-pantasnya lelaki.

Minggu, 17 Juli 2016

Yang Belum Sempat Terucap

Terima kasih sudah hadir di hidup saya. Walau jalannya tak pernah mudah, terima kasih karena sudah mengajak saya melangkah sampai sejauh ini. Bersamamu, saya mengerti bahwa kita harus berjalan beriringan, bukan berseberangan. Ingatlah bahwa saya akan selalu menjadi teman yang akan mendampingimu sampai ke tujuan, untuk membuat mimpi-mimpimu tak lagi semu. Terima kasih untuk kesabarannya, pengertiannya, kasih sayangnya, perhatiannya, rindunya, temunya, tawanya, air matanya, dan segala macam tetek-bengeknya. Terima kasih karena kamu selalu memberikan saya kesempatan untuk berubahdan memperbaiki diri, tak pernah bosan walau saya kerap kali keras kepala, egois, atau cemburuan. Terima kasih sudah memercayai bahwa saya adalah jodohmu walau saya jauh dari kesempurnaan. Percayalah bahwa saya akan selalu berusaha memantaskan diri untuk berada di sampingmu. Kelak, untuk memegang tanganmu, untuk menyandang nama belakangmu, untuk membuatkan kopimu. Terima kasih sudah membuat saya merasa begitu dihargai, dicintai, dan diperjuangkan. Hal-hal yang mungkin tak pernah benar-benar saya rasakan sebelum kehadiran kamu. Terima kasih untuk selalu menjadi yang pertama, dan semoga, yang terakhir dan satu-satunya, di berbagai pengalaman hidup saya.Terima kasih atas segala usahamu, besar dan kecil, yang kamu lakukan untuk kebahagiaan saya. Ingatlah bahwa saya mencintaimu lewat hal-hal sederhana. Sesederhana sebuah pelukdi penghujung hari, sesederhana sebuah kecup di pagi hari. Terima kasih atas banyak hal yang sudah kamu ajarkan, berikan, perlihatkan kepada saya. Yang saya tahu, kini, cinta itu bukan hanya dapat dirasakan, namun juga dapat dilihat; Kamu. Untuk Bunt, saya cinta kamu, lebih dari cinta-cinta saya yang lalu.

Sabtu, 16 Juli 2016

Untuk Lelakiku Bunt

Saya yakin kalau semua orang pasti pernah jatuh cinta, entah cintanya berbalas atau bertepuk sebelah tangan. Saya yakin kalau semua orang pasti pernah mencintai dengan begitu dalam dan sepenuh hati, entah dia mengharap balasan atau memilih mengikhlaskan. Dan saya juga yakin kalau semua orang pasti pernah merasa dicintai dengan begitu tulus, entah dia membalasnya atau memilih tak menghiraukannya.Tetapi, apakah semua orang pernah merasa bahwa ia sudah berhenti mencari? Belum tentu. Ini, yang kini membedakan saya dengan mereka. Saya berhenti mencari, saya berhenti di kamu. Semua yang sebelum kamu rasanya tak lagi berarti. Kamu, kini jadi dunia saya. Dunia yang tak lagi sama, dunia yang berputar dan terbalik tak tentu arah, dunia yang penuh dengan hal-hal tak biasa yang juga tak pernah saya temui sebelumnya. Dunia yang saya benci dan saya cintai secara bersamaan. Dunia yang tak ingin saya tinggalkan. Saya berhenti mencari, saya berhenti di kamu. Kamu adalah senyata-nyatanya lelaki yang saya inginkan, dan beruntungnya, kamu juga yang sebenar-benarnya lelaki yang saya butuhkan. Saya berhenti mencari, saya berhenti di kamu. Saya tak pernah berhenti mengucap syukur atas kehadiranmu, yang entah bagaimana, menjadi alasan hadirnya tawa dalam hidup saya. Sebelum kamu, tawa tak pernah datang sesering ini. Untuk Bunt lelaki yang telah membuat saya berhenti mencari dan jatuh cinta setiap hari; saya cinta kamu tanpa tapi.

Kamis, 07 Juli 2016

Apa Adanya Kamu Bunt (2)

Denganku, kamu tidak perlu takut tidak diterima. Kamu tau aku orang paling bertoleransi dengan apapun yang ada. Denganku, kamu tidak perlu takut ditinggalkan. Kamu tau aku orang paling setia dengan apapun yang aku suka. Denganku, kamu tidak perlu memaksa mengubah diri. Aku menyayangi kamu apa adanya. Dan akan begitu seterusnya. Denganku, kamu tidak perlu memaksa menjadi kaya. Bahkan ketika kamu hanya bisa memberiku senyum, aku sudah bisa begitu bahagia. Denganku, kamu tidak perlu bersusah payah tampil sempurna. Di mataku, kamu sudah begitu manis seperti biasa. Denganku, kamu tidak perlu memanjakanku dengan perjalanan mahal dan kencan mewah. Cukup dengan mengajakku berjalan sambil melihat bintang, atau sekedar duduk di rumput sambil berbincang.... Denganku, mungkin kamu akan sering kecewa dan marah, walau sebaik apapun aku berusaha dan bersusah payah. Tapi percayalah, untukmu, aku adalah orang yang pantang menyerah. Denganku, mungkin kamu akan sering kesal, karena aku yang tidak begitu pintar. Tapi yakinlah, aku cukup taubahwa kamu adalah guru yang paling bisa mengajarkanku segalanya. Denganku, mungkin kamu akan membandingkan, tentangku yang tidak sesempurna masa lalumu. Tapi ketahuilah,aku mungkin tidaksempurna tapi aku adalah yang paling bersikeras membuatmu bahagia.... Denganmu, aku akan berusaha menjadi apa yang kamu mau. Tapi denganku, kamu diterima apa adanya kamu.

Apa Adanya Kamu Bunt

Nanti jika suatu hari kamu tau tentang perasaan ini, kamu mungkin akan bertanya, tentang apa yang membuatku suka. Kamu pasti akan merendah dengan mengatakan bahwa kamu bukan siapa-siapa. Mungkin kamu juga akan mengatakan kamu belum menjadi apa-apa. Kamu mengatakan bahwa kamu tidak tangguh. Kamu tidak suka melakukan perjalanan jauh.Kamu tidak tertarik naik gunung. Kamu benar-benar tidak sepertiku. Kamu mengatakan tentang kamu yang kikuk, yang seringkali tidak peka dengan perasaanku. Yang mungkin akan bingung sendiri dengan diamku. Kamu bicara tentang hidup mewah, yang mungkin tidak akan aku dapatkan bila bersamamu. Tidak ada kejutan-kejutan manis karena kamu bukan orang yang romantis. Lalu, biar kubilang padamu tentang ini. Aku sedang tidak mencari teman naik gunung, ataupun seorang psikolog yang bisa membaca perasaan, tidak juga seorang milyarder. Aku mencari orang yang rendah hati, yang tidak pernah menyombongkan apa yang dia miliki. Aku mencari teman yang dengannya, aku bisa bahagia dengan apa adanya dia. Denganmu, aku melihat kebahagiaan itu. Denganku, kamu diterima apa adanya kamu.

Selasa, 31 Mei 2016

Sejauh-jauhnya dekat

letakkan tanganmu pada bagian yang paling mendebarkan saat mata kita beradu pandang, pada detik itulah satu hati lagi-lagi jatuh ditanganmu. Disepertiga malam seperti ini pikiranku mudah sekali membayangkan tentangmu, rasanya seperti sudah ada campur tangan Tuhan disana. Ahya ingat saat kamu pernah bertanya apa aku pernah membayangkan tentangmu? Aku hanya menanggapinya dengan gurauan saat itu, namun sekarang biar ku beri tau bahwa ada bagian dari milikku yang tidak pernah berhenti memikirkanmu, sesibuk bahkan serumit apapun saat itu. Semoga akan selalu seperti ini, mengingat hal-hal baik tentangmu, karena mengingat adalah satu-satunya cara kita menjadi dekat meski sejauh-jauhnya kita bertempat. Sayang, mereka bilang cinta bisa melipat jarak, sepertinya kita hanya memerlukan dua lipatan untuk menjadi dekat, ah kesibukanmu yang seharusnya dilipat. Hahaha. Aku tidak pernah lelah mendoakan setiap kebaikan untukmu, ingatlah untuk selalu berucap 'Aaamiin' setelah kamu mendengar suara lonceng gereja, namamu selalu ada sebelum aku membuka lipatan tanganku. Bagaimana dengan melipat waktu? Rasanya aku sudah tidak sabar bertukar cerita denganmu. Sayang, mereka bilang pilihlah pasangan yang menyenangkan untuk bercerita. Aku tahu itu keahlianmu, maka jangan pernah sungkan untuk menceritakan apapun padaku, apapun termasuk luka. Sudah kusiapkan obat merah jika tiba tiba berdarah ketika kamu bercerita. Sayang, bisa membantuku meringankan kekhawatiran? Cukup pastikan perutmu kenyang dan hatimu senang, apapun yang sedang kamu lakukan aku percaya penuh padamu. Satu lagi, jangan lupa tersenyum atau bahkan kamu harus tertawa, banyak hal yang bisa kamu tertawakan atau jika sedang tidak ada kamu boleh tertawakan kebodohanku atau bahkan kesedihanku. Apapun asalkan kamu bahagia, bahagiaku. Sudah tengah malam, besok aktifitasku padat sekali. Selamat lelap, sayang. Jenongmu

Sesekali

"Dear you, no matter how much they love you, I love you even more." Halo dear, kamu tau apa yang saya temukan sepagi ini? Semakin banyak mereka yang menyayangimu, mereka yang menyukaimu dan mereka yang menyemangatimu. Tenang, dear, saya baik-baik saja. Mungkin ini jawaban Tuhan atas doa yang saya pinta agar selalu melapangkan rezekimu, dear, sayangi mereka, mereka bisa jadi pintu rezekimu karena Tuhan selalu menitipkan rezeki dengan cara apapun. Iya, dear, saya baik-baik saja.Tidak ada pemalsuan dari kalimat 'saya baik-baik saja' yang saya tulis sedari tadi karena memang tidak ada yang salah dengan semuanya. Hanya saja, dear, seperti biasa kamu hanya harus bertanggung jawab atas rengekan rasa cemburu saya yang lepas kontrol. Sayang, perempuan mana yang akan selalu dan terus baik-baik saja jika lelakinya diperhatikan oleh perempuan lain? Kalaupun ada, sudah pasti itu bukan saya.Mereka menyayangimu, saya jauh lebih menyayangimu. Mereka menyukaimu, saya teramat menyukaimu. Mereka menyemangatimu, dear, saya tak pernah lelah menyemangatimu. Apapun yang mereka lakukan, saya melakukannya bahkan lebih, tanpa perlu kamu berusaha agar orang lain menyayangimu, tanpa perlu waktu setengah jam untuk kamu merapikan rambutmu, tanpa perlu kamu tampil sempurna dihadapan saya, tanpa perlu kamu selalu terlihat bahagia, tanpa perlu kamu memiliki nama 'Honey', tanpa perlu kamu disebut 'beibh', tanpa perlu mengumbar kata cinta di setiap sosial media. Sesekali kamu harus tau, saya menyayangimu jauh dari apa yang kamu pikirkan tentang seberapa saya menyayangimu. Jangan pernah berhenti melangkah, tentang mimpi-mimpimu, utamakan mereka. Jangan pernah merasa sendiri, meski jauh doa saya selalu menggenggam tanganmu dan sayang saya selalu mendekap tubuhmu.

Demi apapun, Kamu melebihi Apapun

adalah hal yang bodoh meninggalkanmu yang seorang diri. dan adalah hal yang pintar meninggalkan semua yang mengejarku karena demi apapun kamu melebihi apapun, lempari saja aku dengan senyummu aku takkan pernah bosan, asal kau jangan melemparku jauh jauh lalu tersenyum, sama sekali jangan. Dan lagi jangan kau tersenyum lalu melemparku sangat jauh, karena aku bisa saja sewaktu waktu menjadikan senyum sebagai kata yang sangat hina. Tapi tetap tersenyumlah selalu padaku. Karena aku masih memandang senyum itu adalah hal yang paling indah, hal yang paling indah darimu yang bisa masih ku dapat. Ratusan hari aku menanti hari ini akan tiba, tak apa jika hanya senyummu, tak apa jika kau dengan tak sengaja. Karena senyummu adalah senyumku, karena senyumku hanya karenamu. Aku ingat kali saat pertama aku melihatmu, kamu dipenuhi kata yang tak berujung 'keindahan', satu kata yang membuatku sulit untuk tidak untukmu dan aku cinta. Banyak orang bilang cintailah seseorang sewajarnya saja, aku tidak tahu batasan wajar dan wajar itu seperti apa, karena yang aku tahu wajarku adalah apapun untukmu. Aku pikir aku pernah bergerak dengan apa yang aku yakini, nyatanya tidak. Aku hanya mematung disini, seolah pengemis yang menunggu tuannya datang. Aku memang sangat mencintaimu, teramat sangat. Sulit membedakan antara aku mencintai jantungku atau aku kehilangan denyut danimu. Benar, apapun ku kan lakukan untuk menjaga hidupnya nadimu yang ku harapkan itu hangat. Aku rela jika harus menggantikan seluruh nadimu yang sudah tak lagi mengikatmu itu.Tak apa jika kau tak tahu. karena demi apapun, kamu melebihi apapun.

Untuk Tuhan

maaf karena saya telah membuatnya menghadapi banyak kesulitan. tapi untuk kali ini, izinkanlah saya menebus semuanya. menebus segala rasa sakit yang pernah dilaluinya karena saya. saya mungkin tidak pantas dan tidak memiliki hak, tapi saya akan membuatnya bahagia dan akan membuatnya tersenyum. saya tidak bisa menjanjikan selamanya, tapi selama yang saya bisa, saya akan melakukannya. dan jika mungkin suatu saat saya gagal, saya hanya ingin terus berusaha, hingga tak ada lagi alasan bagi saya mencintainya.

Kamis, 26 Mei 2016

Hampa

Pernah kau rasakan kekosongan yang tak kau pahami? Seperti ada lubang yang menembus hatimu. Isi kepala yang amburadul. Atau hari-hari cerah telah melengkapi tawamu, namun tetap kau rasakan kekurangan. Sedemikian kacau sebab tak bisa kau kendalikan.Lalu kau mencoba mencari jawaban di cermin. Mendapati tubuh di hadapanmu sempurna, namun berantakan. Matamu menerawang hal yang entah. Pikiranmu berlarian tanpa bisa kau cegah. Ini perlahan memuakkan. Hingga kau rasa tak ada tempat berteriak yang paling lengang selain dalam hati sendiri. Sesekali kau ingin menangis, namun tak ada air mata yang jatuh. Mungkin samudradi matamu telah mengering, habis menguap bersama awan yang telah lalu. Kau bisa tertawa, namun bukan bahagia. Kau bisa tertunduk, namun bukan bersedih. Tak ada yang bisa kau pahami selain jarum dan benang-benang yang berserakan di sekujur tubuhmu.Kau merasa bagaikan seonggok kayu yang mengapung. Langkahmu mengalir bersama waktu, namun jiwamu beku dalam kotak kedap. Kau tak lagi merasakankeselarasan. Hatimu ingin, namun tubuh dan pikiranmu menolak. Sekali lagi kau menengok ke arah cermin. Kau mendapati jasad segar yang masih bernyawa namun tak berasa. Kau bahkan tak lagi mengenali apa itu rasa. Kau rusak. Hidup dalam kematian.

Merelakan

"merelakan itu apa Tuhan?" terdengar bisikan seseorang ditengah malam itu suara perempuan, sangat lemah dan tertatih kurasa ia sedang rapuh "apa iya dengan membiarkan dia bahagia bersama orang yang dicintainya itu merelakan?" ku tajamkan telingaku karena suaranya semakin melemah terdengar suaranya mulai terbata seakan ada yang menahannya kurasa ia sedang menahan tangis "aku tak suka merelakan yang seperti itu. aku bisa membuatnya bahagia bahkan lebih bahagia. aku akan melakukan apapun untuk kebahagiaannya agar aku tak perlu merelakan. buat ia tetap bersamaku, Tuhan. Engkau Maha Kuasa, sesulit apa bagi Engkau mengabulkan permohonanku yang tak seberapa ini" kali ini ia sedikit berteriak, menekan pada setiap kata dan bisa kupastikan ia telah menangis dimalamnya tak kuasa aku menahan haru, karena yang ku tahu dia sosok yang periang di setiap harinya **aku sudah lelah. cukup lelah. sudah cukup lelah tidakkah kau menyadari perasaan seseorang disini? dengan angkuhnya kau hanya mengutamakan hatimu. lalu hatiku?

Rabu, 25 Mei 2016

JANJI

JANJI. bukan kata yang asing di dengar. kau pernah berucap janji? ku rasa pernah, karena aku pun pernah. berjanji untuk tidak mengulangi hal yang sama, itu lumrah bukan? pasti kau pun pernah berjanji tentang hal itu. saat mendengar orang lain berucap janji kepada kita secara tidak sadar kita mempercayainya meski kita bermaksud untuk tidak terlalu percaya, karena pada akhirnya ketika itu "hanya" sebuah janji biasa yang ada kita akan merasakan kecewanya juga. sudah. kurasa hentikan membiasakan diri berucap janji, untuk hal yang kau anggap sepele, karena tidak semua hal yang sepele menurutmu itu sepele untuk yang lain. hentikan juga untuk hal yang tidak mungkin kau buktikan. itu menyakitkan orang lain. kau tau itu? kau pernah merasa ditipu oleh janji? hanya lima huruf berjajar rapi namun bisa menjadikan kau terpuruk dalam jurang kekecewaan. terutama tentang cinta. seperti salah seorang teman dicermin yang saat ini tengah menangis karena telah membiarkan diri terjun ke jurang kekecewaan, hanya karena janji cinta yang tidak penting, menurutku. cukup. janji itu bukan lelucon. jangan kau jadikan bahan guyonan hanya karena ingin orang lain menyukaimu. jangan kau biarkan setiap orang merasakan kekecewaan hanya karena ditipu janjimu. belajarlah untuk mengurangi berucap janji, atau bahkan hentikanlah. menyakitkan ketika kau akan merasakan tertipu oleh janji orang lain. aku tau, aku pernah merasakannya atau bahkan sedang merasakannya. ditipu janji yang tak seberapa itu ~

Terlalu Mengenalmu

Aku mengenal baik kemeja itu. Kemeja dengan corak dan warna kesukaanmu. Masih bisa kuingat betul seberapa tampannya kamu mengenakan kemeja itu, lengkap dengan celana jeans dan sepatu coklat bertali. Ah, aku semakin mengagumimu saat kau tampil dengan dandanan rapi, tak lupa jaket ditanganmu. Jika sudah seperti itu mana peduli aku dengan paras aktor Hollywood sekalipun, kamu minta aku mematikan televisi lalu berganti memandangimu hingga mataku mengering pun tak jadi masalah. Aku mengenal baik kemeja itu. Kemeja yang sering kau pakai, sesering kau mengatakan rindu ingin memeluk aku. Dulu. Hal detail darimu yang mana yang tak ku ingat? Jadi aku rasa, tak mungkin aku tak mengenali kemeja yang menemanimu saat menemuiku. Dulu. Dan sebegitu hafalnya aku denganmu, bisa tak mungkin aku tak mengenali kemeja itu, sekalipun kau pakai dari kejauhan, atau hanya nampak sekilas di fotomu bersama seorang wanita, dan itu bukan aku.

Surat tanpa tujuan

Kutuliskan surat disepertiga malam seperti ini karena mataku masih terjaga. Ada bilang hal ini bisa terjadi karena kita sedang berada dimimpi seseorang, kau tau seseorang mana yang aku harapkan disini. Aku takkan bersedih disuratku kali ini, karena memang aku telah berhasil mengendalikan keadaanku sendiri. aku sudah tidak berharap pada apapun, sedikitpun tidak. Sudah tidak lagi menginginkan yang sangat kuingini, aku sudah berhenti sampai didetik aku melihat sosok wanita disampingnya, aku yakin sekali wanita itu pilihannya. Kumohon, Bantu aku mengikhlaskannya.

Senin, 23 Mei 2016

Datang dan Doakan saja

Apa yang lebih sulit selain mengikhlaskan kepergian dan merelakan kehilangan? Aku sama seperti perempuan lainnya, yang tak pernah memiliki kuasa untuk mengendalikan hati akan jatuh kepada siapa. Kepadamu, tentu saja. Bukan mauku untuk jatuh cinta. Kau tahu itu. Sejak awal, Yang tak kau tahu, kau terlalu memesona untuk tak kujatuhi cinta. Maka, ya.. Saat sadar, rupanya aku telah tenggelam ke dalammu. Namun, seperti yang sudah-sudah, aku selalu berkata kita sepenuhnya berkuasa untuk melakukan sesuatu atas apa yang kita rasakan. Jatuh cinta memang tidak pernah disangka, tapi kita masih mampu mempertimbangkan akan memperjuangkan atau pergi saja. Jadi, begitulah. Kita selalu punya pilihan, kan?Mungkin kau belum tahu atau yah.. siapa tahu kau lupa. Aku tak pernah ingin membiarkanmu tenggelam dalam kesepian. Sendirian. Aku pernah melihatmu murung. Melamun dengan mata menerawang. Seperti melihat jiwamu sendiri. Dalam-dalam.Aku benci melihatmu kesepian. Aku pernah melihat kau lelap, dengan wajah damai serupa anak kecil yang tak berlumur dosa. Kutinggalkan jejak-jejak doa di rambutmu, dahimu, pipimu, lentik bulu matamu, alismu, bahkan bibirmu melalui jemariku. Aku ingin mengusapmu sayang, karena benci melihatmu memikul sakit dan kecewa sendirian. Aku ingin menjadi yang kau butuhkan. Yang selalu kau cari saat kau perlu sandaran. Yang selalu kau minta untuk datang, sekadar memberikan belaian, menenangkan. Yang selalu kau ingat, saat kau sedang butuh genggam dan pelukan. Aku ingin menjadi rumah. Penenangmu. Aku ingin menjadi dekap. Penghangatmu. Aku ingin menjadi ingar yang menghapus sepi dalam sendi-sendumu. Aku ingin berada di sisimu. Tapi, sayang. Aku bukanlah Tuhan. Yang bisa memerintahmu untuk melakukan ini atau itu. Aku hanya mampu meminta kepadamu untuk datang kembali. Kau tentu saja boleh pergi sejauh yang kau mau. Carilah lelah sejauh yang kau mampu. Toh aku tak pernahmenutup pintu. Sebab aku tak pernah ingin membiarkanmu tenggelam dalam kesepian. Sendirian. Datanglah lagi. Datanglah lagi. Jika kau merasa begitu lelah namun tak memiliki tempat untuk sekadar singgah. Datanglah lagi. Jika kau rasa penat terlalu rewel memenuhi kepalamu. Aku lengan yang selalu siap menangkap dan mendekapmu. Datanglah lagi. Jika kau rasa sepi sudah keterlaluan kali ini, atau sunyi terlalu keras menjewer telingamu. Aku belai yang siap mengusapmu. Datanglah lagi. Jika lelap terasa begitu jauh dari kepalamu. Aku siap meninabobokan insomniamu. Datanglah lagi. Lain kali. Seingatmu. Sesempatmu. Tapi doakan saja aku, hatiku masih sama.

Jumat, 20 Mei 2016

Mengusap kepalamu

Semua orang memiliki paling tidak satu gestur sederhana yang bermakna banyak sekali bagi mereka sendiri. Seperti buat Aku; mengusap kepalamu. Aku tak pernah menyangka kau akan mengakar begitu kuat di dalam kepalaku saat kali pertama aku bertatap mata denganmu. Kali lain, tiba-tiba aku sudah menemukan diriku menikmati senyum jenakamu. Dan sungguh, tawa renyahmu serupa alunan lagu-lagu merdu bagi telingaku. Rasanya ingin kuputar terus. Sampai kau serak. Aku masih ingat saat kita bertukar cerita tentang diri kita sendiri untuk pertama kali. Hanya kita berdua. Cukup lama. Lalu aku entah sejak kapan menjadi pendengar ceritamu nomor satu. Apa pun tentangmu, aku ingin tahu. Lalu serupa angin, kau menelusup diam-diam. Di dalam dadaku. Menyemai benih-benih bahagia. Menjaga. Menemani. Definisi bahagiaku menjadi begitu sederhana. Hanya dengan melihatmu terlelap saja aku sudah merasa damai. Lalu satu waktu, aku beranikan mengusap kepalamu. Kau tertidur, tentu saja. Mana berani aku mengusapmu jika kau tidak terlelap. Nah, bukannya merasa tenang, dadaku justru bergemuruh liar. Aku ingin. Sekali lagi. Hanya sekali. Mengusap kepalamu. Semesta mengaminkan. Diberikannya aku kesempatan untuk menemani insomniamu, mengisi waktu-waktu terjagamu, mendengar lukamu. Hanya sedikit saja kau bercerita, tapi aku melihat matamu berkaca-kaca. Maka aku mengusapmu. Selembut perasaanku kepadamu. Yang tak kuperhitungkan adalah kau rupanya membuatku ketagihan. Aku ingin lagi. Tak hanya sekali. Aku ingin lebih banyak lagi mengusap kepalamu. Dengan sayang.. Lalu kau tertidur lagi. Ah, kau selalu senang tertidur. Sialnya, kau hampir selalu tertidur di dekatku dan aku tak kuasa menahan diri untuk tak mengusap kepalamu. Seperti mengelus seorang bayi. Kau tampak begitu rapuh. Lantas benih baru mulai tumbuh. Aku ingin menjagamu. Maka saat itulah aku bertekad untuk menjagamu. Membuatmu tertawa, membuatmu kesal, membuatmu merasakan apa saja kecuali berduka. Kau si hebat yang manja. Ada banyak luka yang kau pikul sendirian dan aku ingin menjadi orang yang kau bagi bebannya. Tak menyelesaikan masalahmu, memang, tapi aku ingin menjadi berguna. Menenangkanmu misalnya. Aku ingat pernah marah padamu. Saat itu kau begitu kalut dan aku gagal menenangkanmu. Aku selalu benci penolakan dan penolakanmu waktu itu entah mengapa menyakiti dadaku. Aku benci kau yang menghindari usapan dariku. Benci kau yang tak berbicara padaku. Aku benci kau yang menolak untuk menatapku. Tapi aku tak bisa marah. Sampai kita merasa baik untuk saling bertegur sapa kembali, aku masih ingin menemanimu. Mengusap kepalamu lagi. Kesederhanaan yang rumit, kan? Sesepele mengusap kepala saja semesta memberi sejarah yang jauh dari “mudah dilupakan”. Hingga akhirnya mengusap kepalamu menjadi kebiasaan yang sulit kuhilangkan. Aku tak pernah tahan membiarkan hitam rambutmu menganggur dengan rapi. Aku selalu ingin mengusapnya, membuatnya berantakan, lalu menertawaimu. Bahkan hingga saat ini. Aku sering menemukan diriku sendiri berusaha mati-matian untuk tidak terlalu bahagia saat melihatmu, untuk tidak berlari ke arahmu, mengacak-acak rambutmu, lalu mendekapmu di dadaku. Ketahuilah, sayang.. Sesungguhnya aku menjadi manusia paling egois karena saat mengusap kepalamu, sebenarnya aku sedang menenangkan hatiku sendiri. Yang begitu rindu padamu. Yang begitu rewel ingin menemanimu. Aku ingin mengusap kepalamu. Sekali lagi. Seterusnya. Maka jangan berhenti untuk selalu mengizinkanku. Aku mohon.

Maaf dan Jangan Salahkan Dirimu

Maaf. Untuk bahagia yang menghujani dadaku setiap kali aku mampu membuatmu tertawa. Maaf pula untuk setiap degup tak beraturan tiap kali aku mencuri kecup di keningmu saat sedang terlelap. Maaf untuk setiap hal merepotkan yang aku lakukan, yang aku tak tahu lagi harus meminta tolong kepada siapa selain kepadamu.Jika aku mampu menuliskan ceritaku sendiri, lalu memerintahkan hati untuk jatuh cinta kepada orang yang aku pilih sendiri, tentu saja aku tak akan memasukkan namamu dalam hidupku. Aku akan menulis sebuah cerita yang aku dan kau tidak pernah berjumpa. Aku tentu akan memerintahkan hati untuk tak melihatmu sama sekali. Menganggapmu sebagai seorang teman dan tidak menyisakan tempat di hati untuk peduli. Aku akan menjadikan diriku sendiri sebagai tokoh utama perempuan yang mampu berjalan sendiri, mampu mencintai dirinya sendiri, dan tidak peduli pada luka-luka orang lain. Tapi kau dan aku sama-sama tahu, aku tak mampu menulis ceritaku sendiri. Aku tak mampu memerintahkan hati untuk jatuh cinta kepada orang yang aku pilih sendiri. Begitulah. Kau datang, lalu sesederhana kebahagiaan yang didapat dari menghirup segelas kopi hangat di waktu hujan, aku jatuh cinta kepadamu. Bukan mauku apa lagi maumu, kan? Dipertemukan semesta dalam keadaan sama-sama merasa kosong dan terluka. Merasa bahagia jika bersama tapi kita tahu bahwa aku dan kau tak mungkin bisa bersama-sama. Sampai akhirnya kita terkurung dalam keadaan yang seperti ini. Saling merasa asing satu sama lain. Berusaha menjauh dan berharap semoga apa yang kita rasakan dapat menghilang dan kita lupa pernah sama-sama bahagia atau mungkin jatuh cinta. Aku sendiri sering menghabiskan waktu mengingat-ingat, tentang bagaimana damai wajah lelapmu di pangkuanku saat aku mengelus lembut rambutmu, tentang hangat telapak tanganmu yang mengusap kepalaku untuk mengantarku tidur, tentang keyakinanmu saat menggenggam tanganku, dan tentang aku yang harus melepaskanmu. Saat sendiri aku seringkali berdoa, “Tuhan, jika memang dia bukan orang yang tepat, jangan biarkan perasaan megah di dadaku ini kian pekat”. Meski begitu, aku tak bisa berhenti merasa bahagia atas kehadiranmu. Aku tak kuasa atas cemburuku saat kau tertawa dengan orang selain aku. Aku tak mampu mengabaikan sakitmu. Aku tak bisa berbohong bahwa aku begitu rindu padamu. Jadi, aku hanya ingin kau mendengarkanku dan mengingat hal ini baik-baik. Jika kelak kau merasa telah membuatku sakit karena harus membunuh perasaanku sendiri padamu, itu bukan salahmu. Jika kelak kau berpikir bahwa lukaku karena aku bertemu dirimu, itu bukan salahmu. Jika kelak kau merasa yakin bahwa semuanya akan lebih baik jika aku dan kau tidak pernah bertemu, percayalah sayang bahwa itu bukan salahmu. Bukan salahmu atas jatuh cintaku. Bukan salahmu atas perasaanku. Jadi, jangan salahkan dirimu. Jangan menyalahkan dirimu sendiri.

Tanya Untukmu

Kau mungkin menghabiskan sepanjang waktu untuk memikirkan bagaimana caranya memperbaiki kesalahan yang telah kau buat. Sesekali bahkan berandai-andai untuk kembali ke masa lalu dan membenahi hal-hal yang memang perlu padahal kau tahu betul, betapapun kau berusaha mengubahnya, kesalahan itu tetap ada. Terjadi begitu saja, tepat di depan mata. Membuat hatinya -hati yang selama ini kau jaga- akhirnya terluka begitu dalam dan menyisakan sesal di selubung dadamu saat ia akhirnya memilih pergi. Kau mungkin menimbang-nimbang dalam keputusasaan, tapi tak berhasil menemukan apa-apa. Kau tahu, meratapi masa lalu juga tak akan mengubah apa-apa. Sampai akhirnya kau tiba pada satu titik, saat kau berpikir untuk menyerah dan move on saja. Melupakan kesalahan-kesalahan yang telah kau buat, berhenti mengejarnya, pindah ke hati yang baru, memulai semuanya dari awal kemudian sibuk berbahagia. Pilihan yang sama sekali tak mudah tapi jauh lebih mungkin daripada kembali dan memperbaiki hal-hal yang sudah terlanjur terjadi. Tapi tunggu dulu. Sebelum kau membalik badan dan mengubur keinginanmu untuk memperjuangkannya lagi, pernahkah kau berpikir apa kau akan baik-baik saja? Dengan kenyataan bahwa dia sudah tak ada di dalam hidupmu lagi, bahwa dia sudah membenahi dirinya sendiri dan siap membuka hati, apa kau akan baik-baik saja? Apa kau akan baik-baik saja jika ia mencintai orang lain? Menggantikan posisimu di hatinya dengan orang baru yang sama sekali tak kau sangkaakan berada di sisinya? Apa kau akan baik-baik saja dengan kenyataan bahwa kau sudah tak ada di dalam hidupnya lagi? Apa kau akan baik-baik saja jika ia tertawa karena dan bersama laki-laki lain? Apa kau akan baik-baik saja ketika ia berada di pelukan laki-laki lain? Apa kau akan baik-baik saja ketika ia mengecup kening laki-laki lain selembut ia mengecup keningmu? Menenggelamkan jemarinya ke dalam rambut laki-laki lain sampai laki-laki itu tertidur di pangkuannya. Itu ritual yang paling kau sukai, kan? Apa kau akan baik-baik saja saat melihat air matanya diusap oleh jemari laki-laki lain sementara hal terakhir yang mampu kau ingat tentangnya adalah membuatnya tersedu dan patah hati, membuatnya terluka dan pergi? Apa kau akan baik-baik saja ketika ia merasa tenang saat mendengar degup dari dada laki-laki lain? Apa kau akan baik-baik saja jika pahlawannya sudah bukan dirimu lagi? Kau mungkin sedang merenungkan bahwa apa yang sudah kau lewati bersamanya adalah hal-hal menakjubkan. semua tawa, peluk, pertengkaran bahkan semua perjuangan dengannya selama ini. jadi kamu yakin akan membuat gadis itu menyerah lalu move on? Pikirkan

Kamis, 28 April 2016

Kehilangan Arah Bunt

Orang selalu bilang untuk tetawa dengan wajahmu,dan menangislah dengan hatimu. Selamat malam Bunt, Maaf jika mengganggumu tengah malam begini, aku hanya sedikit merindukanmu lebih. Bunt aku sudah tak pernah berharap apapun lagi padamu, bahkan aku telah berkali kali meneriaki diri untuk berhenti melakukannya, tapi bunt, itu hanya semakin menyiksa. Bunt, aku mulai membayangkan bagaimana jika suatu hari akan tiba ketika kau memintaku untuk meninggalkan semuanya. Apa yang harus aku lakukan? Dan ketika mereka mulai membicarakan tentang perempuan lain untukmu, apa yang akan terjadi padaku setelah itu? Akankah aku lebih menyedihkan dari pada ini? Bunt, aku tidak akan membencimu jika aku harus kehilanganmu kali ini. Aku bahkan pernah kehilanganmu sebelumnya, tapi kehilanganmu tidak pernah menjadi hal yang mudah bagiku, aku tetap menjadi perempuan cengeng yang merengek untuksetiap kebahagiaanmu. Apalagi yang bisa aku lakukan? Bunt, setiap kali aku memikirkan tentang kebahagiaanmu, aku mulai berpikir, mungkinkah kau akan lebih bahagia tanpa aku yang mengkhawatirkanmu? Bunt... Bunt.. bisakah kau memelukku sekarang? Aku mulai kehilangan arah.

Diamku Bunt

Buntku, ada banyak hal mungkin akan kau lihat aku bertingkah seperti anak kecil, dari hal yang sederhana sampai hal yang rumit. Pada banyak hal lainnya akan kau dapati aku tersenyum malu berharap kau mengetahui apa yang aku mau tanpa memberi tahu, namun "Aku bukan peramal" katamu. Pada sebagian hal kecil aku sangat mungkin akan terdiam, menahan suaraku. Mungkin kau akan bertanya mengapa, mungkin aku masih saja dengan misteri dan meninggalkan tanda tanya dalam hatimu. Buntku, Sungguh ada diam yang perlu kau dengarkan, ada keluh yang perlu kau lihat dengan perasaan, ada kecewa yang perlu kau rasa dengan sentuhan, ada jiwa yang perlu kau bagi dengan semua perhatian. Terkadang diamku adalah rasa yang amat dalam, yang tak dapat aku kendalikan. Jika kau masih tidak tahu apa yang harus kau lakukan, peluk saja aku seerat yang engkau mau sampai mereda rasa itu, sampai diamku menghilang.

Tak Pernah

Kemarilah, yang aku inginkan hanyalah duduk berdua denganmu. Berlama-lama meneguk kopi panas dengan satu lagu yang kita berputar berkali-kali. Kali ini, kupilihkan lagu stay kepunyaan Rihana. Sayang, ku mohon dengarkan ceritaku sekali ini... Aku tak pernah ingin membuatmu marah. Aku pernah begitu takut mendengar nada tinggi suaramu diseberang sana. Saat itu juga, aku berujar pada hatiku sendiri bahwa aku tak boleh membuatmu marah kembali. Aku tak ingin mendengar suaramu meninggi yang mengisyaratkan seolah aku tak pantas bicara padamu seterusnya. Aku kehilangan dirimu yang mencintaiku saat itu. Aku tak pernah ingin membuatmu marah. Membiarkanmu berlama-lama dalam kegusaran akibat prasangka yang datang silih berganti. Membakar segenap perasaan cinta yang selama ini terjaga. Mengasingkan keberadaanku seperti seseorang yang tak pernah kau kenal. Aku kehilangan kau yang menyayangiku saat itu. Aku tak pernah ingin membuatmu marah. Tapi sayang, aku tak selalu bisa menahan kekeliruan dan kesalahan. Menuruti ego dan melakukan tindakan bodoh yang akhirnya membuatmu jenuh dan muak. Menjadi seseorang yang paling menjengkelkan yang membuatmu gerah. Hingga pada akhirnya, masa itu datang lagi. Suatu fase ketika akhirnya kau memutuskan untuk benar-benar marah. Aku kehilangan aku yang sudah berjanji saat itu. Aku tak pernah ingin membuatmu marah. Mengangankan kau untuk tetap mesra dan baik-baik saja. Namun siapa sangka, aku yang pernah berjanji ini nyatanya tak selalu mampu memenuhi ucapannya. Maka pada saat kamu marah—sebenarnya— tiada yang paling menyesal selain diriku sendiri. Sebab aku telah gagal berupaya untuk bisa menjadi seorang yang selalu menyenangkan dan menenangkanmu. Rihana telah puluhan kali menyanyikan lagunya. Sekarang kopimu dingin, ternyata aku bercerita sendirian. Dan kau memang tidak pernah benar-benar datang. Tapi, percayalah. Pada setiap kekurangan dan keterbatasanku. Aku tak pernah ingin membuatmu marah. Tak pernah.

Sabtu, 23 April 2016

Aku Akan

Aku akan duduk melihatmu dari jauh sambil mendoakanmu selama aku tidak bisa melakukan apapun saat ini, bahkan untuk sekedar bertanya,bagaimana keadaanmu? Apa kamu baik-baik saja?Sekalipun kesempatan itu ada aku merasa tidak semua kesempatan mesti di ambil. Aku akan duduk memperhatikanmu dari jauh sambil mendoakanmu, sekalipun tangan dan kaki ini begitu ingin bergerak menolongmu ketika kamu tersandung dan jatuh. Aku tau kamu bisa berdiri sendiri meski harus duduk sebentar untuk merasakan rasa sakit itu. Aku akan berdiri dan memandangmu dari jauh sambil mendoakanmu, aku akan memastikanmu baik-baik saja. Setidaknya aku tau apa kamu bahagia atau bersedih hari ini, sebab aku tidak bisa berada didekatmu saat ini, maka tak heran jika aku melakukannya dengan sembunyi-sembunyi, namun bahkan ketika aku bersembunyi-sembunyi seperti ini pun aku masih merasa takut. Lalu aku menanyakan pada diri sendiri,mengapa aku takut melangkah lebih jauh? aku tau aku menginginkan berada disana, berada didekatmu saat suka dan duka. Orang yang akan menologmu pertama kali saat jatuh, menjadi orang pertama yang akan menemuimu dipagi hari untuk menanyakanmu, apa kabar tidur malam tadi? nyenyakkah? Menjadi penyanggah goyahmu agar tidak gontai saat tenagamu berpusat meraih masa depan, menjadi orang yang selalu berada didekatmu, dan menggandeng tanganmu saat kemana-mana. Membuatkanmu sarapan pagi atau secangkir kopi dimalam hari. Aku menginginkanya.

Bunt :)

Kalau saja kau tahu, bahwa aku tidak pernah mengharapkanmu mampu menyayangiku sebesar rasa sayangku padamu, terkadang aku hanya ingin kau membuatku memahami bahwa seberapa besarpun itu kau tetap menyayangiku dan akan selalu menyelamatkanku dari kehilangan. Kalau saja kau tahu, bahwa aku tidak pernah mengharapkamu mampu mengerti keseluruhanku, terkadang aku hanya ingin diam dan berdua saja denganmu. Diam yang bukan berarti kau tidak peduli, tapi kau mencoba membuatku memahami bahwa aku mungkin akan kehilangan beberapa hal dalam hidup ini, namun tidak dirimu. Karena segalanya akan baik baik saja, selama kita bersama. Begitu katamu.

Jumat, 22 April 2016

Random

".. ketika bunga tak bermekar lagi dan dunia tak mungkin berputar lagi saat cinta tak membakar hati ini kau kan tau betapa aku mencintaimu .." Aku meletakkan handphone dan membalikkan badan menatap langit langit kamarku. Ada sedikit rasa menyesal setelah kembali mencari tahu tentangmu hari ini. Ya, ternyata kamu masih berhubungan dengannya, perempuan yang kamu kencani beberapa tahun lalu. Aku menarik nafas panjang lalu berjalan ke arah dapur. Kopi hangat. Aku membutuhkannya. Hanya itu yang aku pikirkan setiap kali nafasku terasa berat. Aku meneguk segelas Kopi hangat dalam genggamanku sambil memikirkan percakapanmu ditimeline BM yang baru saja aku lihat. Ha! Menyesakkan sekali. Pikiranku membumbung tinggi mengingat apa yang telah terjadi pada kita selama ini. Dua tahun yang lalu, lapangan golf, ayunan dan keputusanku untuk mempertahankanmu

Jangan Percaya Padaku

Pada beberapa hal yang ku katakan, kau tidak boleh begitu mudah menaruh kepercayaan. Jangan percaya padaku saat kukatakan aku baik-baik saja namun mataku berkata sebaliknya. Tanya padaku lebih dari sekali sampai aku bosan berbohong padamu lagi. Atau barangkali, sampai aku menangis dan tidak membohongi diri. Jangan percaya padaku saat aku diam seribu bahasa, ketika kau bertanya apakah aku baik-baik saja. Tunggulah beberapa saat, sampai kepalaku telah hilang penat. Saat itu, yang terbaik yang bisa kau lakukan adalah memelukku dengan kuat. Jangan percaya padaku saat aku berlaku biasa saja ketika kau berbuat sesuatu yang menyakiti hatiku. Karena barangkali, aku hanya ingin menyenangkan diri sendiri danmenenangkanmu. Kau tahu, pertengkaran tidak akan membawa kita kemana-mana selain masa lalu. Jangan percaya padaku. Jangan begitu mudah menyerah dan percaya padaku. Karena bila kau sudah cukup mengenalku, kau tahu aku tidak sejujur itu. Dan padamu, aku masih menaruh harap bahwa kau akan belajar lebih baik untuk segera bertindak. Karena bagi perempuan, diam adalah cara terbaik untuk belajar kesabaran, berbohong adalah cara untuk memberi jeda pada keresahan, dan pertengkaran adalah jalan terakhir untuk menyelesaikan permasalahan.

Untuk Perempuan Dalam Cermin

Ini tengah malam. Aku melihatmu menatapku dalam setelah sekian lama kau bahkan tak pernah menghampiriku diwaktu seperti ini. Tapi kali ini kau datang lagi, tentu saja dengan segala kerumitan yang jelas terlihat dari tatapanmu. Kau menggenggam gelas. Sudah berapa butir obat sakit kepala yang kau teguk malam ini? Sudah kukatakan pil itu takkan menyelesaikan masalahmu meski kau mengkonsumsinya setiap malam. Salurkan pikiranmu. Temukan seseorang yang kau percayai. Jangan egois. Jangan menelannya sendiri. Tumpahkan semuanya. Jangan kau biarkan membusuk merusak akar pikiranmu. Aku marah. Aku tak pernah marah sebelumnya bukan? Tapi kali ini aku sangatmarah. Apa kau gila menyimpan beberapa masalah diwaktu yg sama? Sadarlah! Kapasitas sabarmu tidak sebanyak yang kau kira. Kau bisa gila.Sudahlah, berhenti meremas rambutmu. Aku benci melihatnya. Jangan menatapku seperti itu. Matamu... aaah! Apa yang kau pikirkan sekarang? Menghindar? Cuma itu keahlianmu? Berhentilah menjadi pembungkam. Ini sudah melebihi kemampuanmu untuk menyelesaikannya. Dimana mereka? Atau mereka yang menyebabkanmu seperti ini? Lagi? Oh Tuhan! Tidak bisakah sekali saja, sekali saja dalam hidupmu menceritakan semua, semuanya hanya pada satu orang, kumohon satu orang saja, semua permasalahanmu, apapun itu yang bisa meringankanmu? Hidupmu bukan hanya milikmu. Ku ulangi, hidupmu bukan hanya milikmu. Sekali lagi, hidupmu bukan hanya milikmu. Ada banyak orang disana. Banyak. Berhenti bertanya, "Where did life I live?." Inilah hidupmu. Kau hanya menelan banyak hal.Ya. Iya aku tau. Kau hanya tak berniat mengeluhkan hidupmu. Atau apalagi, menceritakan pada orang lain tak juga tak menyelesaikan masalahmu? HEI! Apa aku minta padamu agar mereka menyelesaikan masalahmu? Kau hanya cukup membaginya, agar tidak membusuk, diwaktu seperti ini. Apa? Kau tanyakan padaku apa yang harus kau lakukan? Apalagi sekarang? Telan saja semuanya. Bawa hidupmu pergi. Tinggalkan mereka yang membuatmu dalam masalah. Hidup dengan cara yang baru. Kau ingin aku berkata demikian bukan? Buka pikiranmu! Ohhh kau membela diri? Kau bilang selama ini kau terus berpikir hingga sakit kepala? Apa yang kau pikirkan? Masalahnya? Atau kau hanya memikirkan pertanyaan yang bahkan kau sendiri tak mampu menemukan jawabannya. Maaf. Amarahku tak mampu ku atasi. Lebih baik kau tinggalkan aku. Selesaikan sendiri. Tidak. Maksudku datang kembali nanti. Iya nanti. Bukan diwaktu seperti ini, dengan kondisimu yang begini.

JA-RAK

Bagaimana mencintaimu pun bisa mematahkan diriku sendiri. Maka jangan biarkan aku memilih jadi patah. Seharusnya cintamu ada untuk memastikan aku baik-baik saja. Ada yang bilang jarak akan membuat kamu tersadar seberapa pentingnya seseorang yang selama ini tidak kamu pertimbangkan keberadaanya didalam hidupmu. Ada yang bilang jarak akan membuatmu tahu seberapa besar kadar cintamu pada seseorang yang selama ini selalu ada untukmu. Ada pula yang bilang jarak akan membuatmu mengerti bagaimana rasa sakitnya merindui. Saya sendiri memahami soal bagaimana jarak terjadi, terkadang hal tesebut memberi saya ruang untuk mengelupas isi perasaan saya sendiri. Jarak pun terkadang memberi saya kesempatan untuk mencari kebahagiaan lain yang mungkin akan saya dapatkan daripada keras kepala bertahan; disisi seseorang yang sama sekali tidak mengerti seberapa berartinya dia untuk saya selama ini. Jarak pun kerap membuat saya dibenci oleh mereka yang saya sayangi hanya karena mereka tak mampu memahami bahwa merekalah yang selama ini lebih dulu menggaris jarak diantara kami. Siapapun tidak mungkin berjarak tanpa alasan, walau beribu alasan itu tidak semua orang sanggup mengungkapkannya. Selalu ada alasan kenapa seseorang mengambil langkah mundur atau justru berlari menjauhi, selalu ada yang terluka, dan selalu ada yang bertanya-tanya. Dan karena jarak, merindukanmu adalah bagian terberat dalam 24jam ku. Terima kasih sudah tidak peduli.

Wanita itu Aku

Untuk memahami seseorang, ada sesuatu yang kamu tidak akan pernah mengerti. Setiap kali orang berpikir kalau kebahagiaan adalah sesuatu yang bisa mereka raih setiap saat, wanita itu selalu bertanya-tanya apa mereka sungguh bahagia saat itu? Wanita itu akan selalu gugup setiap kali merasa terlalu bahagia, karena baginya kebahagiaan layaknya balon tiup yang biasa dimainkan saat masih kecil. Dia akan merasa bahagia ketika seseorang memberikan sebuah balon padanya, namun di saat dia menyentuh balon yang cerah seperti pelangi di sekelilingnya, balon itu meletus, dan diapun menangis. Bahagia hanya sesingkat itu, baginya. Di hadapan kebahagiaan, sering kali wanita itu menyerah sebelum dia berusaha meraihnya. Begitu pula dengan cinta, baginya cinta adalah sebuah rahasia yang tidak boleh diketahui orang, bahkan tidak untuk dirinya sendiri. Wanita itu hanya tengah menghukum dirinya sendiri. Wanita itu, Aku.

Minggu, 17 April 2016

Untuk Perempuan Yang tak ingin ku benci

Aku tak ingin memulai surat ini dengan segudang basa-basi. Karena sungguh, aku pun tak perlu pujian darimu bahwa aku adalah seorang peri baik hati yang layak bersama dengan lelaki yang kamu cintai. Tidak terimakasih. Cukup kamu lihat aku sebagai perempuan yang memiliki hati selayaknya yang kamu punyai. Cukup kamu menilaiku sebagai perempuan yang bisa berpikiran buruk terhadap sesamanya sesekali. Cukup kamu menganggapku perempuan yang bisa kamu lukai lewat kebahagiaan yang kamu curi diam-diam dari kekasihku. Saking diam-diamnya, sampai ia sendiri pun tak menyadarinya, bahwa kamu tertawa dan aku terluka. Cukupkah itu semua untuk tidak membuatmu terlalu membanggakan detik dan menit yang kau habiskan dengan menatapnya puas-puas. Cukupkah itu membuatmu berhenti untuk menjunjung tinggi waktu dimana kamu mengabadikan setiap kebaikan dan senyumnya? Cukupkah itu membuatmu paham bahwa setiap hal kecil yang kamu nikmati membuatku merasa dikhianati? karena sebenarnya aku tak ingin membenci. Terlebih terhadap orang yang bahkan belum pernah ku temui. Aku tak ingin menghakimi, terlebih mengenai hal-hal yang belum terjadi. Tapi, bisakah kamu sedikit menahan diri? Agar kebencian itu bisa aku hindari. Bisakah kamu sedikit menghargai? Bahwa lelaki yang kamu gilai itu sudah termiliki.Ya. Kami memang berjarak. Tapi itu bukan pembenaran bagimu untuk mencari celah lalu membuatnya retak.Ya. Kami memang disekat keadaan. Tapi itu pun bukan alasan bagimu untuk mengambil kesempatan.Ya. Barangkali aku tak sebaik dirimu. Tapi tak berarti bahwa kamu berhak mendekatinya dan menjauhkanku.

Hidup itu Pilihan

Karena hidup itu pilihan, maka pada akhirnya kita harus mengambil keputusan. Hanya saja, kadang tidak gampang untuk memutuskan sesuatu. Bahkan sesaat setelah keputusan dan pilihan diambil, sering muncul hal-hal yang membuat ragu. Sering muncul pertanyaan apakah yang kita tinggalkan akan worth it dengan apa yang diperjuangkan. Gak gampang untuk mengakhiri sesuatu, apalagi ketika semuanya masih sangat baik-baik saja. But eventually everything will come to an end, and sometimes we have to choose one thing over another to start something new. Butuh kekuatan yang luar biasa untuk memutuskan berhenti. Perlu keberanian yang besar untuk meninggalkan yang menyamankan.Lalu perlu keihlasan jika yang didapatkan kemudian tidak sebanding dengan yang ditinggalkan. Tapi pada akhirnya, kita akan tahu mana yang memang harus ditinggalkan dan mana yang harus dipertahankan. Untuk meninggalkan itu, lagi-lagi ada dua pilihan: meninggalkan saat baik-baik saja dengan cara yang baik lengkap dengan ucapan selamat tinggal yang layak, atau menunggu hingga semuanya benar-benar berantakan kemudian berpisah begitu saja, barangkali tanpa pamit, tanpa lambaian tangan dan tanpa senyum.Tapi bagaimanapun caranya, selalu ada yang terluka di setiap perpisahan.

Senin, 28 Maret 2016

Sudah Bahagia Bunt??

Selamat siang, Bunt ku Sayang. Kali ini aku ingin bercakap-cakap denganmu melalui tulisan. Meski aku tahu kamu bukan orang yang suka membaca, tapi ini semua bukannya tanpa alasan. Hanya saja, kadang ada beberapa hal yang lebih sulit disampaikan melaui ucapan, bukan? Jadi, untuk beberapa menit kedepan, cobalah bertahan sampai surat ini aku selesaikan. Sayang, bagaimana kabarmu? Asal kamu tahu. Aku tidak sedang menanyakan kabarmu hari ini, karena itu sudah kamu jelaskan dengan panjang lebar setiap pagi. Yang aku ingin tahu, adalah kabarmu setelah dua tahun ini bersamaku. Apakah kamu merasa baik-baik saja dengan semua kurangku? Ataukah malah itu semua membuatmu merasa terganggu? Maaf kalau penasaranku menyudutkanmu. Aku hanya tidak mau kamu diam-diam menyesal tanpa sepengetahuanku. Lalu, bagaimana keadaanmu? Sebelum kamu menjawab, aku beri tahu. Bahwa lagi-lagi aku tidak sedang menanyakan keadaanmu hari ini, karena itu hanya akan menjadi sekedar basa-basi. Yang ingin aku tahu adalah keadaanmu setelah dua tahun ini bersamaku. Apakah kamu merasa bisa menerima semua sifat burukku? Atau malah sekarang kamu tengah berpikir untuk membuangku? Maaf jika kamu risih dengan pertanyaanku. Aku hanya tidak ingin kamuternyata merasa kecewa dibelakangku. Karena, Sayang. Saat kembali melangkah, aku ingin kita menyamakan arah. Maka itu aku ingin memastikan bahwa meskipun denganku kamu kadang merasa lelah, kamu tetap tidak akan menyerah. Karena, Sayang. Perihal kita, aku tidak ingin sendirian berbahagia. Maka itu, sebelum kita semakin lama bersama-sama, aku ingin memastikan bahwa untukmu aku yang seperti ini benar-benar tidak apa-apa. Maka itu, sebelum kita kemana-mana aku ingin bertanya. Apakah bahagia kita sudah sama?

Untuk Cinta Pertamanya Bunt ku :)

Selamat Siang. Perkenalkan aku adalah kekasih dari seorang lelaki yang aku tahu sangat-sangat mencintaimu. Meskipun sampai dengan saat ini aku belum berani bertatap muka secara langsung denganmu, tapi jujur saja rasanya aku merasa telah sedikit banyak mengenalmu. Bagaimana tidak? Kekasihku itu, ia tak pernah alpa untuk selalu menyertakan cerita tentangmu setiap kali kami bertemu. Ia ceritakan padaku, betapa cantiknya dirimu, betapa pintarnya dirimu, betapa enaknya masakanmu, atau tentang betapa ia ingin membahagiakanmu. Cemburu? Tidak. Bukannya cemburu, aku malah merasakan keinginan yang sangat kuat untuk benar-benar mengenalmu. Aku semakin ingin belajar darimu mengenai hal-hal yang membuatnya begitu tergila-gila padamu. Begitu istimewanya dirimu, sampai setelah sekian banyak perempuan sebelum aku cintanya masih tetap begitu penuh untukmu; cinta pertama kekasihku. Sebaliknya, aku pun tahu bahwa kamu begitu mencintainya. Ya aku juga. Tapi cinta yang kugadang-gadang itu belum ada apa-apanya dibandingkan perasaanmu. Perasaanku masih perlu banyak diuji, sementara perasaanmu sungguh layak aku puji. Tapi bagaimanapun niatku menulis surat ini bukan untuk mengadu denganmu soal siapa yang lebih dicintai olehnya. Bukan pula untuk mencari tahu perihal siapa yang paling tulus mencintainya. Aku tak mau membuang-buang waktu, karena kitatentu sama-sama tahu bahwa pemenang dari kedua hal itu jelas bukan aku. Aku menulis surat ini hanya untuk menyampaikan banyak terimakasih padamu. Untuk setiap pelukan yang melapangkan hatinya ketika beban menghimpitnya tanpa ampun. Aku rasa itulah yang mengajarkannya cara memelukku dengan tepat ketika hatiku tengah sesak hingga rasanya hampir retak. Terimakasih untuk setiap ciuman hangat yang tentu membuatnya merasa bahwa didunia ini ia begitu dicintai. Aku yakin, itulah yang membuatnya begitu paham bagaimana cara mencintaiku dengan benar; tak berlebihan juga membuatku tak merasa kurang. Terimakasih untuk setiap jerih dan payah yang tak pernah kau perhitungkan demi senyumnya. Itulah yang membuatnya tersenyum dengan begitu manis dan membuatku berkali-kali jatuh cinta. Dan terimakasih, karena telah melahirkannya (semoga) untukku.

Tahun ke-2 Bunt

Aku menyuratimu untuk memberi tahu, bahwa dua tahun lalu, aku adalah perempuan yang memelihara banyak kekhawatiran. Aku menakuti masa depan dengan segenap buah tangannya yang masih penuh kemungkinan. Sampai ketikakamu menemui, dan hari mulai kunikmati. Menyingkirkan kekhawatiran pada keterasingan, yang kemudian membuat mereka bosan dan melebur diri pada doa-doa menenangkan. Aku menyuratimu untuk memberi tahu, bahwa satu tahun lalu aku sebenarnya adalah perempuan yang masih senang menimbun segudang pertanyaan. Aku gemar meragukan pernyataan, terlebih perihal perasaan yang begitu rentan. Tapi kamu seringkali datang dan mengajakku berbincang-bincang. Menjawab setiap pertanyaan yang bahkan belum diberi kesempatan, hingga akhirnya mereka tak punya pilihan selain turut melarut dalam kelakar-kelakar ringan. Dan aku menyuratimu untuk memberi tahu, bahwa kini ketika detik Mampir menahunkan dirinya dalam deret angka yang ke-dua, kamu pun telah menjadikanku perempuan yang begitu tekun menitipkan banyak pinta pada semesta. Tentang kelak, dimana kerinduan menamatkan kisahnya pada kebersamaan yang menua dengan bahagia yang banyak. Tentang kita, yang tak bosan bercengkerama meski dengan gigi yang entah kemana. Tentang cinta, yang tetap memeluk kita meski kulit tak lagi melekat dengan sempurna. Maret 2016 Perempuan yang selalu senang menyuratimu.

Rabu, 23 Maret 2016

25 Maret

Sebuah hari di 25 Maret. Seorang lelaki berjaket tebal berdiri menyapa. Membuat seorang wanita yang berdiri tujuh meter di depannya nyaris pingsan karena bahagia. Lelaki itu, seseorang yang wanita perjuangkan sejak dua tahun lalu. Dan 25 Maret adalah hari dimana pertamakali mereka bertemu. Sebuah hari di 25 Maret. Terus terngiang di kepala si wanita, sebuah kalimat dari Paolo Coelho bahwa aku mencintaimu karena seisi jagad raya ini bekerjasama membantuku menemukanmu. Hari itu, si wanita merasa harus berterimakasih kepada seisi jagad raya, untuk telah memberikan apa yang selama ini dia tunggu. Sebuah hari di 25 Maret. Andai hari itu adalah sebuah kaset DVD, wanita itu pasti akan mengulangnya seribu kali. Sebuah hari di 25 Maret. Untuk pertama kalinya si wanita berdoa semoga lampu merah di jalanan menyala lebih lama, dan berharap hujan turun tiba-tiba. Sebuah hari di 25 Maret Pertama kalinya si wanita membagi mimpinya. Menceritakan cita-citanya. Obrolan panjang yang lelaki itu tidak tau, bahwa sebenarnya dialah yang menjadi inti cerita. Sebuah hari di 25 Maret. Untuk lelaki bertubuh buntal, kamu pasti tau bahwa pesan pun bisa disampaikan melalui gelombang cahaya. Cahaya itu ada disepasang mata seorang wanita yang sudah menyayangimu sejak lama. Andai kamu lebih peka. Sebuah hari di 25 Maret. Terimakasih telah membuat wanita itu yakin bahwa dua tahun perjuangannya sama sekali tidak sia-sia. Sebuah hari di 25 Maret Suatu hari nanti wanita itu akan menceritakan kepada sang lelaki, betapa indahnya hari di 25 Maret, ketika mereka bertemu untuk pertama kali. Saat ini 25 Maret Kembali Hadir, genap 731 hari, Untuk Lelaki bertubuh Buntal Terima kasih Telah Mengetahui tiap inci kekurangan dan tetap memilih Tinggal. :) ({}) :*

Untuk Lelaki Yang Menua Denganku

Kepada seseorang yang kelak menemaniku menua, Permintaanku sangat sederhana, cintai aku sebagai segalamu. Sebab aku adalah seseorang yang selalu ingin menjadi rumah tempatmu pulang. Aku wanita yang begitu mudah menangis, kemarin aku melihat seorang lelaki menulis kata "akulah seseorang yang mencintaimu dan menyimpan kebahagiaan di sepasang matamu” kepada istrinya. Dan aku menangis karenanya, aku iri kepada wanita yang dicintai sedemikiannya, aku iri pada wanita yang selalu ingin dibahagiakan oleh lelakinya, aku terlalu iri melihat sepasang cahaya yang terbit dari mata lelaki tiap kali memandang senyum wanitanya. Aku menangis membayangkan akulah wanita yang mendapat tulisan itu, membayangkan seorang lelaki yang kepadaku percaya bahwa kebahagiaanhanya akan lahir dalam genggaman tangan kita berdua. Aku wanita yang mudah bahagia, dengan sebuah kecupan yang kau berikan tiba-tiba, dengan ucapan selamat makan yang tak terlewat setiap harinya, dengan selarik pesan yang kau ucapkan setiap pagi. Aku wanita yang mudah bahagia, dengan melihatmu tertawa, melihat sepasang cahaya penuh syukur di matamu, melihatmu merasa cukup telah memiliki aku, dengan memilikimu sebagai seseorang yang akan menemaniku menua. Aku wanita yang jauh dari sempurna, aku tak bisa menjanjikan bahwa denganku kau akan selalu bahagia, namun aku akan mecoba untuk tidak pernah menjadi alasan kau menjatuhkan air mata. Dan jika kelak ada hujan yang jatuh dari matamu akuakan selalu menjadi orang yang pertama memelukmu dan mengusap air matamu dengan sepasang tanganku. Aku wanita yang jauh dari sempurna, aku tak bisa menjajikan bahwa kelak aku akan bisa memberikan segala yang kau pinta, namun aku akan mencoba menjadi seseorang yang denganmu aku akan selalu merasa cukup dan tak lagi perlu apa-apa. Kepada lelaki yang kelak menemaniku menua, aku ingin bercerita tentang dua kehidupan yang hidup dalam diriku, dua kebahagiaan yang selalu menjadi alasnku berhenti menangis. Aku ingin kau mengenal mereka sedekat kau memahami dirimu memilihku sebagai wanita yang kau ajak menghabiskan usia. Aku ingin kau mencintai mereka seperti kau mencintai hidupku. Aku wanita yang menyukai hujan, tiap kali hujan aku merasa bahwa aku adalah pohon-pohon yang berkekasih hujan, yang merindukan kehadirannya setelah kemarau panjang. Aku suka berdiam diri dijatuhi ribuan tetes air, menunggu tubuhku menggigil, kelak kau jadilah seseorang yang mau menemaniku menikmati hujan dengan caraku. Atau jadilah seseorang yang memelukku dan memberiku handuk seusai bermain hujan sendirian. Aku adalah wanita yang bila marah hanya ingin ditenangkan dengan pelukan. Kelak jika aku marah, maka peluklah aku, meski aku memberontak, meski aku berteriak, tetap peluklah aku. Sebab tiada tempat yang lebih nyaman selain bahu dari seseorang yang paling aku cintai. Sebab tiada yang lebih menenangkan selain menyadari bahwa aku tidak sendirian. Kepada lelaki yang kelak menemaniku menua, ketika aku telah memilihmu, maka percayalah bahwa kau adalah seseorang yang kepadaNya aku akan selalu berdoa agar kesedihan lupa kepada kita. Kepada lelaki yang telah bersedia menjadi bagian dari kebahagiaanku, terima kasih telah memilihku sebagai teman untuk berbagi kisah dan tertawa bersama hingga akhir hidupku.

Selasa, 22 Maret 2016

Ketahuilah Bunt

Kamu tau perihal apa-apa yang aku rasakan ketika kamu menyuruh menyerah untuk kita? Kamu tau perihal apa-apa yang aku sedihkan ketika kamu meminta untuk mengakhiri hubungan yg baru saja kita asa? Kamu tau perihal berapa banyak cinta yg akan kamu coba untuk bunuh? Sayang, dengarkan aku meracau sedikit bisa? Kamu, adalah satu-satunya alasanku untuk berhenti mencari, karena kamu adalah rumah, tempatku berpulang. Mengenalmu, entah bagaimana caramu, membuatku berhenti mencari apa-apa yang tidak aku butuhkan. Memelukmu, adalah obat untuk segala amarah dan gelisah. Kamu pemilik dekapan yang bisa menguatkan sekaligus meluluhkan satu waktu, hebat memang. Genggamanmu, adalah genggaman terhangat yang membuat segalanya menjadi lebih mudah. Tawamu, adalah candu yang selalu membuat rindu bergejolak hebat ingin direngkuh. Kamu, satu. Kamu, satu-satunya. Sini mendekat, aku bisikan rahasia terhebat… Mempertahankan atau melepaskan, itu pilihan. Tetap denganmu atau dengan yang baru, itu pilihan. Hidup hanya tentang memilih, sayang. Aku lebih memilih berdebat denganmu setiap hari daripada dengan yang lain. Aku lebih memilih dikecewakan kamu setiap waktu yang nantinya akan berujung tawa lucu daripada dengan yg membuat rancu. Aku lebih memilih tak dihiraukan kamu setiap detik tetapi nantinya peluk hangat membabi buta daripada bersenang-senang dengan yg baru. Aku lebih memilih kamu; apapun keadaan kamu. Entah sedang kecewa, terluka, marah, ataupun bahagia. Aku minta maaf… Maaf aku memutuskan tidak menyerah untuk kamu. Maaf aku memutuskan tidak merelakan kepergianmu. Maaf aku memutuskan untuk tetap bertahan di sini bersama kamu. Maaf aku memutuskan tetap memanjangkan sabar untuk mengerti kamu. Maaf aku meluruhkan segala ego supaya bisa denganmu. Maaf, aku tidak bisa hidup kalau itu tanpa kamu. Maaf, aku tidak sanggup kalau itu bukan kamu. Aku ingin memiliki cintaku, kamu. Jadi aku minta maaf karena selalu mempertahankan kamu. Memang ada banyak yg lebih sempurna dan lebih baik dari kamu, tapi aku tidak mencari itu. AKU MENCARI KAMU.. Maaf, karena aku memilih untuk memperjuangkan kamu. Maaf, karena aku memilih untuk berhenti di kamu. Maaf, karena mencintaimu senyata ini. Kamu satu-satunya yang aku cintai dengan hati yang penuh dan utuh. Jangan ragu untuk datang kepelukanku, akan selalu ada peluk untukmu yg selalu kujaga

Apa Kau Tahu Bunt??

Kau tau, menangis adalah puncak rasa kecewa dari seorang perempuan, ia seakan enggan mendengarkanmu namun sejujurnya tentang kau lah yang paling ingin ia ketahui sebelum akhirnya memejamkan mata di penghujung malam. Tentang kau yang cinta aku, sejujurnya aku tak mengerti bagaimana cara kau mencintai bila rasa khawatirku pun kau abaikan, pun begitu tentang aku yang bersemangat menyemangatimu. Semoga kau tak datang terlambat lagi, datanglah sebelum air mataku jatuh, karena nyatanya sampai detik ini pun kaulah yang paling aku cari pada awal hari maupun senja. Karena nyatanya, kecewaku selalu kalah oleh peduliku.

Untuk Masa Lalunya...

Dear, mbaknya. Saya ingin meluruskan apa-apa yang sudah kamu tuduhkan. Saya tidak pernah berniat mengambil (mantan) lelaki kamu. Tidak. Saya tidak pernah menggoda dia. Tidak. Mantan lelakimu itu, ada hati. Ia akan tau apa-apa yang harus ia lakukan. Apa-apa yang ia rasakan. Saya mencintai dia. Tidak tahu sebesar cintamu atau lebih. Yang saya tau, yang saya mau, dia. Mempertahankan dia. Mencintai dia sebisa saya. Saya tidak tau ceritamu dan dia di masa lalu. Biarkan menjadi cerita lampau yang pernah ada. Saya tidak peduli dengan masa lalunya. Masa lalu dia, miliknya. Saya hanya ingin masa depan dan genggam erat yang janjinya tak akan pernah lepas. Terima kasih sudah menjaga dia. Terima kasih sudah mencintai dia sebesar itu. Terima kasih sudah membuat dia menjadi satu-satunya. Tapi itu dulu, bukan? Sekarang biarkan saya, menjaga dia yang dulu kamu cinta. Biarkan saya mencintai dia dengan cara yang saya suka. Biarkan saya mempertahankan dia sekeras yang saya bisa. Biarkan saya melukis segala tawa indah yang ada. Biarkan saya mempertahankan peluk yang selalu saya mau. Biarkan saya mengenggam tangan yang selalu ada hangat. Tolong, biarkan saya menjadikan dia menjadi kita. Mungkin sebelum ada saya, ada kamu yang begitu mencintainya. Tapi, saya mencintainya sekarang. Saya beritahu, cinta tidak melulu indah. Kadang ada luka dan lara. Kadang ada hati yang harus sakit untuk mendapatkan apa yang kita butuh. Maaf, saya mencintai lelaki yang sama denganmu. Maaf, saya tidak bisa memberikan ia untukmu. Maaf, telah menoreh luka karena saya dengannya. Jangan membenci kami, ya? Masa Lalu di Masa

Minggu, 20 Maret 2016

Kenapa Bisa Terlalu Baik??

Surat ini untukmu yang terlalu baik. Kamu ingat? Aku pernah membuatmu malam-malam naik motor ke kosanku demi mengantarkan makan malam yang kamu masak sendiri. Hanya karena aku yang tidak mau keluar mencari makan. Aku pernah membuatmu kebingungan karena aku yang tidak mau bercerita kenapa aku menangis. Aku sering membuatmu kelelahan karena kamu yang terlalu ingin memanjakanku dengan menjemputku. Kamu selalu memegang tanganku erat, dimanapun ketika kita bersama. Tidak peduli aku berkata bosan, tidak peduli aku sedang membenci atau memakimu habis-habisan. Aku sering memarahimu. Menjadikanmu sasaran emosi atas apapun yang membuatku kecewa. Dan kamu akan tetap sabar dan mendengarkan. Membiarkanku menyadari sendiri kesalahanku dan meminta maaf kepadamu. Kamu selalu berusaha mewujudkan apapun yang aku inginkan. Yang terkadang membuatmu sampai kurang tidur dan kelelahan. Kamu selalu tersenyum, sekalipun aku memberikanmu muka masam. Kamu, kenapa bisa begitu baik?

We Fight, We Love Each Other

Tuhan memang Maha Baik. Mempertemukan saya dengan lelaki baik. Lelaki yang selalu sabar dengan saya yang sangat childish. Jika dengannya, saya sering seperti anak kecil yang sok dewasa. Jika dengan saya, dia seperti anak kecil yang manja. Dia selalu tersenyum setiap kali saya bertindak aneh. Dia akan tetap tersenyum ketika saya berbuat bodoh. Dia akan tersenyum ketika saya bahagia. Yang mungkin tidak dia sadari, dia yang membuat saya bahagia. Dia menenangkan saya ketika saya resah. Resah dengan hal sepele yang ketika saya menceritakannya, dia akan menyelesaikannya. Benar-benar seperti superhero terhebat di dunia. Dia tidak akan membiarkan saya menangis, walaupun dia seringkali membuat saya menangis. Saya sering menangis karena takut kehilangan dia. Saya sering menangis ketika menyadari diabegitu berharga. Saya sering menangis danketika dia tau, dia akan menenangkan sayadan memastikan bahwa semua baik-baik saja. Dia tidak pernah meninggalkan saya, walaupun saya seringkali memintanya pergi. Dia tidak pernah marah, walaupun saya sering sekali memancingnya untuk marah. Dia terlalu sabar untuk saya yang terlalu kasar. Dia memperlakukan saya begitu baik, walaupun saya seringkali tidak baik. Saya sering membuat kami bertengkar. Saya selalu mengatakan bahwa saya membencinya. Dia selalu menjawab dia menyayangi saya. Pertengkaran yang tidak pernah berlangsung lama. We fight, we love each other.

Selamat Pagi Seseorang

Selamat pagi untuk seseorang yang semalaman memenuhi pikiran. Yang bayangannya membuat tidak tidur tenang, dan sapaannya yang terus mengiang-ngiang. Selamat pagi untuk seseorang yang bisa membuat bertahan, membuat rela menunggu ketidakpastian. Berjudi dengan waktu karena hingga sekarang hanya berani menyukainya secara diam-diam. Selamat pagi untuk seseorang yang selalu tersenyum manis, mengajarkan hal-hal baik, menceritakan kejadian konyol, membuat seseorang menciptakan mimpi. Selamat pagi untuk seseorang, yang karenanya, ada wanita yang rela berjuang memperbaiki diri. Yang diam-diam menyebutnya dalam doa, tentang siapa yang diharapkan untuk selalu bersamanya...

Untuk Kamu yang Terlalu Baik

Jangan terlalu baik, nanti saya jatuh cinta. Kalau sampai saya jatuh cinta, akan sangat sulit untuk membuat saya menyerah. Coba saja. Seringkali Anda tak membalas pesan? Tak masalah. Seringkali Anda menolak ajakan karena tugas kuliah? Saya malah senang. Seringkali Anda mencoba bertindak bodoh? Itu malah lucu. Seringkali Anda memperdengarkan selera musik yang saya tidak suka? Saya bisa pakai headset. Seringkali Anda lebih mementingkan kamera? Saya bisa menemani menonton sambil membaca buku. Seringkali Anda bercerita tentang banyak hal yang Anda tidak bisa? Saya malah akan mempelajarinya demi Anda. Sekalinya Anda memuji cantik, yang Anda puji malah Pantai disana?? It's okay setidaknya Anda tidak mungkin menikah dengan Pantai yang terlalu cantik, masih mau mencoba membuat saya menyerah? Percayalah, itu akan sangat sulit. Karena dari sekian kali saya harus berusaha, saya hanya butuh sekali untuk berhasil. Mudah saja, kan?

Kamis, 17 Maret 2016

Apa Adanya Kamu Bunt (2)

Nanti jika suatu hari kamu tau tentang perasaan ini, kamu mungkin akan bertanya, tentang apa yang membuatku suka. Kamu pasti akan merendah dengan mengatakan bahwa kamu bukan siapa-siapa. Mungkin kamu juga akan mengatakan kamu belum menjadi apa-apa. Kamu mengatakan bahwa kamu tidak tangguh. Kamu tidak suka melakukan perjalanan jauh.Kamu tidak tertarik naik gunung. Kamu benar-benar tidak sepertiku. Kamu mengatakan tentang kamu yang kikuk, yang seringkali tidak peka dengan perasaanku. Yang mungkin akan bingung sendiri dengan diamku. Kamu bicara tentang hidup mewah, yang mungkin tidak akan aku dapatkan bila bersamamu. Tidak ada kejutan-kejutan manis karena kamu bukan orang yang romantis. Lalu, biar kubilang padamu tentang ini. Aku sedang tidak mencari teman naik gunung, ataupun seorang psikolog yang bisa membaca perasaan, tidak juga seorang milyarder. Aku mencari orang yang rendah hati, yang tidak pernah menyombongkan apa yang dia miliki. Aku mencari teman yang dengannya, aku bisa bahagia dengan apa adanya dia. Denganmu, aku melihat kebahagiaan itu. Denganku, kamu diterima apa adanya kamu.

Menikmati Hujan

Maukah kamu menemaniku menikmati hujan? Kita bisa berteduh bersama di halteitu. Menunggu hujan reda sembari berbincang ringan tentang apa-apa saja yang kita inginkan. Lalu diam-diam aku berkata, cita-citaku sederhana saja, membuatmu tersenyum bagaimanapun caranya. Maukah kamu menemaniku menikmati hujan? Tinggalkan saja payung kita di sini, lalu kita bisa berlarian di atas rumput hijau itu. Menikmati derasnya air yang menetes di kepala. Tak perlu kita menghindarinya. Maukah kamu menemaniku menikmati hujan? Kita bisa berpayung, berjalan berdampingan menyusuri jalanan yang basah. Lalu diam-diam aku akan berdoa agar hujan tak segera reda. Maukah kamu menemaniku menikmati hujan? Dengan duduk di sini sembari menikmati hangatnya kopi. Mendengarkan setiap gemercik air yang membasahi daun-daun hijau di halaman rumah. Juga suara anak-anak kecil tetangga yang berlarian dengan gembira. Asalkan denganmu, aku tidak akan pernah keberatan tentang bagaimana cara kita menikmati hujan.

Apa Adanya Kamu Bunt

Denganku, kamu tidak perlu takut tidak diterima. Kamu tau aku orang paling bertoleransi dengan apapun yang ada. Denganku, kamu tidak perlu takut ditinggalkan. Kamu tau aku orang paling setia dengan apapun yang aku suka. Denganku, kamu tidak perlu memaksa mengubah diri. Aku menyayangi kamu apa adanya. Dan akan begitu seterusnya. Denganku, kamu tidak perlu memaksa menjadi kaya. Bahkan ketika kamu hanya bisa memberiku senyum, aku sudah bisa begitu bahagia. Denganku, kamu tidak perlu bersusah payah tampil sempurna. Di mataku, kamu sudah begitu manis seperti biasa. Denganku, kamu tidak perlu memanjakanku dengan perjalanan mahal dan kencan mewah. Cukup dengan mengajakku berjalan sambil melihat bintang, atau sekedar duduk di rumput sambil berbincang.... Denganku, mungkin kamu akan sering kecewa dan marah, walau sebaik apapun aku berusaha dan bersusah payah. Tapi percayalah, untukmu, aku adalah orang yang pantang menyerah. Denganku, mungkin kamu akan sering kesal, karena aku yang tidak begitu pintar. Tapi yakinlah, aku cukup tau bahwa kamu adalah guru yang paling bisa mengajarkanku segalanya. Denganku, mungkin kamu akan membandingkan, tentangku yang tidak sesempurna masa lalumu. Tapi ketahuilah,aku mungkin tidak sempurna tapi aku adalah yang paling bersikeras membuatmu bahagia.... Denganmu, aku akan berusaha menjadi apa yang kamu mau. Tapi denganku, kamu diterima apa adanya kamu.

Negeri Dongeng

Aku bermimpi tentang kita yang tinggal di negeri dongeng. Negeri dimana hidup seorang pangeran tampan dan putri raja yang cantik jelita. Namun aku dan kamu bukan keduanya. Kita hanyalah dua orang rakyat jelata yang tinggal di dua tempat yang berbeda. Hingga suatu hari kita bertemu, dan aku menaruh hati padamu. Seperti halnya pada setiap dongeng yang selalu berakhir bahagia, pun begitu dengan kita. Kita bertemu, saling jatuh cinta, dan hidup bahagia selamanya. Jika bisa semudah itu, maukah kamu tinggal di negeri dongeng bersamaku?

Rabu, 16 Maret 2016

Bunt Bisakah???

"Jangan Pernah Melewati Hal Sulit Tanpa Aku" Itu kalimat yang kamu ucapkan malam itu waktu kamu menelponku. Entah kenapa kalimat itu terus terngiang ditelingaku sampai saat ini. Ada rasa tersentuh kala kalimat itu keluar dari mulut manismu, harus ku akui ada debaran halus yg muncul waktu mendengarnya, mungkin kalo kamu di depanku maka kamu akan melihat mataku yg terus berkedip karena deg-degan, dan biasanya kamu akan mencium keningku sambil menggodaku yang salah tingkah. Hmm Bunt bagaimana kalau kesulitan itu terlalu berat bahkan membuat kita harus berselisih paham terus menerus, apa kamu masih bersedia jika aku memintamu melewatinya denganku?? apa kamu tetap mau menemaniku menuntaskan semua? atau malah menyerah??? Ah ku harap kamu menepati kata-katamu kali ini. Bunt, sekarang aku sedang melewati hal sulit, ya disini ditempat ini sedang turun hujan, dan aku kesulitan meneguk habis kopiku yg terlampau pahit, mungkin karena kamu tak disini bersamaku, sekarang maukah kau datang untuk menemaniku?? Ah tapi pasti sulit, Tapi maukah kau membantuku dengan cara lain, Kalau tidak bisa duduk berdua, setidaknya bisakah kau tidak mendua??? Wanitamu -Bet-

Selasa, 15 Maret 2016

J-A-R-A-K

Kepada Jarak... Kau tahu aku sangat benci sesuatu yang membentang jauh, aku benci sesuatu yang memisahkan, aku benci sesuatu yang menjadi penghalang setiap pertemuan, aku benci sesuatu yang tiba-tiba mampu melambatkan denting waktu? itu semua ada padamu, benar? Ya, aku memang membencimu. Tapi, seperti halnya dengan bumi yang berputar, hidup ini pun begitu. Kau yang sangat kubenci, sekarang menjadi sesuatu yang harus kuhadapi. Jarak, Bolehkan aku meminta sesuatu? Bolehkah aku menjadi sahabatmu? Ijinkanlah aku menggenggammu dalam kurun waktu yang tidak bisa ditentukan. Bantulah aku menepis mereka yang menganggap bahwa kaulah penyebab retaknya hubungan, putusnya silaturahmi yang semestinya terjaga, dan cinta yang semakin lama semakin tak tentu tujuannya. Tolong, yakinkan aku bahwa kau tidak sejahat itu. Jarak, Aku berhenti membencimu dan sedang berusaha mencintaimu. Akan kuyakinkan diri dan juga hatiku bahwa kau diciptakan memang untukditaklukan.

Minggu, 13 Maret 2016

Selamat Ulang Tahun

Teruntuk kamu, Selamat ulang tahun! Selamat menua. Harapku hanya satu; semoga kamu bisa lebih percaya pada dirimu sendiri. Kamu tahu, kamu terlalu meremehkannya. Kamu menganggapnya tidak bisa apa-apa. Kamu terlalu sering menyalahkannya. Kamu membuat ia tidak berharga. Kamu mengucilkan bahkan membencinya. Ada ribuan amin yang ia bisikkan dalam tangisnya, untuk segala doa-doa baik yang kamu ucapkan tiap malam. Sayang, percayalah padanya. Jadilah kuat dan mendewasalah. Semesta memberkati ke manapun kaki-kakimu melangkah :) 14 Maret 2016 -B-

Jumat, 11 Maret 2016

Ruang Rindu

Aku selalu menikmati tiap detik percakapan telpon yang sering kita lakukan di malam hari. Bercerita semua hal dan segala aktivitas yang kita lakukan di hari yang sama. Dengan demikian, kita berharap bisa merasakan sesuatu hal yang berbeda, meski kita tak bisa saling menatap atau sekedar bergandengan tangan.. Mungkin sebagian orang beranggapan apa yang kita perjuangkan akan berujung ke hal yang sama dan itu-itu aja. Jarang sekali mencapai sebuah keinginan yang sangat di harapkan. Tapi mari kita berpikir, apakah sebuah kupu-kupu yang kerap kali kita lihat terlahir sudah menjadi indah? Semua nya butuh proses… Dari awal kita sudah saling berkomitmen untuk tetap menjalin komunikasi, setidak nya sekali dalam sehari, walau sesibuk apapun. Mengirimkan beberapa pesan singkat, atau sekedar voice note yang bisa membuat hati kita merasa tenang. Hal-hal demikian kadang kala sama sekali tidak kita bayangkan. Justru seni dari hubungan ini terletak pada sekecil apapun perbuatan yang kita lakukan masing-masing asalkan bisa menimbulkan kebahagiaan, pasti lah kita merasa senang. Aku merasa semuanya terasa sangat menyenangkan. Kita bisa saling memendam rindu, menyimpan nya dalam-dalam, hingga saat nya nanti kita bertemu, rindu itu akan menjadi sebuah kenikmatan tersendiri dalam urusan asmara. Dan aku rasa, sebuah rindu akan tahu dimana seharus nya ia berada. Dan kepada siapa ia akan memberikan ruang tersepesial di hati nya…

LDR Jahat

Kau jahat sekali LDR! Aku merindukannya tiap hari, tiap jam, tiap gerakan tubuh yang kupunya. Gak kusangka akan seberat ini. Tapi pada intinya, aku akan mengalahkanmu. Iya, aku yakin Bunt ku juga akan begitu. Aku tahu kau akan perlahan membunuh kami. Tapi tidak! Kau hanya terlalu iri dengan kami. Kami sudah membuat tali yang sangat panjang untuk saling berpegang. Kuat, erat, tanpa memperdulikan angin kencang kirimanmu yang terus menerus menggoyahkan kami. Tahukah kau wahai LDR? Jarak yang kau buat adalah salah satu jembatan yang menguji besarnya rasa sayang kami. Terimakasih, kau akan kalah, ingat kata - kata kami. Aku teringat dimana kami harus bertemu dengamu. Kami tak rela melepas untaian tangan kami. Saatku sampai di istanaku pun aku masih tak rela melepasnya hanya karena ulah jahilmu. Kami tahu ini akan terasa sulit, sangat sulit. Tapi kami sudah sepakat, bahwa kami akan terus berjalan beriringan walaupun tangan nakalmu tetap mencubit - cubit seluruh badan kami. Kami sekarat? Hey, yang benar saja!Semakin kau keraskan cubitan tanganmu, semakin erat kami berpeluk, bergandeng, berjalan bersama. Hanya menunggu waktu hingga kau lelah dan mempersilahkan kami untuk berada di satu tempat lagi. Hanya berharap, Semoga kau, pada nantinya menjadi teman baik kami. Sahabat yang dapat merangkul kami menjadi insan yang lebih baik dari sebelumnya. Membuat kami mengerti susahnya mempertahankan apa yang harus kami pertahankan. Terimakasih, LDR...

Bahagia Dan Luka

untuk kamu yang berulang kali menggoreskan luka, apa kabarmu ? tentu saja kau baik dan berbahagia, karena bukan kau yang terluka, masih senang kahdirimu dengan semua tingkah laku mu yang menyebabkan luka ? masih ingatkah kamu kepadaku yang hatinya telah kau lukai terus-menerus..? surat ini aku tulis kepadamu, aku tidak berharap kamu membacanya, ini hanya surat cinta terakhir yang aku tak tahu kepada siapa akan kutujukan, surat ini hanya rangkaian kata yang aku simpan dan aku pendam sejak saat kau tinggalkanaku untuk dia yang lain. Ingatkah kamu tentang hari-hari yang pernah kita lewati bersama, ah tentu saja kau sudah melupakannya, karna memang tidak ada kebahagiaan yang pantas untuk dikenang disana, seandainya memang pernah ada kebahagiaan disana tak mungkin kau akan meninggalkanku. bahagia kah kamu dengan luka hati yang telah kau torehkan kepadaku ? jika iya, maka aku akan berdoa semoga tak ada karma yang akan menimpamu, jika memang kau berbahagia, hanya aku mohon kepadamu untuk tidak menimpakan kesalahan apapun kepadaku. karna cukup rasa sakit yang kau beri. kepada kamu dengan semua kebohonganmu, ingatkah kamu berapa lama waktu yang telah kita lewati bersama? ingatkah kamu berapa banyak kebohongan yang kau ucapkan kepadaku selama itu ? ingatkah kamu seberapa dalam luka yang terus menerus kau goreskan kepadaku ? ah tentu saja kau tidak akan mengingatnya. jika kau mengingatnya tidak mungkin kau terus-menerus menyayat luka kepadaku. semua manusia wajib membahagiakan dirinya sendiri, seperti itu juga dirimu, ya aku mengerti itu, karena itu aku tak membenci mu untuk semua luka yang kausebabkan, aku berdoa kepada Tuhan untuk kebahagiaanmu, seperti kamu yang menginginkan bahagia, seperti itu juga diriku mengharapkannya, hanya saja maaf jika ku katakan, bersama kau yang menyebabkan luka mungkin adalah kebahagiaan yang kuharapkan.aku tidak berharap kamu mengerti aku, aku hanya berharap kau tau bahwa aku menyayangi dan mencintaimu, aku orang yang mengharapkan kebahagiaan untukmu meski luka yang aku dapat

Aku Mencintaimu

Aku mencintaimu. Iya itu kalimat pertama yang aku tulis untuk surat hari ini. Aku tak tau harus menyampaikan lewat apa lagi. Sungguh ingin rasanya aku berbagi rindu dan berbagi cerita namun siapalah aku yang hanya serpihan abu bakaran ilalang. Lain kali aku akan menulis surat yang cukup panjang, walaupun isinya tentang cinta saja yang berujung galau dengan air mata. Tak apa, itu jauh lebih baik timbang aku tidak pernah galau karena tidak pernah merasakan cinta sedalam yang kau beri. Kau yang terbaik dan tetap saja kau yang terindah. Jaga dirimu baik-baik di seberang sana,karena aku ingin memelukmu lagi dengan tawa dan dengan bahagia. Dari aku yang merindu

Kamis, 10 Maret 2016

Tanpa Judul: Kita

Terlalu banyak yang ingin kutuliskan disini. Tentang rasa, tentang kita, tentang kalian. Bingung saat harus menumpahkan apa yang ada di dada. Rasanya sudah sangat sesak. Akhirnya kuputuskan untuk menuangkan semuanya disini. Jujur aku bingung harus memulai darimana. Terlalu banyak 'rasa' yang kurasakan saat ini. Rasa yang akhirnya membuka kenangan kita dulu. Ya, kita yang sekarang menjadi aku dan kamu. Mungkin ada dia. Kita yang akhirnya jadi aku dan kamu (dan dia). Ah, sudahlah. Aku bingung. Semalam kembali kubuka, atau lebih tepatnya kupaksakan membuka ingatan tentang kita. Ingatkah kamu saat pertama kali kita berkenalan? Ah, bodohnya aku menanyakan pertanyaan ini. Sudah jelas kamu pasti tidak mengingatnya lagi. Benar kan? Sudah kuduga. Kalau pertanyaan itu kamu tanyakan padaku, dengan lantang kujawab "Iya, aku masih mengingatnya. Bahkan dengan sangat rinci", tapi siapa pula yang akan menanyakan pertanyaan itu padaku? Kamu? Jangan bodoh!Kulihat sekarang (sepertinya) kamu (terlihat) bahagia dengan dia. Banyak momen yang kalian abadikan dalam gambar. Banyak tawa yang kulihat. Ada rona bahagia yang kulihat jelas di matamu pun matanya. Ketika kulihat gambar kalian, nurani bertanya "Apa yang kau rasakan? Sakit hati? Marah? Cemburu?", dengan cepat kujawab "Tidak!", dan akhirnya dia berkata lagi "Dasar bodoh. Dari matamu kulihat kau berdusta. Ada sakit hati, ada marah, ada cemburu. HAHAHA". Ya, nuraniku menertawakanku.Tetiba kurasakan basah di pipiku. Astaga, aku menangis. Lagi. Karnamu. Tangisan yang sudah beberapa tahun kutahan. Ya, kutahan agar aku tak terlalu terlihat terpuruk di hadapanmu, di hadapan mereka. Kemudian otak memutarkan kembali ribuan cerita yang pernah kita buat. Cerita bahagia, cerita sedih, cerita konyol. Kunikmati ribuan cerita itu dan airmatapun semakin deras. Ingin kutahan tapi percuma, pertahananku rusak. Sudahlah, aku tak ada maksud untuk memaksamu mengingat kembali kenangankita. Memaksamu untuk menjadikan kita kembali. Memaksamu untuk bahagia dengan ku. Aku tahu kamu sudah sangat bahagia dengan dia. Mungkin sekarang sudah saatnya kubiasakan diri untuk memanggil kamu dan dia dengan sebutan kalian. Ya, kalian. Semoga kalian bahagia. Kita bahagia. Amin.

Aku Mencintai Mu Dengan Terlalu

Aku yang merindu dengan terlalu!! Kamu, belum tentu tahu Aku yang terluka pun dengan terlalu!! Kamu, justru menjadikan Ia sebagai candumu. Mungkin ini juga salahku Tak memberitahu dahulu perasaanku. Aku yang hanya bisa mengagum pun mencintamu Dalam diam. Dasar manusia pengecut! Nurani memaki diri. Tanpa kuasa, kubenarkan makian itu. Semestinya cintaku bunyi, Semestinya kukatakan dengan lantang "Aku mencintaimu dengan terlalu"

Untuk Mu Perempuan Dipelukan Lelaki (ku)

Hallo kamu, aku tau kamu pasti tidak kenal denganku. Aku pun juga begitu. Aku hanya tau sekilas saja tentangmu. Salam kenal dariku untukmu. Maaf kalau aku lancang mengirimkan surat ini untukmu. Aku hanya ingin memberitahumu beberapa hal. Oh tidak, aku tidak bermaksud merusak hubunganmu dengan lelakimu yang dulu pernah menjadi lelaki ku itu. Malah aku pernah berdo'a agar hubungan kalian selalu baik-baik saja. Terdengar munafik kah ucapanku? Sepertinya begitu. HAHAHA... Aku tidak tau, apakah kau adalah kekasihnya atau baru akan menjadi kekasihnya. Yang terlihat olehku saat ini kaulah yang sedang dekat dengannya. Oh, santai saja. Surat ini bukan surat untuk melabrakmu atau apalah namanya... Ini hanya surat salam kenalku. Relax saja ya, cantik... Kau tau tidak, aku sedikit tau tentangmu lewat akun media sosialmu. Itu pun kau yang memulainya bukan? Kau yang duluan menginvite dan follow beberapa akun media sosialku. Apa tujuanmu? Bukankah kau tidak pernah kenal denganku? Setelah itu entah secara sengaja atau tidak kau mulai mengunggah beberapa foto kebersamaanmu dengan lelaki ku itu. Aahh, maksudku lelakimu. Maaf, aku sedikit khilaf. HAHAHA... Aku sedikit heran, apa maksudmu dengan memposting foto yang telah kau unggah sebelumnya setelah aku mengikuti balik akun media sosialmu itu. Yang aku lihat, kau terkesan seakan memberitahukan bahwa dia sekarang kepunyaanmu. Apakah disitu ada unsur ketersengajaan? Atau aku yang terlalu sensitif ya, terlalu cepat menyimpulkan sesuatu. Ah entahlah... Ohh, mungkin kau hanya ingin menunjukkan betapa bahagianya dia sekarang. Dengan senyum yang lepas saat berfoto denganmu. Bukan maksudku menyimpulkan sesuatu yang akupun tidak tau fakta sebenarnya seperti apa. Aku hanya menyimpulkan dari apa yang aku lihat dan apa yang aku dengar dari teman-temannya. Ohh, aku ingat!! Temannya pernah memberitahukan tentang kedekatanmu dengan lelakiku itu. Ehh, maksudku lelakimu. Maaf aku khilaf lagi. Aaahh sepertinya lawakan ku garing. Oke, takkan ku ulangi. Ku lihat dia bahagia sekali. Kau hebat cantik. Kau bisa meluluhkan hatinya hanya dalam jangka kedekatan yang tak seberapa lama. Aku tau, seharusnya aku tidak ikut campur urusan kalian. Karena akupun bukan siapa-siapa. Aku hanya ingin memberitahu kepadamu, teruslah buat dia bahagia. Karna yang aku ingat, aku hanya bisa memberikan kesedihan untuknya. Maaf kalau kau sedikit emosi dengan kata-kata disuratku ini. Aku pun menulisnya dengan sedikit mencurahkan emosi. Hehehe.. Semoga kalian bahagia...

K-A-M-U

Kertasku masih kosong, melompong. Tak ada satu pun huruf dari 26 huruf yang ada, tertoreh di atasnya. Otak menyajikan begitu banyak kata. Tapi tiada satu pun kupilih untuk kutuliskan di kertas kosongku. Entahlah, mungkin aku bingung. Atau mungkin aku terlalu pemilih? Begitu ucap pena yang sedaritadi kuketuk-ketukan kepalanya di meja belajarku. Tak kutemukan alasan yang tepat memilih dan menyusun 26 huruf dari rangkaian alfabet yang ada untuk dijadikan kata dan kurajut menjadi sebuah kalimat indah. “Dasar munafik!”, teriak cangkir putih agak kusam padaku. "Aku tidak munafik!”, balasku. "Pembohong besar!”, kopi hitam panas yang berada di dalam cangkir itu pun ikut meneriakiku. "Kalau kamu tak munafik, kalau kamu bukan pembohong tentu aku takkan kosong seperti ini!”, kertas yang daritadi kupandangi pun bersuara. Kemudian kuangkat penaku dan kugoreskan sesuatu di atas kertas kosongku, mereka bersorak. Gaduh.‘K-A-M-U’. Ya, kupilih empat huruf itu di awal tulisanku. Otak kemudian membuka layar putihnya dan memutarkan potongan-potongan kenangan yang pernah kita adegankan dulu. Mataku mulai berkabut, lalu kudengar suara terbahak. Kertas, pena, kopi dan cangkir sedang menertawaiku, bahkan pasangan kopi dan cangkir sampai memegangi perut mereka saking kegelian melihatku menangis.Pada akhirnya kertas itu hanya berisi K-A-M-U. Ya, hanya kata itu yang bisa kutulis. Tiada kata lain yang bisa kutorehkan diatasnya.Kamu memang tak mudah dijabarkan ke dalam sebuah kalimat. Bukan. Maksudku kerinduanku yang terlalu sulit dijabarkan. Bukan. Gengsiku yang susah dijabarkan. Baiklah, kuralat lagi. Gengsiku menghalangi kerinduan yang teramat sangat ini; yang ku kamuflase kan dengan kata sulit dijabarkan. Ah, aku bingung. Mereka benar. Aku bingung. Aku munafik. Aku pembohong besar.