Kamis, 10 Maret 2016

Tanpa Judul: Kita

Terlalu banyak yang ingin kutuliskan disini. Tentang rasa, tentang kita, tentang kalian. Bingung saat harus menumpahkan apa yang ada di dada. Rasanya sudah sangat sesak. Akhirnya kuputuskan untuk menuangkan semuanya disini. Jujur aku bingung harus memulai darimana. Terlalu banyak 'rasa' yang kurasakan saat ini. Rasa yang akhirnya membuka kenangan kita dulu. Ya, kita yang sekarang menjadi aku dan kamu. Mungkin ada dia. Kita yang akhirnya jadi aku dan kamu (dan dia). Ah, sudahlah. Aku bingung. Semalam kembali kubuka, atau lebih tepatnya kupaksakan membuka ingatan tentang kita. Ingatkah kamu saat pertama kali kita berkenalan? Ah, bodohnya aku menanyakan pertanyaan ini. Sudah jelas kamu pasti tidak mengingatnya lagi. Benar kan? Sudah kuduga. Kalau pertanyaan itu kamu tanyakan padaku, dengan lantang kujawab "Iya, aku masih mengingatnya. Bahkan dengan sangat rinci", tapi siapa pula yang akan menanyakan pertanyaan itu padaku? Kamu? Jangan bodoh!Kulihat sekarang (sepertinya) kamu (terlihat) bahagia dengan dia. Banyak momen yang kalian abadikan dalam gambar. Banyak tawa yang kulihat. Ada rona bahagia yang kulihat jelas di matamu pun matanya. Ketika kulihat gambar kalian, nurani bertanya "Apa yang kau rasakan? Sakit hati? Marah? Cemburu?", dengan cepat kujawab "Tidak!", dan akhirnya dia berkata lagi "Dasar bodoh. Dari matamu kulihat kau berdusta. Ada sakit hati, ada marah, ada cemburu. HAHAHA". Ya, nuraniku menertawakanku.Tetiba kurasakan basah di pipiku. Astaga, aku menangis. Lagi. Karnamu. Tangisan yang sudah beberapa tahun kutahan. Ya, kutahan agar aku tak terlalu terlihat terpuruk di hadapanmu, di hadapan mereka. Kemudian otak memutarkan kembali ribuan cerita yang pernah kita buat. Cerita bahagia, cerita sedih, cerita konyol. Kunikmati ribuan cerita itu dan airmatapun semakin deras. Ingin kutahan tapi percuma, pertahananku rusak. Sudahlah, aku tak ada maksud untuk memaksamu mengingat kembali kenangankita. Memaksamu untuk menjadikan kita kembali. Memaksamu untuk bahagia dengan ku. Aku tahu kamu sudah sangat bahagia dengan dia. Mungkin sekarang sudah saatnya kubiasakan diri untuk memanggil kamu dan dia dengan sebutan kalian. Ya, kalian. Semoga kalian bahagia. Kita bahagia. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar