Rabu, 02 Maret 2016

Tentang Kenangan

kepada hati,tempat dimana segala perasaan -cinta- tumbuh dan matiAku tak menyalahkanmu ketika kau dengan polosnya membiarkan rasa itu mencabikmu perlahan. Kau biarkan luka semakin melebam di sekujur tubuhmu. Dan, kau mengatasnamakan cinta sebagai alasannya. Sungguh. Aku tak menyalahkanmu! Aku hanya miris, melihat betapa lemahnya kau di hadapan cinta. Betapa rapuhnya kau ketika harus dihadapkan pada kenangan. Kau seharusnya tahu perihal cinta yang akan selalu menghadiahkan kenangan sebagai pelajaran hidupmu ke depan, entah itu pahit maupun manis. Seharusnya kau baik-baik saja ketika aku memutarkan kembali kenangan-kenangan itu. Bukannya malah menangisi rasa yang sudah lama mati dan terkubur oleh waktu. Menyesali apa yang terjadi di masa lalu seolah semuanya adalah salahmu, karena kau membiarkan perasaan itu keluar masuk tanpa mempertimbangkannya denganku.Hey, itu bukan salahmu! Aku mengerti kau sangatlah perasa, tak mungkin membiarkan cinta terlunta-lunta. Tetapi, bukankah aku sudah mengajarimu bagaimana caranya berdamai dengan kenangan? Mulailah praktikkan! Ikhlaskan saja semua yang sudah terjadi, tak perlu menyalahkan siapa-siapa, karena memang tak ada yang salah dalam cinta. Takdir sudah memilih jalannya sendiri. Kau hanya perlu melewatinya dengan lapang dada. Dengan begitu, semua akan baik-baik saja. Kuingatkan padamu. Jangan menyuruhku melupakan kenangan itu lagi. Jangan, karena aku tak mungkin bisa melakukannya. Tugasku adalah mengingat apa-apa yang pernah terjadi, termasuk kenangan itu sendiri. Toh, melupakan kenangan tidak berarti menyembuhkanmu dari luka bukan?Mulai sekarang, cobalah berdamai dengan kenangan. Aku akan membantumu. Kau pasti bisa! Maaf aku tak bisa berbicara langsung padamu, karena jarak kita terlalu jauh, meskipun masih berada dalam satu tubuh yang sama. Kita pun tak sejalan, kau terlalu sibuk merasakan, sedangkan aku sibuk memikirkan. Aku takut kau tersinggung nantinya. Baiklah, mulai sekarang cobalah bekerjasama denganku. Mintalah pendapatku ketika ada cinta yang mengetuk pintu, agar kau tak terluka lagi. Kita harus menjaga tubuh yang kita tinggali dengan baik. Agar dia tak lebih sering menghujani pelupuknya dengan duka. Dari ingatan yang menolak lupa segala kenangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar