Jumat, 04 Maret 2016

Tanpa Judul

Dengan segenap tenaga aku mencoba untuk mengusirmu, bayangmu, dan semua tentang rasaku padamu. Namun kini, hanya dalam hitungan menit, sepertinya usahaku gagal. Aku memutuskan untuk melupakanmu. Merelakan kamu, bahagia dengan kekasihmu. Aku mundur secara teratur dan tidak lagi mencoba mengingat serta memikirkanmu. Namun haruskah kukatakan berapa sulitnya itu?Aku sudah sering seperti ini. Mengatakan akan melupakanmu, menjauhimu, dan tak lagi ada menunggumu. Namun, semua seperti percuma, ketika takdir berulang kali juga menghentakku keras. Aku hampir melupakanmu, berulang kali, namun takdir mempertemukan kita kembali. Bolehkah aku mengingatkanmu perihal pertemuan-pertemuan kita? Semua tentang takdir. Takdir yang memutuskan kita untuk berada di satu tempat. takdir yang memutuskan kita untuk saling bertemu, berulang kali, dan takdir yang memutuskan bahwa aku harus menyerah pada kamu, berulang kali. Aku jatuh cinta. Padamu. Sosok yang dianggap nyaris biasa saja. Dan aku jatuh, sedalam yang aku bisa. Kemudian aku sakit, dan berusaha bangkit. Saat hampir bangkit, kita dipertemukan dalam berbagai cara dan kemungkinan. Aku lelah dipermainkan takdir. Namun aku enggan mengajukan diri dan menawarkan hati serta diriku untukmu. Aku ingin berteriak, mungkin sangat keras hingga suaraku tidak lagi terdengar. Aku ingin kamu tahu apa yang kurasa tentangmu. Aku ingin. Namun aku enggan melakukannya, aku takut. Haruskah kuteriakkan kalimat yang selama ini kutahan padamu? Haruskah kudengungkan jutaan airmata dan pengharapan atasmu? Dan bisakah kita hentikan permainan gila ini?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar