Rabu, 26 Desember 2012

Hatimu Adalah Rumahku, Dan Selalu Begitu.


Dear jelek..
Tak peduli seberapa jauh kita melangkah atau selama apa kita pergi, kita pasti akan kembali ke tempat yang sama yaitu kamu dan aku.
Karena kamu adalah rumah - tempatku bersandar dengan nyaman dan bercerita dengan aman. Karena kamu adalah rumah - tempatku meminta dukungan dan merayakan kebahagiaan.
Tak peduli berapa banyak orang yang aku temui atau hal-hal yang aku amati, aku pasti akan kembali padamu. Karena kamu adalah ruang rindu yang kupupuk dengan senyum dan rasa syukur ku.
Karena kamu adalah ruang rindu-yang hanya satu. Dan membuat ladang harapanku bertumbuh setiap waktu.
Pada akhirnya, kita selalu butuh tempat untuk pulang bukan? Begitu pun aku. Aku membutuhkanmu.
Tetaplah menjadi bangunanku yang menyangga saat aku lemah dan menyambut dengan riang saat aku datang ke pelukan mu.. Tak ada yang lebih baik dari itu.
Hatimu adalah rumahku, dan selalu begitu..

Cemburu


Dentang lonceng itu menyemarak keras berbunyi, seakan sebuah simfoni hitam meloncat keluar dari jantungku, dimana aku hanya tersentak dan terpaku. Mendapati diriku berada diantara ribuan ekor sayap elang yang mengepak kencang di desiran angin semilir menghembus wajahku. Perlahan nyeri itu terasa, berdenyut hangat mengharap usapan lembut yang terkasih untuk meredakannya. Tapi denyut ini tidak menghilang. Membuncah hebat didadaku hingga sebulir air murni tak berdosa menggumpal di pelupuk mataku. Darah ini menggelegak. Seakan sudah mencapai suhu maksimum untuk mendekati ambang hilangnya kuman dan bakteri. Pucat, dingin dan menyemburkan seraut wajah letih yang tak terlukis. Aku. Berdiri. Namun hati ini rapuh.
            Aku kembali kemasa itu. Masa kini. Melihat sekelilingku. Hanya ada aku. Tidak juga. Dua orang teman dekat ku sedang sibuk mendiskusikan sebuah program laptop dengan ricuh. Aku melirik jam yang telah menunjukkan pukul 12.40. Aku ingin bergerak menuju tempat yang lebih tenang, mengajak kedua teman ku yang tidak berhenti tertawa ini. Tawa? Bagaimana rasanya tertawa?
            Kusilangkan kedua kaki ku. Bagaimana mungkin mereka akan tahu apa yang kurasa? Yah, memang semua orang pasti akan merasakan apa yang aku rasakan. Kamuflase cinta yang menyabotase fikiran manusia. Namun benarkah orang yang mendengar isi hati kita benar-benar mendekap apa yang kita rasakan? Menurutku tidak. Kita hanya bisa berbagi pengalaman. Namun mempresentasikan cerminan tentang hati, setiap manusia tidak akan pernah sama.
            Kamu tahu sakit itu apa? Rasa yang kau anggap menyedihkan dan kau tak bisa menghadapinya. Munafik mereka bilang sakit itu harus dilawan dan kau tidak kuat bila tidak bisa menahan sakit. Pernahkah kau dihimpit 1 ton batu? Pernahkah kau dilindas kereta api? Pernahkah kau cacat fisik? Atau pernahkan kau tergores pisau?
            Lalu, kau bilang itu sakit? Itu bukan sakit. Itu hanya materi tubuh mu yang bereaksi jika ada kontak fisik. Namun coba imajinasikan sebuah jasad tak kasat mata yang robek ditengah pilu. Kau, dengan orang yang baru kau sadari sangat kau dambakan. Sangat kau cintai. Kau memuja dirinya. Kau pernah menggenggamnya. Kau pernah memeluknya. Kau pernah berjalan disampingnya. Tapi kala itu, kau lakukan banyak kesalahan sehingga kasihmu muak dan pergi meninggalkanmu? Membalas apa yang telah kau rasakan dan tak tersentuh melihatmu luka dan memiliki nafas setengah hati.
            Itu baru sakit. Sesuatu yang hilang. Bukan masalah kau kehilangan dirinya. Tapi masalah jika kau kehilangan hatinya yang pernah dia titipkan padamu. Kata sederhana yang akan membuatmu berfikir. Kau akan alami. Dan saat itu hanya ada 1 kata yang terlintas di otak lemahmu. Kalah.

Kamis, 13 Desember 2012

Kangen Kamu :) -Selalu-


Sepi dan sendirian itu berbeda.

Mungkin, ada yang menyukai kedua-duanya, ada pula yang sengaja menciptakannya, dan ada yang memang tak menginginkan keberadaannya, lalu membenci kedua-duanya.
Demikian pula denganku…
Aku tak suka sepi, tapi aku suka sendirian – dengan pengecualian. Karena kedua komponen itu bukanlah konstanta, tergantung variabel yang mempengaruhinya, maka pernyataan itu tak berlaku setiap waktu. Ya, hanya, kadang-kadang.

Sepi adalah keadaan di mana aku tak bisa berdamai dengan pikiranku. Paradoks. Saat kamu berada dalam keramaian, walau tak sendirian, mungkin kamu merasa sepi karena pikiranmu mungkin terus bergumam, “ini bukan tempatku…” atau “ini bukan aku” atau “aku ingin cepat-cepat keluar dari sini” dan masih banyak atau-atau yang lainnya.
Sedangkan sendirian adalah keadaan di mana aku sebagai jiwa yang bebas yang seirama dengan pikiranku – tak bergantung ataupun bersama yang lain yang bisa kamuandalkan saat itu, tapi kamu bisa mengandalkan dirimu, dan kamu menyukainya. Aku suka berada di rumah sendirian, nonton sendirian, makan sendirian, jalan-jalan sendirian, dan melakukan segala sesuatunya sendirian lalu bersibuk-sibuk ria dengan pikiranku. Produktif, mengisi waktu, bukan menghabiskan waktu. Ya, yang paling penting, aku menyukai keadaan itu. Sibuk, bahagia, hingga lupa dengan rasa sepi.

Namun, lagi-lagi, kedua komponen itu juga hanya berlaku kadang-kadang. Sendirian tidak selamanya menyenangkan. Akan muncul satu titik dimana kamu malah merasa sepi–butuh orang lain, teman sebaya, ataupun orang yang kamu cinta, dan orang yang bisa kamu andalkan – untuk bersamamu, berbagi makanan bersama, menggandeng tangannya, dan meminjamkan telinganya lalu menepuk bahumu seraya berucap “Kamu hebat!” atau “Kamu akan baik-baik saja!”
Dan, sebaliknya, sepi juga tidak selalu menyedihkan. Kamu butuh sepi untuk bisa mengenal dirimu ataupun berperang dengan zona nyaman lalu bangkit dengan kemenangan, “Aku bisa mengatasinya. Aku baik-baik saja”
Lalu, bagaimana perasaanku saat ini???
Ya, aku sedang sendirian, namun aku tak merasa sepi. Masih ada film-film yang bisa ditonton, ide-ide yang bisa ditulis, isu-isu sosial dan politik yang bisa dikritik, buku-buku yang bisa dibaca, lagu yang bisa didengar, akhir pekan yang masih panjang, dan masih banyak daftar dan-dan-dan yang lain.
Tapi, tetap saja, tetap saja. Aku manusia yang dianugerahi rasa bosan – dan ujung-ujungnya, sepi.

                                                                             It’s true.

                                                                  Without you, I’m still me.
                                                                  But with you, I’m better me.

Minggu, 02 Desember 2012

10 Kebiasaan Yang Bisa Merusak Otak


1. Tidak mau sarapan.
Banyak orang menyepelekan sarapan, padahal tidak

mengkonsumsi makanan di pagi hari menyebabkan turunnya

kadar gula dalam darah. Hal ini berakibat pada

kurangnya masukan nutrisi pada otak yang akhirnya

berakhir pada kemunduran otak.



2. Kebanyakan makan.

Terlalu banyak makan mengeraskan pembuluh otak yang

biasanya menuntun kita pada menurunnya kekuatan

mental.



3. merokok

Merokok ternyata berakibat sangat mengerikan pada

otak kita. Bayangkan, otak kita bisa menyusut dan

akhirnya kehilangan fungsi-fungsinya. Tak ayal diwaktu

tua kita rawan Alzheimer.



4. Terlalu banyak mengkonsumsi gula.
Terlalu banyak asupan gula akan menyebabkan Kekurangan

nutrisi dan perkembangan otak terganggu.



5. Polusi udara.
Otak adalah bagian tubuh yang paling banyak menyerap

udara. Terlalu lama berada di lingkungan dengan udara

berpolusi membuat kerja otak tidak efisien



6. Kurang tidur.
Tidur memberikan kesempatan otak untuk beristirahat.

Sering melalaikan tidur membuat sel-sel otak justru

mati kelelahan.



7. Menutup kepala ketika sedang tidur.
Tidur dengan kepala yang ditutupi merupakan kebiasaan

buruk yang sangat berbahaya karena karbondioksida yang

diproduksi selama tidur terkonsentrasi sehingga otak

tercemar. Jangan heran kalau lama kelamaan otak

menjadi rusak.



8. Berpikir terlalu keras ketika sedang sakit.
Bekerja keras atau belajar ketika kondisi tubuh sedang tidak

fit juga memperparah ketidakefektifan otak



9. Kurangnya stimulasi otak.
Berpikir adalah cara terbaik untuk melatih kerja otak.

Kurang berpikir justru membuat otak menyusut dan

akhirnya tidak berfungsi maksimal.



10. Jarang bicara.
Percakapan intelektual biasanya membawa efek bagus pada kerja otak.

19 rahasia menjadi pribadi penuh pesona

1. Berubahlah dengan waktu dan tempat!
Jangan selalu menuruti perasaan negatif, seperti: merasa bosan, lelah, jenuh, tersiksa dengan tempat atau masa lalu. Tersenyumlah, dan dunia akan tersenyum bersama anda! Menangislah, dan anda akan menangis sendirian! Mutiara kata ini mengisyaratkan agar kita selalu berbahagia dimana pun kita berada dan kapan pun. Jika kita merasa sebagai orang yang paling sedih atau menderita di dunia ini, yakinlah bahwa masih banyak orang lain yang lebih menderita daripada kita.

2. Carilah kenalan, teman, sahabat, relasi sebanyak-banyaknya!
Sering-seringlah bepergian, menjelajahi dunia. Semakin sering anda bertemu dan berinteraksi dengan banyak orang, maka kepribadian anda akan semakin matang tanpa anda sadari.

3. Cintailah orang lain seperti mencintai diri sendiri.Dengan cinta, hidup menjadi indah, persahabatan menjadi langgeng, dan silaturahmi tetap terbina. Tentunya cinta yang diberikan secara tulus tanpa pamrih, tanpa mengharap balasan kecuali dari Allah semata.

4. Hargailah dan nikmatilah alam.
Dengan menghargai alam, jiwa menjadi tenang. Dengan menikmati alam hati menjadi senang. Temukanlah rahasia sesuatu itu tampak menarik, misalnya: bunga yang mekar, surya yang bersinar, sawah yang terhampar.

5. Hargailah orang lain.
Misalnya dengan cara membuatnya bahagia, tersenyum, tertawa, memberi pujian yang tulus. Membahagiakan orang lain akan membuatnya membahagiakan kita di saat yang tak terduga, percayalah!

6. Jaga tingkah laku.
Banyaklah mendengarkan dan berpikir daripada berbicara, kecuali bila waktunya untuk berbicara. Dengan menjaga lisan dan perbuatan kita, berarti setengah pertempuran hidup telah kita menangkan.

7. Jangan kekanak-kanakan.
Sikap dewasa menunjukkan kepribadian yang kuat dan mempesona. Betapa banyak orang tua yang bahkan belum dewasa! Salah satu tanda kedewasaan seseorang antara lain adalah dari sikap, tutur kata, dan caranya di dalam mengambil keputusan secara arif dan bijaksana.

8. Jangan mencari kesalahan orang lain.
Hidup kita terlalu singkat untuk melakukan hal ini.

9. Jangan rendah diri. Sudah seharusnyalah kita menerima dan memperbaiki kekurangan kita tanpa pernah merasa minder atau kecil di depan orang lain. Percayalah, tidak seorang manusia pun yang sempurna di muka bumi ini!

10. Jangan sombong.
Ketahuilah bahwa selalu ada yang lebih daripada kita. Kesombongan menandakan kekosongan.

11. Kembangkan minat pada berbagai hal.
Jangan membatasi diri anda, perluas bakat, minat, kemampuan, pengetahuan, dan keahlian anda. Memiliki satu keahlian atau spesialisasi akan terasa lebih baik dan sempurna jika ditunjang dengan keahlian dalam bidang yang lainnya, sehingga anda akan semakin "bersinar" dan penuh pesona.

12. Selalu baik pada orang lain.
Jangan pernah merasa dendam sekalipun kepada orang lain, bahkan kepada mereka yang pernah menyakiti kita. Cintailah yang di bumi, niscaya yang di langit akan mencintaimu.

13. Selalu belajar.
Semakin sering anda belajar, maka semakin banyak yang anda ketahui. Ilmu ini dapat menjadi lahan amal bagi anda, sehingga anda merasakan nikmatnya berbagi dan indahnya ilmu.

14. Selalu mengikuti informasi dan perkembangan terkini tentang apapun. Dengan banyak mengetahui hal yang paling baru, maka anda akan tampil semakin percaya diri dan penuh pesona. Semakin banyak hal baru yang anda tahu, maka akan semakin banyak pula yang mencari dan mengejar anda...yakinlah!

15. Selalu tegap, sigap, dan siap.
Posisi atau postur tubuh anda di dalam berkomunikasi dengan orang lain akan mengungkapkan siapa diri anda yang sebenarnya. Oleh karenanya, milikilah rencana, target, dan strategi (persiapan) yang matang dan semangat yang tak pernah pudar!

16. Selalu tersenyum pada orang lain.
Orang akan lebih senang melihat wajah yang dihiasi senyuman daripada wajah yang selalu disertai ratapan atau keluhan.

17. Senang bekerja sama dengan orang lain.
Inilah yang membuat jaringan (network) kita semakin luas, erat, dan kuat.

18. Senang menolong orang lain.
Dengan gemar menolong orang lain, maka pada hakikatnya kita menolong diri kita sendiri. Semakin banyak orang yang kita tolong, maka akan semakin sering pula kita ditolong oleh Allah dengan cara-Nya yang tak terduga.

19. Terimalah nasib apa adanya.
Tetaplah tenang dan tabah, ingatlah bahwa "badai pasti berlalu" dan "roda itu berputar".