Rabu, 26 Desember 2012

Cemburu


Dentang lonceng itu menyemarak keras berbunyi, seakan sebuah simfoni hitam meloncat keluar dari jantungku, dimana aku hanya tersentak dan terpaku. Mendapati diriku berada diantara ribuan ekor sayap elang yang mengepak kencang di desiran angin semilir menghembus wajahku. Perlahan nyeri itu terasa, berdenyut hangat mengharap usapan lembut yang terkasih untuk meredakannya. Tapi denyut ini tidak menghilang. Membuncah hebat didadaku hingga sebulir air murni tak berdosa menggumpal di pelupuk mataku. Darah ini menggelegak. Seakan sudah mencapai suhu maksimum untuk mendekati ambang hilangnya kuman dan bakteri. Pucat, dingin dan menyemburkan seraut wajah letih yang tak terlukis. Aku. Berdiri. Namun hati ini rapuh.
            Aku kembali kemasa itu. Masa kini. Melihat sekelilingku. Hanya ada aku. Tidak juga. Dua orang teman dekat ku sedang sibuk mendiskusikan sebuah program laptop dengan ricuh. Aku melirik jam yang telah menunjukkan pukul 12.40. Aku ingin bergerak menuju tempat yang lebih tenang, mengajak kedua teman ku yang tidak berhenti tertawa ini. Tawa? Bagaimana rasanya tertawa?
            Kusilangkan kedua kaki ku. Bagaimana mungkin mereka akan tahu apa yang kurasa? Yah, memang semua orang pasti akan merasakan apa yang aku rasakan. Kamuflase cinta yang menyabotase fikiran manusia. Namun benarkah orang yang mendengar isi hati kita benar-benar mendekap apa yang kita rasakan? Menurutku tidak. Kita hanya bisa berbagi pengalaman. Namun mempresentasikan cerminan tentang hati, setiap manusia tidak akan pernah sama.
            Kamu tahu sakit itu apa? Rasa yang kau anggap menyedihkan dan kau tak bisa menghadapinya. Munafik mereka bilang sakit itu harus dilawan dan kau tidak kuat bila tidak bisa menahan sakit. Pernahkah kau dihimpit 1 ton batu? Pernahkah kau dilindas kereta api? Pernahkah kau cacat fisik? Atau pernahkan kau tergores pisau?
            Lalu, kau bilang itu sakit? Itu bukan sakit. Itu hanya materi tubuh mu yang bereaksi jika ada kontak fisik. Namun coba imajinasikan sebuah jasad tak kasat mata yang robek ditengah pilu. Kau, dengan orang yang baru kau sadari sangat kau dambakan. Sangat kau cintai. Kau memuja dirinya. Kau pernah menggenggamnya. Kau pernah memeluknya. Kau pernah berjalan disampingnya. Tapi kala itu, kau lakukan banyak kesalahan sehingga kasihmu muak dan pergi meninggalkanmu? Membalas apa yang telah kau rasakan dan tak tersentuh melihatmu luka dan memiliki nafas setengah hati.
            Itu baru sakit. Sesuatu yang hilang. Bukan masalah kau kehilangan dirinya. Tapi masalah jika kau kehilangan hatinya yang pernah dia titipkan padamu. Kata sederhana yang akan membuatmu berfikir. Kau akan alami. Dan saat itu hanya ada 1 kata yang terlintas di otak lemahmu. Kalah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar