Dentang
lonceng itu menyemarak keras berbunyi, seakan sebuah simfoni hitam meloncat
keluar dari jantungku, dimana aku hanya tersentak dan terpaku. Mendapati diriku
berada diantara ribuan ekor sayap elang yang mengepak kencang di desiran angin
semilir menghembus wajahku. Perlahan nyeri itu terasa, berdenyut hangat
mengharap usapan lembut yang terkasih untuk meredakannya. Tapi denyut ini tidak
menghilang. Membuncah hebat didadaku hingga sebulir air murni tak berdosa
menggumpal di pelupuk mataku. Darah ini menggelegak. Seakan sudah mencapai suhu
maksimum untuk mendekati ambang hilangnya kuman dan bakteri. Pucat, dingin dan
menyemburkan seraut wajah letih yang tak terlukis. Aku. Berdiri. Namun hati ini
rapuh.
Aku kembali kemasa itu. Masa kini. Melihat sekelilingku. Hanya ada aku. Tidak
juga. Dua orang teman dekat ku sedang sibuk mendiskusikan sebuah program laptop
dengan ricuh. Aku melirik jam yang telah menunjukkan pukul 12.40. Aku ingin
bergerak menuju tempat yang lebih tenang, mengajak kedua teman ku yang tidak
berhenti tertawa ini. Tawa? Bagaimana rasanya tertawa?
Kusilangkan kedua kaki ku. Bagaimana mungkin mereka akan tahu apa yang kurasa?
Yah, memang semua orang pasti akan merasakan apa yang aku rasakan. Kamuflase
cinta yang menyabotase fikiran manusia. Namun benarkah orang yang mendengar isi
hati kita benar-benar mendekap apa yang kita rasakan? Menurutku tidak. Kita
hanya bisa berbagi pengalaman. Namun mempresentasikan cerminan tentang hati,
setiap manusia tidak akan pernah sama.
Kamu tahu sakit itu apa? Rasa yang kau anggap menyedihkan dan kau tak bisa
menghadapinya. Munafik mereka bilang sakit itu harus dilawan dan kau tidak kuat
bila tidak bisa menahan sakit. Pernahkah kau dihimpit 1 ton batu? Pernahkah kau
dilindas kereta api? Pernahkah kau cacat fisik? Atau pernahkan kau tergores
pisau?
Lalu, kau bilang itu sakit? Itu bukan sakit. Itu hanya materi tubuh mu yang
bereaksi jika ada kontak fisik. Namun coba imajinasikan sebuah jasad tak kasat
mata yang robek ditengah pilu. Kau, dengan orang yang baru kau sadari sangat
kau dambakan. Sangat kau cintai. Kau memuja dirinya. Kau pernah menggenggamnya.
Kau pernah memeluknya. Kau pernah berjalan disampingnya. Tapi kala itu, kau
lakukan banyak kesalahan sehingga kasihmu muak dan pergi meninggalkanmu?
Membalas apa yang telah kau rasakan dan tak tersentuh melihatmu luka dan
memiliki nafas setengah hati.
Itu baru sakit. Sesuatu yang hilang. Bukan masalah kau kehilangan dirinya. Tapi
masalah jika kau kehilangan hatinya yang pernah dia titipkan padamu. Kata
sederhana yang akan membuatmu berfikir. Kau akan alami. Dan saat itu hanya ada
1 kata yang terlintas di otak lemahmu. Kalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar