Rabu, 02 Maret 2016

Kembalilah Hati

Untuk hati yang masih saja berlari sendiri. Anggap saja ini surat peringatan untukmu, karena dengan logika pun kau tak pernah perduli. Apa yang sebenarnya kau cari? Cinta? Bahagia? Kepuasan? Atau kau ingin membalas atas luka yang lalu? Luka karena tulusmu yang terabaikan. Ya, aku paham. Tapi apakah kau lupa? Bukankah terkadang luka itu justru kau ciptakan sendiri? Dengan menjatuhkan dirimu dalam pelukan yang salah. Logika sudah memperingatkanmu, “jika kau sudah siap jatuh cinta, kau juga harus siap untuk jatuh terluka”. Ya, seperti biasa. Kau menulikan pendengaranmu, membutakan pandanganmu ketika dewi cinta menancapkan panahnya padamu. Dan kini kau terluka (lagi). Lihat dirimu sekarang, semakin rapuh dan goresan itu semakin memenuhi tiap sudut ruangmu. Sampai kapan kau memaksa dirimu berlari dan berhenti untuk singgah pada pelabuhan-pelabuhan yang semu itu?Pulanglah, sudah saatnya kau kembali padaku yang berhak atasmu. Aku yang seharusnya mengendalikanmu dan tidak membiarkanmu memelihara luka sendirian. Berhentilah mencari yang seharusnya tidak perlu kau cari kembali. Rumah yang sebenar-benarnya rumah ada di belakangmu, ia berdiri dengan setia meski tak sedetikpun kau menoleh ke arahnya. Dan tangannya yang kokoh mampu memelukmu, melindungimu dari gigil karena dinginnya rindu. Berhentilah berkelahi dengan logika, yang terkadang benar. Kau tahu? Saat ini aku lelah, wajah yang selalu basah dan sembab yang timbul membuatku jengah. Tidakkah kau merindukan senyumku? Berdamailah dengan kenyataan, Berdamailah dengan logika, Dan berdamailah dengan luka dan keegoisan yang kau ciptakan. Kali ini percayalah padaku, bahagia bisa kita ciptakan sendiri, bahagia bukan di tangan mereka yang hadir sekedarnya. Banyak kebahagiaan sederhana yang selama ini kau lupakan. Bukan kau saja, tapi akupun. Biarkan logika bekerja sebagaimana mestinya. Jadi kembalilah (hati) tanpa perlu kau berlari (lagi) Tertanda, Aku yang memilikimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar