Minggu, 17 Juli 2016

Yang Belum Sempat Terucap

Terima kasih sudah hadir di hidup saya. Walau jalannya tak pernah mudah, terima kasih karena sudah mengajak saya melangkah sampai sejauh ini. Bersamamu, saya mengerti bahwa kita harus berjalan beriringan, bukan berseberangan. Ingatlah bahwa saya akan selalu menjadi teman yang akan mendampingimu sampai ke tujuan, untuk membuat mimpi-mimpimu tak lagi semu. Terima kasih untuk kesabarannya, pengertiannya, kasih sayangnya, perhatiannya, rindunya, temunya, tawanya, air matanya, dan segala macam tetek-bengeknya. Terima kasih karena kamu selalu memberikan saya kesempatan untuk berubahdan memperbaiki diri, tak pernah bosan walau saya kerap kali keras kepala, egois, atau cemburuan. Terima kasih sudah memercayai bahwa saya adalah jodohmu walau saya jauh dari kesempurnaan. Percayalah bahwa saya akan selalu berusaha memantaskan diri untuk berada di sampingmu. Kelak, untuk memegang tanganmu, untuk menyandang nama belakangmu, untuk membuatkan kopimu. Terima kasih sudah membuat saya merasa begitu dihargai, dicintai, dan diperjuangkan. Hal-hal yang mungkin tak pernah benar-benar saya rasakan sebelum kehadiran kamu. Terima kasih untuk selalu menjadi yang pertama, dan semoga, yang terakhir dan satu-satunya, di berbagai pengalaman hidup saya.Terima kasih atas segala usahamu, besar dan kecil, yang kamu lakukan untuk kebahagiaan saya. Ingatlah bahwa saya mencintaimu lewat hal-hal sederhana. Sesederhana sebuah pelukdi penghujung hari, sesederhana sebuah kecup di pagi hari. Terima kasih atas banyak hal yang sudah kamu ajarkan, berikan, perlihatkan kepada saya. Yang saya tahu, kini, cinta itu bukan hanya dapat dirasakan, namun juga dapat dilihat; Kamu. Untuk Bunt, saya cinta kamu, lebih dari cinta-cinta saya yang lalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar