Kamis, 26 Mei 2016

Hampa

Pernah kau rasakan kekosongan yang tak kau pahami? Seperti ada lubang yang menembus hatimu. Isi kepala yang amburadul. Atau hari-hari cerah telah melengkapi tawamu, namun tetap kau rasakan kekurangan. Sedemikian kacau sebab tak bisa kau kendalikan.Lalu kau mencoba mencari jawaban di cermin. Mendapati tubuh di hadapanmu sempurna, namun berantakan. Matamu menerawang hal yang entah. Pikiranmu berlarian tanpa bisa kau cegah. Ini perlahan memuakkan. Hingga kau rasa tak ada tempat berteriak yang paling lengang selain dalam hati sendiri. Sesekali kau ingin menangis, namun tak ada air mata yang jatuh. Mungkin samudradi matamu telah mengering, habis menguap bersama awan yang telah lalu. Kau bisa tertawa, namun bukan bahagia. Kau bisa tertunduk, namun bukan bersedih. Tak ada yang bisa kau pahami selain jarum dan benang-benang yang berserakan di sekujur tubuhmu.Kau merasa bagaikan seonggok kayu yang mengapung. Langkahmu mengalir bersama waktu, namun jiwamu beku dalam kotak kedap. Kau tak lagi merasakankeselarasan. Hatimu ingin, namun tubuh dan pikiranmu menolak. Sekali lagi kau menengok ke arah cermin. Kau mendapati jasad segar yang masih bernyawa namun tak berasa. Kau bahkan tak lagi mengenali apa itu rasa. Kau rusak. Hidup dalam kematian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar