Sabtu, 15 Agustus 2015

Cup Cakes

Maret, ini adalah luka di jari telunjukku yang kesekian dari 517 hari jadi kita. Pisau ini tidak salah. Dia membantuku, hanya aku yang tak bisa mengendalikannya dengan terarah. Mungkin aku mengantuk atau terlalu lelah. Aku harap kau tak marah. Dari aliran darah yang mengalir di sela-sela potongan coklat untukmu, aku teteskan satu pada tepung itu. Maaf, ternyata belum cukup, ada air mata yang tak sengaja bercampur tanpa kutahu. Dan, ini sempurna. "Apa kau suka?" "Ini sangat lezat, Mei. Terima kasih. Ini cup cakes terbaik yang pernah kunikmati" Aku bisa melihat sinar kejujuran dari matamu. Kau benar-benar menyukai cup cakes itu Maret. Menyaksikan hal itu membuatku bisa meledak. Meledak karena bahagia. Aku ingin terus membahagiakanmu, Maret, dengan apapun yang aku punya. "Aku menyelipkan bagian diriku di cup cakes" "Pantas saja lezat, pasti ada cinta di setiap hidanganmu" Maret tidak mengerti. Dia masih makan dengan lahap sambil sesekali mengelus kepalaku. "Lain kali, akan aku selipkan hatiku di situ" Maret masih tidak mengerti. Dia terlalu lugu untuk isi hati pacarnya yang tak sederhana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar