Aku sering menemukan diriku sendiri
terbangun di tengah malam dengan napas memburu dan linglung, tak tahu
harus melakukan apa. Atau seringkali aku terperangkap dalam sebuah mimpi
yang aku sendiri sadar bahwa aku sedang bermimpi tapi tak sanggup
bangun. Aku pernah mencoba menampar diriku sendiri beberapa kali di
dalam mimpi, tapi tak bangun juga hingga aku menangis keras-keras. Aku
merasakan hangat air mata yang meleleh di sudut mataku tapi aku tak
sanggup bersuara selain sesenggukan, sadar bahwa aku sedang bermimpi dan
benci karena aku tak sanggup bangun saat itu juga.
Pernahkah kau bermimpi lalu yakin
sesuatu yang buruk akan terjadi tepat ketika kau bangun dan sibuk
mengatur napasmu yang berkejaran?
Lalu tidur menjadi sesuatu yang menakutkan..
Ibu bilang, mungkin aku hanya lupa
membaca doa sesaat sebelum tidur padahal aku selalu membaca doa. Sahabatku bilang, aku hanya kurang makan
dan minum padahal aku selalu memastikan perutku kenyang sebelum tidur
supaya tak terbangun tengah malam karena kelaparan. Lagi pula aku tak
menyimpan makanan apapun di kamar untuk kumakan kalau-kalau aku
terbangun.
Lalu tidur menjadi sesuatu yang menakutkan..
Percayakah kau pada jimat? Sesuatu yang
bertuah, mengusir segala hal yang buruk. Kesialan dan mimpi buruk, lalu
mendatangkan keberuntungan.
Aku pernah menemukan diriku begitu
terkejut, terbangun tengah malam dengan seluruh badan gemetar, gigi
bergemeletuk dan napas tercekat. Lalu aku temukan peluknya, sesuatu
semacam jimat yang ajaibnya membuatku langsung merasa tenang. Aku
mendekapnya erat, menangis di dadanya. Tak sampai 3 menit, aku sudah
tertidur lagi. Lebih pulas.
Paginya, saat dia bertanya apa aku
semalam bermimpi buruk, aku berusaha keras mengingat. Sungguh aku hampir
lupa. Padahal biasanya, aku akan sulit tidur kembali setelah terbangun
karena mimpi dan akan selalu ingat mimpi itu saat hendak tidur sampai
tiga hari ke depan.
Dia adalah sebaik-baik jimat.
Pernahkah kau merasa bahwa kau ingin
terjaga di dada bidang seseorang, menikmati belaian tangannya di
punggung, wangi aroma napasnya dan gerakan dadanya yang teratur? Lalu
kau merasa tak penting itu terjaga atau bermimpi sebab dalam keduanya,
kau akan bertemu dengan orang yang sama dan rasanya sama-sama
membahagiakan.
Itu yang aku rasakan. Saat merajut lelap di dekap dadanya.
Dia adalah sebaik-baik jimat.
Maka setelah kau membaca tulisanku ini,
adakah kau mengingat seseorang? Lalu kau ingin berlari, mengendus
wanginya dan mendekap dadanya erat?
Maka kau setelah membaca tulisanku ini,
adakah sedikit saja air mata meleleh karena buncah rindu tiba-tiba
menemukan perciknya di dalam dada? Lalu tanganmu gemetar, sibuk mencari
genggam yang selama ini menguatkan?
Maka kau setelah membaca tulisanku ini, masihkah kau menginginkan jawaban?
Sebab dia adalah sebaik-baik jimat.
Sebab dia adalah kau. Bunt ku
Aku tunggu kau di sudut sesal, saat aku
terlalu terlambat menjawab pertanyaan “apa arti aku bagimu?” hingga
akhirnya kau hilang, tak meninggalkan jejak apa-apa untuk kucari dan
kuikuti lagi.
Maka setelah membaca tulisanku ini, maukah kau kiranya pulang, sayang?
Sebab mimpiku memanggilmu kembali. Saatnya aku terlelap dalam dekapmu lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar