Rabu, 12 Agustus 2015

Pelukan mu Bunt

Aku sering menemukan diriku sendiri terbangun di tengah malam dengan napas memburu dan linglung, tak tahu harus melakukan apa. Atau seringkali aku terperangkap dalam sebuah mimpi yang aku sendiri sadar bahwa aku sedang bermimpi tapi tak sanggup bangun. Aku pernah mencoba menampar diriku sendiri beberapa kali di dalam mimpi, tapi tak bangun juga hingga aku menangis keras-keras. Aku merasakan hangat air mata yang meleleh di sudut mataku tapi aku tak sanggup bersuara selain sesenggukan, sadar bahwa aku sedang bermimpi dan benci karena aku tak sanggup bangun saat itu juga.

Pernahkah kau bermimpi lalu yakin sesuatu yang buruk akan terjadi tepat ketika kau bangun dan sibuk mengatur napasmu yang berkejaran?
Lalu tidur menjadi sesuatu yang menakutkan..

Ibu bilang, mungkin aku hanya lupa membaca doa sesaat sebelum tidur padahal aku selalu membaca doa. Sahabatku bilang, aku hanya kurang makan dan minum padahal aku selalu memastikan perutku kenyang sebelum tidur supaya tak terbangun tengah malam karena kelaparan. Lagi pula aku tak menyimpan makanan apapun di kamar untuk kumakan kalau-kalau aku terbangun.

Lalu tidur menjadi sesuatu yang menakutkan..
Percayakah kau pada jimat? Sesuatu yang bertuah, mengusir segala hal yang buruk. Kesialan dan mimpi buruk, lalu mendatangkan keberuntungan.
Aku pernah menemukan diriku begitu terkejut, terbangun tengah malam dengan seluruh badan gemetar, gigi bergemeletuk dan napas tercekat. Lalu aku temukan peluknya, sesuatu semacam jimat yang ajaibnya membuatku langsung merasa tenang. Aku mendekapnya erat, menangis di dadanya. Tak sampai 3 menit, aku sudah tertidur lagi. Lebih pulas.

Paginya, saat dia bertanya apa aku semalam bermimpi buruk, aku berusaha keras mengingat. Sungguh aku hampir lupa. Padahal biasanya, aku akan sulit tidur kembali setelah terbangun karena mimpi dan akan selalu ingat mimpi itu saat hendak tidur sampai tiga hari ke depan.
Dia adalah sebaik-baik jimat.

Pernahkah kau merasa bahwa kau ingin terjaga di dada bidang seseorang, menikmati belaian tangannya di punggung, wangi aroma napasnya dan gerakan dadanya yang teratur? Lalu kau merasa tak penting itu terjaga atau bermimpi sebab dalam keduanya, kau akan bertemu dengan orang yang sama dan rasanya sama-sama membahagiakan.
Itu yang aku rasakan. Saat merajut lelap di dekap dadanya.

Dia adalah sebaik-baik jimat.
Maka setelah kau membaca tulisanku ini, adakah kau mengingat seseorang? Lalu kau ingin berlari, mengendus wanginya dan mendekap dadanya erat?
Maka kau setelah membaca tulisanku ini, adakah sedikit saja air mata meleleh karena buncah rindu tiba-tiba menemukan perciknya di dalam dada? Lalu tanganmu gemetar, sibuk mencari genggam yang selama ini menguatkan?
Maka kau setelah membaca tulisanku ini, masihkah kau menginginkan jawaban?
Sebab dia adalah sebaik-baik jimat.
Sebab dia adalah kau. Bunt ku

Aku tunggu kau di sudut sesal, saat aku terlalu terlambat menjawab pertanyaan “apa arti aku bagimu?” hingga akhirnya kau hilang, tak meninggalkan jejak apa-apa untuk kucari dan kuikuti lagi.
Maka setelah membaca tulisanku ini, maukah kau kiranya pulang, sayang?
Sebab mimpiku memanggilmu kembali. Saatnya aku terlelap dalam dekapmu lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar