Kamis, 01 Agustus 2013

Untuk Sahabat ku

“ adakah jalan yang sangat terlalu sukar untuk dilalui?”

 Pertanyaan itu menghantarkan ku untuk berfikir dan merenungi apa yang sedang terjadi sekarang ini. Aku tahu sebuah ketakutan yang mereka rasakan. Aku tahu sebuah kegelisahan dan pergumulan yang mereka rasakan. Jika aku terlihat seperti baik – baik saja bukan aku sedang tidak resah dan sedang tidak gelisah. Bukan sedang tidak takut bahkan berupaya menyembunyikannya, hanya saja aku kehabisan akal untuk mengungkapkannya dan akhirnya kupilih untuk diam.


Teman, saat ini aku ingin kalian tahu. Dalam diam yang sedang kunikmati ini, kalian datang dalam fikiranku.  Bagaimana mereka? Sehat? Atau sedang takut?
Terpilih sebagai pelayan Tuhan dalam koordinasi ternyata tidak cukup untuk membuat kita dekat. Tidak cukup untuk membuatku merasakan apa yang kalian rasakan. Sangat sedih bahkan miris jika memikirkannya. Tapi, diam- diam aku ingin mengetahui apa yang kalian rasakan. Kalian sedang takut bahkan mungkin geram. Dan tentunya hidup dalam ketakutan itu sungguh tidak lah menyenangkan.

Tapi sobat, aku juga ingin kalian tahu,  Tuhan sedang memproses segala sesuatu.
Kalian pasti tahu dengan sangat benar, sebuah bejana melalui sebuah proses untuk menjadi sebuah bejana yang indah. Dibakar dan dibentuk. Kalian juga pasti tahu, sehabis pelangi ada hujan, Tuhan menyediakan waktunya, dan semua indah pada waktunya. Kalian juga mengetahui dengan sangat baik bahwa Tuhan memberikan ujian iman untuk membuat kita menjadi hamba yang unggul di dalamNya, kalian juga tahu bahwa dalam sebuah kesulitan Allah tidak pernah lupa menyisipkan suatu jalan. Kalian pasti tahu itu semua dengan sangat benar. Tapi satu hal yang kuragukan, apakah kalian memang benar-benar tahu apa yang sedang Tuhan harapkan dari kita ketika kita diperbolehkan merasakan ini?. Tidak sedang menguji, aku berkata demikian karena aku sendiri pun sedang tidak yakin dengan jawabanku.

Gideon, dipilih Allah menjadi hambaNya.  Gideon takut bahkan meragukan Tuhan atas panggilan itu.  Tahu bahwa Gideon masih takut, Tuhan justru ingin dia menghadapi orang-orang sekampungnya sebelum ia menghadapi musuh di medan perang.  Namun Gideon hanya berani melakukan perintah Tuhan di malam hari. Tapi Tuhan tidak marah . Karena satu hal; karena meski lemah iman, Gideon tetap menaati Allah (Hakim-Hakim 6: 27).

Teman,  bukan tidak mungkin Allah mengizinkan kita merasakan bahkan ada dalam kesulitan ini sekarang untuk sebuah rencana besar. Gelisah dan geram melihat situasi yang sedang kita rasakan. Apakah itu hanya sekedar untuk dilihat? Aku rasa bukan. Tapi Tuhan mengharapkan kita untuk bertindak atas semua itu. Tuhan memanggil kita menjadi pelayanNya, bukan hanya menjadi pelayan biasa yang duduk dan melayani.  Meski berat, bahkan sukar sekalipun tapi kita sudah memilih jalan itu bukan.

Menerobos suatu tradisi yang biasa dilakukan orang demi membangun nilai-nilai baru berdasarkan kebenaran memang tidak mudah. Tidak banyak orang yang bisa melakukan itu. Tidak banyak orang yang berani bahkan juga aku. Tapi jika demikian, apakah kita hanya akan menyerah dan hanya membawa ketakutan ini kepadaNya?? Jika karena hanya takut, apakah cukup bagi kita menjadi seorang penonton saja?

Allah tidak ingin kita menyerah pada keadaan. Tapi menginginkan kita sebagai pemenang.
Jika jalannya terlalu sukar, maka kita hanya perlu meminta kekuatan untuk tetap bisa bertahan di jalan itu. Jika jalan itu terlalu menakutkan, kita hanya perlu meminta peneguhan iman bahwa hanya Tuhan yang lebih berkuasa.

Teman, ini terakhir dari yang aku fikirkan tentang kita. Ternyata Dia tidak ingin kita hanya menjadi sekedar pemenang saja, bukan semata-mata menang saja.  Allah tidak tertarik untuk memberikan kemenangan begitu saja.  Kita dipanggil dan disertai. Jika takut hadapilah. Meski gentar mari tetap taat. Dan melakukannya dengan cara yang benar menurut pandangan Allah.
Dan akhirnya ttaplah berjuangMiss u all :(

Tidak ada komentar:

Posting Komentar